Bab 7

106 16 3
                                    

Seoul, South Korea – October, 21st 2012

“Mino!”, teriak gadis yang baru saja keluar dari sebuah salon ternama di Seoul seraya melambai-lambaikan tangan kanannya.

Dengan kecepatan tinggi gadis itu berlari ke arah pemuda yang dipanggilnya tanpa memperdulikan lagi bagaimana tampilan rambut barunya yang baru saja selesai ditata itu.

“Bagaimana?”, tanyanya setelah berhasil berhadapan langsung dengan pemuda bernama lengkap Song Minho itu seraya membetulkan rambut barunya itu.

“Tidak buruk.”, jawab Mino begitu nama panggilannya kemudian membantu membetulkan rambut Seulgi yang sukses terlihat kacau akibat berlari itu walaupun tidak terlalu parah.

“Tidak bisakah sekali saja memberikan komentar yang terdengar lebih baik? Tidak buruk bukan berarti baik kan?”

“Aku mengatakan yang sejujurnya, memangnya kau mau aku berbohong?”

“Kau! Kenapa ada orang yang begitu menyebalkan di dunia ini? Oh Tuhan, berilah aku kesabaran dalam menghadapi orang ini.”

Pemuda itu hanya bisa tersenyum geli melihat tingkah gadisnya yang terbilang berlebihan itu.

“Kau sendiri yang mengajariku untuk tidak mengatakan sebuah kebohongan, Bear.”

“Kali ini aku benar-benar menyesal harus kehilangan rambut coklat ku.”

“Kau kelihatan lebih baik dengan rambut hitam.”

Seketika Seulgi menjadi salah tingkah, pipinya menggambarkan betapa malunya ia harus dipuji oleh kekasihnya sendiri. Seulgi, Gadis itu selalu saja begini jika dipuji seorang lawan jenis apalagi jika orang itu adalah kekasihnya sendiri. Ekspresi yang begitu menggemaskan.

“Apa ku bilang? Lebih baik tidak memujimu jika kau harus berubah menjadi aneh begini.”

“YA!”

“Apa? Masih ingin menyangkal?”

“Aaaa! Aku bisa gila lama-lama di sini!”, pekik Seulgi frustasi seraya mengacak-ngacak rambutnya yang baru saja dibetulkan itu kemudian berjalan pergi meninggalkan Mino yang masih tersenyum geli di tempatnya.

“Ya! Bear! Aku tunggu malam ini di tempat biasa jam 7.”

Seulgi masih menahan gengsinya untuk tidak berbalik dan mengiyakan permintaan Mino.

“Aku akan menunggu sampai kau datang.”, teriak Mino sekali lagi.

Chanyeol berjalan seorang diri menyusuri jalanan kota New York, melewati beberapa tempat di mana dulu ia pernah mengukir kenangan manis bersama seorang gadis yang berhasil memenuhi pikirannya beberapa tahun terakhir ini. Chanyeol melewati Hotel berbintang 4 dengan 26 lantai bernama The Waldore Astoria  tempat di mana terakhir kalinya ia melihat gadis itu, Gereja Cathedral of Saint John the Divine   tempat di mana gadis itu dulu pernah mengatakan bahwa ia akan menyerahkan sebuah buku karangan Gabriel García Márquez ke perpustakaan, semuanya dapat Chanyeol ingat dengan baik, setiap gerak gerik gadis itu, setiap perkataan yang keluar dari mulut gadis itu, semuanya seperti baru terjadi di hari kemarin. Walaupun 2 tahun telah berlalu, walaupun keadaan sudah berbeda jauh dari 2 tahun yang lalu, Chanyeol. Ia tidak akan pernah menyerah pada waktu yang terus berjalan.

Seorang berkulit hitam tampak sedang sibuk menawarkan buku buku bekas yang dijualnya di depan gereja itu. Buku bekas.

Ya, tentunya hal itu sangat menarik perhatian Chanyeol yang kebetulan lewat. Ia berhenti tepat di depan buku-buku bekas yang terpajang rapi di atas sebuah meja dengan ukuran yang cukup panjang. Melihat buku buku itu satu per satu dan benar saja, “LOVE IN THE TIME OF CHOLERA” muncul di tepat di hadapannya. Tanpa suatu keraguan Chanyeol langsung meraihnya, memisahkan buku itu dari buku buku lainnya dan kemudian membuka cover buku itu perlahan. Putih bersih, hanya itu yang berhasil tertangkap oleh kedua mata Chanyeol.

Ya, setelah cover buku itu terbuka halaman pertama buku itu tak lebih dari selembar kertas berwarna putih bersih tanpa ada setitik tinta pun yang menghiasinya.

Haruskah aku menyerah? gumam Chanyeol dalam hati.

Seorang wanita paruh baya tampak sedang duduk di sebuah sofa bermotif garis-garis di sebuah ruangan kerja dengan Seulgi di tepat di hadapannya.

“Jadi, apa yang anda rasakan selama ini?”, tanya Seulgi seraya menatap serius ke wanita paruh baya itu.

“Aku benar-benar tidak nyaman dengan kondisi di rumahku yang semakin memburuk.”, wanita paruh baya itu mengerutkan keningnya.

“Bisa anda jelaskan lebih rinci permasalahannya?”, lanjut Seulgi seraya mencatat beberapa poin penting yang disampaikan wanita paruh baya itu.

Seulgi tampak serius mendengarkan semua keluh kesah wanita paruh baya itu akan kondisi keluarganya. Ia memang harus menjadi pendengar yang baik karena itulah pekerjaannya bekerja di sebuah Counseling Center di Seoul sejak 2 tahun yang lalu.

1 jam berlalu Seulgi sesekali melirik jarum jam tangannya yang hampir menunjukkan angka 7.

“Baiklah, aku rasa cukup untuk hari ini. Semoga dapat bermanfaat bagimu. Terima kasih atas kunjungannya.”

Seulgi segera mengambil coat dan tasnya kemudian melesat keluar menuju parkiran. Entah apa yang ada dipikirannya, namun ia yakin Mino akan menyampaikan sesuatu yang penting malam ini. Mino tidak akan pernah mengajak Seulgi ke tempat itu jika tidak ada sesuatu yang sangat penting yang ingin dikatakannya atau diperlihatkannya pada Seulgi.
Tempat yang sangat istimewa bagi Mino maupun Seulgi.

“Mino”, panggil Seulgi pelan setelah memasuki sebuah rumah bergaya eropa yang tampak kurang terawat dan tidak mendapati sosok yang dicarinya.

Bibir Seulgi tertarik sendirinya membentuk sebuah senyuman saat dirinya melemparkan pandangan ke seluruh sisi ruang utama rumah itu.

 

Namaku Mino, dan kau?

Seulgi

.

.

.

Kau mau menjadi temanku,bear?

Tentu saja.

.

.

.

 Aku menyukaimu.

Mino.

Kang Seulgi, maukah kau menjadi kekasihku?

Aku mau.

Seulgi tak bisa berhenti tersenyum mengingat semua kejadian yang pernah terjadi di rumah itu. Walaupun hanya sebuah rumah tua yang tidak terurus, namun rumah itu tetap berdiri kokoh di tengah-tengah bangunan-bangunan megah di sekitarnya dan yang terpenting, rumah itu terlalu banyak menyimpan kisah menjadi saksi bisu antara dirinya dan Mino.







Jadi gimana guys kalian  tim mana Chanyeol atau Mino?




Selamat ulang tahun kang seulgi😍
Update kali ini aku sengaja pas ultah nya.



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SerendiptyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang