11

1.1K 191 6
                                    

Pulang dari kerja kelompok tadi, Wendy mampir dulu ke minimarket yang waktu itu. Waktu Wendy lagi milih-milih samyang, tiba-tiba ada tangan yang terulur bareng sama tangannya ngambil samyang.

"Eh Wendy, jajan samyang lagi?" Tanya Jae.

"Iya, lo juga jajan samyang? Suka pedes emang?" Tanya Wendy.

"Engga suka, titipan adek gue ini." Jawab Jae.

"Oh lo punya adek?" Tanya Wendy.

"Iya, ada dua malahan." Jae terkekeh saat mengatakannya.

"Rame dong rumah lo?" Tanya Wendy lagi.

"Bukan rame-rame lagi, rame banget. Adek gue dua-duanya berisik," ujar Jae.

"Ih seru bange-"

"Ekhem, mba mas boleh minggir gak? Saya mau ngambil mi-nya juga." Ujar salah satu pembeli.

"Emm maaf bu," Ujar Jae.

Wendy malu banget, saking malunya muka Wendy sampe merah. Jae menyadari hal itu, dan dengan cepat mengajak Wendy ngobrol di luar.

"Wen lanjut ngobrol di depan aja yu," ajak Jae.

Apa? Ini gue gak salah dengerkan?

"Engga deh kayanya, gue harus cepet-cepet pulang udah malem soalnya." Tolak Wendy.

"Baru jam 7 Wen, waktu itu juga malem-malem ke sini gak apa-apa." Ujar Jae meledek Wendy.

"Kan beda," ujar Wendy dengan suara pelan.

"Beda apanya, sama aja kali. Nanti lo pulang sama gue deh, biar gue ngomong sama nyokap lo." Tawar Jae.

Ngomongin mamanya, Wendy jadi keinget siapa yang nganterin dia waktu itu dan sprey UKS.

"Hmm, yaudah deh iya." Wendy menerima ajakan Jae karena mau nanyain yang waktu itu bukan karena apa-apa.

Di balik LayarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang