3 : interestingly

1.6K 251 2
                                    

“WEN LIAT DEH ITU VOKALISNYA ENAM HARI YANG CAKEP BANGET.” Seulgi berbicara dengan agak kencang, agar Wendy dapat mendengarnya bicara.

Dan ya akhirnya Wendy ditarik paksa oleh Seulgi untuk menonton mini konser tersebut. Pada awalnya ia memang sama sekali tidak berniat untuk menonton– bukan karena ada laki-laki tadi– karena cuaca hari ini sangat panas.

Mendengar ucapan Seulgi membuat Wendy mau tidak mau mendongakkan kepalanya dan menatap kearah panggung tersebut.

Oh laki-laki itu

Saat Wendy sedang menatapnya, tiba-tiba laki-laki itu mengedarkan pandangannya dan berhenti saat ia mendapati Wendy tengah menatapnya.

Oh hell kenapa dia jadi menatapku juga.

Jadi kenapa Wendy bisa dengan gampangnya tau kalo laki-laki itu tengah menatapnya juga karena tidak ada lagi orang di depan atau di belakang dirinya. Sebenarnya ada, tapi jauh dari posisi saat ini ia berada.

Jadi konser ini bukan semacam konser sungguhan dimana orang-orang menontonnya dengan berdiri, disini pihak penyelenggara memberikan kebijakan agar mahasiswanya untuk duduk saat menikmati konser. Mereka menyediakan semacam sejadah untuk menjadi alas. Dan lagi, orang-orang yang menonton disini sekarang tidak terlalu ramai, karena kebanyakan dari mereka sekarang sedang mencari makan.

“Dia siapa sih?” Wendy mendekatkan wajahnya ke telinga Seulgi, agar Seulgi dapat dengan mudah mendengarkan pertanyaannya.

“Astaga Wendy lo gatau dia?!” Seulgi menatap Wendy terkejut. Karena menurut Seulgi lelaki yang ditanyakan Wendy sangat terkenal.

“Engga.” Wendy menjawab pertanyaan Seulgi dengan wajah polosnya.

“Buset kemana aja sahabatku ini?” Wendy mencebikan bibirnya mendengar pernyataan Seulgi. “Dia Park Jaehyung, atau anak-anak lain sering panggil dia Jae. Terkenal banget loh dia, selain di kampus dia juga manggung di luar kota sama bandnya” Wendy hanya membalas ucapan Seulgi dengan membulatkan bibir.

“Kenapa sih emangnya? Lo suka?” Tanya Seulgi.

“Ih yakali,” Wendy menjawab pertanyaan Seulgi dengan judes.

.

Wendy sudah satu bulan menjadi mahasiswa di kampus ini, yang artinya konteks ia bertemu dengan Ja– kak Jae jadi tambah sering. Di taman, di parkiran, di kantin, bahkan di kelas juga Wendy pernah. Dan sialnya lagi saat mereka tidak sengaja bertemu, Jae selalu melayangkan senyuman manisnya dan terkadang menyapanya. Dan hal itu membuat pandangan Wendy pada Jae sedikit demi sedikit berubah.

Sejauh Wendy memandang, Jae ini anaknya lumayan easy going.

Dan sekarang tugas Wendy adalah mengenyahkan fakta kalo dia sedikit tertarik dengan Jae. Karena jika Wendy pikir lagi, Jae ini famous dan pasti banyak perempuan sudah mengantri untuk mendapatkan hatinya– tidak atau bahkan sudah ada seseorang dihatinya.

Saat ini Wendy sedang ada di kantin, ia telah membuat janji temu dengan pasangan– sialan– ini lagi. “Hoon pesenin gue minum dong,” ucap Wendy pertama setelah ia mendudukkan bokongnya pada salah satu kursi yang di depannya terdapat Seulgi dan Seunghoon.

“Buset dateng-dateng langsung nyuruh.” Seulgi ini terkadang menjadi galak jika dengan gampangnya Wendy menyuruh pacarnya untuk melakukan ini dan itu. Dia bahkan pernah memaki Wendy karena Wendy dengan gampangnya menyuruh Seunghoon melakukan segala hal. Sudah saling mengenal sejak masa sekolah menengah membuat Wendy tidak lagi canggung atau bahkan cenderung tidak tau diri pada Seunghoon.

Heh Wendy sialan, pacar gue bukan babu ya. Wendy tertawa jika mengingat Seulgi membela pacarnya itu. Padahal pada saat itu posisinya Wendy dan Seulgi baru selesai latihan Dance di lapangan, dan dia hanya meminta Seunghoon mengambil air minum di tasnya yang ada di pinggir lapangan yang Seunghoon lewati berbarengan dengan Seunghoon menemui Seulgi.

“Iya mba maafkan hamba,” Wendy akhirnya meninggalkan bangku yang Seulgi dan Seunghoon tempati dan berjalan dengan gontai ke arah penjual jus yang sangat ia inginkan.

Di balik LayarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang