Tania yang sedang memoleskan liptint cherry di bibir mungilnya tersenyum manis mengingat dirinya akan turun ke arena berbahaya setelah sekian lama. Ia melihat pantulan dirinya sekali lagi,
Celana levis hitam di padupadankan dengan t-shirt abu tua dan kemeja hitam ditambah sneakers nike—anggap ae itu di kamarnya yaa—
sangat cocok dengan Tania yang tidak suka berlebihan —kecuali saat acara formal—Setelah dirasa cukup, ia mangambil kunci motor, serta ponselnya lalu pergi keluar untuk menemui saudaranya.
Tania POV
"Good night everybody!!!" Sapa ku dengan ceria
"Hey good night honey, kemari kita makan malam sebelum berangkat" balas Ka Minsung seraya melirik kursi di sebelah kanannya guna kode jika aku harus duduk disana.
"Apa Kayla,Kila,dan Isil belum datang? Padahal ini sudah pukul 8---" ucapan ku terpotong oleh suara ketukan pintu.
"Biar abang yang buka" ucap bang Brian, berdiri dari duduknya dan berjalan ke arah pintu utama.
"Selamat malam semuanya" sapa Kayla,Kila,dan Isil kompak.
"Malam. Kemari duduk kita makan malam bersama" balas Ka Minsung mempersilahkan mereka untuk duduk. Untungnya meja makan di ruangan ini panjang jadi cukup untuk mereka berempat duduk.
"Kenapa lama banget sii" kesalku melihat kearah mereka.
"Sorry Tan, nii bocah satu lambat banget" balas Kila menunjuk Isil dengan dagunya.
"Ehehe sorry habis gua lupa malam ini ada jadwal" kekehnya.
"Yauda sekarang kalian makan dulu baru kita lanjut ke arena" putus Ka Azka.
———————
Sesampainya di arena, mereka bergabung dengan kelompok Ali.
"Jadi mana lawan gue?" Ucap seorang laki laki yang berjalan ke arah mereka dengan perempuan berbaju minin seraya memeluk lengan lelaki itu manja.
"Gue sama dia" jawab Ali menunjuk Tania dengan dagunya.
"Lawan gue cewe? Lo yakin? Hey cantik daripada balapan mending kita main aja berdua gimana?" Tanya nya berjalan ke arah Tania.
"Sorry gue gak level main bareng laki laki yang modelan kek lo" jawab Tania ketus
"Banyak gaya lo, kalah dikit mewek. Yauda sampai bertemu di arena sayang" ucapnya mencoba mencolek dagu Tania namun ditepis oleh Ali.
"Udah sono balik siapin barang taruhannya takutnya lo kalah, barang taruhan belom ada" ketus Ali.
————————
Kini Tania dan Ali sudah siap dengan motor kesayangan mereka. Deru motor memperpanas suasana, ditambah sorakan penonton yang saling mendukung jagoannya masing masing.
"Hey cantik nanti pelan pelannya takutnya jatoh trus nangis" ujar pria yang berada di sebelahnya, namun tak di gubris oleh Tania.
"Siap? 1.... 2.... 3...."
Dorrr...
Setelah pistol ditembakkan ke arah langit, Tania dan Ali melajukan motornya namun dengan kecepatang yang sedang, berbeda dengan kedua musuhnya yang melajukan motornya dengan kecepatan penuh seolah yakin mereka bisa menang.
Setelah di pertengahan jalan, Tania dan Ali saling pandang lalu mengganggukan kepalanya sebagai tanda saatnya mereka menyelesaikan permainan ini dengan kemenangan dan menambah kecepatan motornya sampai melewati kedua musuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TaniAli
FanfictionApa jadinya jika seseorang yang dikelilingi oleh penuh rasa kasih sayang, perhatian, menjadi seseorang yang berhati dingin, dan tidak punya rasa kasih sayang? Apa jadinya jika seorang gadis yang imut nan cantik bahkan mempunyai rasa tidak tega terha...