bagian 30

2K 35 1
                                    

Dua belas bulan kemudian

Semakin hari tingkah El semakin membuat kedua orang tuanya pusing. Meskipun usia EL sudah memasuki dua belas bulan bukan berarti anak itu diam saja. Apalagi EL sudah bisa merangkak atau pun berjalan ke segala arah yang mampu membuat mario sangat lelah untuk mengejarnya. Tetapi mario tidak pernah mengeluh, ia menikmati perannya sebagai ayah yang dan mencoba menjadi ayah  yang sempurna bagi anak-anak dan juga menjadi seorang suami yang sangat dicinta oleh sarah.

"EL,sini ke ayah," seru mario saat ia dengan anaknya sedang bermain di beranda belakang rumah. EL sedang asyik merangkak di atas rerumputan sintesis yang baru di ganti beberapa minggu yang lalu. "El."

Anak laki laki itu hanya menoleh lalu duduk dan tersenyum menggemaskan ke arah mario seraya memlambai-lambaikan sebelah tangannya. Kedua pipinya yang terlihat chubby dan matanya yang sipit merupakan turunan dari sang ayah, membuat El terlihat semakin menggemaskan. Anak itu tertawa saat mario terus saja memanggilnya.

"El." Panggil mario sekali lagi seraya berjalan menghampiri anaknya lalu menggendongnya, tetapi el justru meronta ingin di turunkan. Anak itu mulai tidak suka jika kedua orang tuanya menggendongnya.
"Kalo mau turun jangan merangkak kesana oke."

El menanggapinya hanya dengan tawanya yang riang seraya menganggukan kelapanya. Anak itu sudah sedikit mengerti apa yang mario dan sarah katakan.

Mario pun kembali menurunkan El dan secepat kilat anak itu kembali merangkak menjauhi mario, membuat pria itu menggeleng-gelengkan kelapanya melihat tingkah laku El yang hampir membuat kepalanya pecah.
Bukan karena apa apa mario sangat khawatir dengan anaknya itu, El selalu saja ada yang terluka saat lepas dari pemantuan mario dan sarah.

"Kenapa sih mario teriak teriak terus.?" Tanya sarah yang datang dengan dua gelas orange juice dan biskuit El sebagai pendamping ASI

"Itu si El susah banget di bilangin buat ngggak jauh jauh dari aku." Keluh mario seraya mengambil segelas orange juice yang sudah berada di atas meja

''Tuh lihat,jauh banget kan.?"

Sarah hanya terkekeh pelan melihat mario yang kepanikan." Udah biarin aja kali mario. Namanya juga anak kecil. Apalagi kata mommy juga umur segitu emang lagi aktif-aktifnya."

"Jangan dengerin mommy aku, sarah."

"Nggak boleh gitu sayang." Sarah mendekati mario lalu menyentuh kedua pundak suaminya itu. "Kata mommy juga, dulu kamu lebih dari El."

"Udah berapa kali aku bilang, kalo itu bohong,sarah.sewaktu aku sebesar El aku jadi anak pendiam."

"Masasih kamu diam,terus yang mecahin dua piring siapa."

"Hehehe."

Karena terlalu asik mengobrol dan mario mulai tak memperhatikan El lagi, hingga anak itu mulai menangis

"El kamu kenapa."ucap mario seraya menggendong el yang menangis

"El kamu kenapa nak, mario kenapa El bisa nangis emang kamu apain anak kamu ini." Ucap sarah

"Kita bawa kerumah sakit aja."

"Nggak usah lebay deh mario, itu hanya luka kecil aja."

"Aku takut dia kenapa-kenapa sarah walapun luka kecil tetep aja harus di bawa rumah sakit."

"Itu cuma benjol sayang,wajar anak seusia kalo terluka."

Mario kekeh membawa el ke rumah sakit tapi sarah hanya menganggukkan kepala melihat begitu keras kepalanya mario

Apa yang dilakukan oleh mario sedikit berlebih.kala berada di dalam mobil, El sudah tidak menangis dan asyik bermain dengan ibunya. Lukanya juga sudah tidak berdarah lagi. Tetapi apa boleh buat,mario yang keras kepala sangat sulit untuk diluluhkan.

"Mario, El udah nggak apa apa iya kan sayang." Ucap sarah kepada mario

Pria itu tidak menjawab dan lebih fokus pada jalanan kota jakarta. Raut wajahnya masih terlihat panik membuat sarah tertawa geli.

Hingga dua puluh menit kemudian, mobil mereka sudah berada di halaman parkir salah satu klinik anak yang sudah dihubungi terlebih dahulu oleh mario

" Ayo turun,sayang," ajak mario kepada El dan juga sarah tentu saja, pria itu langsung mengambil El dari sarah

Sarah mengikuti langkah suaminya dari belakang. Untung saja mereka tidak harus menunggu karena sudah membuat janji dengan sang dokter

"Silakan duduk," perintah seorang dokter wanita dengan senyumnya yang ramah. Namanya dokter nandia

"Ada keluhan apa ?" Tanya dokter nandia dengan selembar kertas dan juga sebuah bolpoin yang berada di tangannya.

Untuk saat ini sarah lebih memilih diam dan membiarkan mario yang menjelaskan maksud kedatangan mereka berdua.

"Jadi begini dok. Anak saya tadi berbentur dan kepalanya benjol, saya cuman khawatir ada apa apa sama anak saya dokter." Jelas mario yang membuat dokter nandia tersenyum geli.

Tangan sang dokter terulur dan mulai memeriksa kepala El yang saat ini sudah tidak terluka lagi. "Tidak ada apa apa, pak ini hanya luka kecil."

"Untuk anak sebesar itu wajar kalau ada beberapa bagian tubuh yang terluka kecil, karena usia segitu si anak lagi dalam masa pertumbuhan."Dokter nandia tersenyum

"Dok yakin anak saya tidak apa apa?" Tanya mario untuk memastikan segalanya

Dokter nandia mengangguk pasti." Tidak apa apa,pak."

"Kalo begitu kami pamit dulu ya dok."

Sarah mengikuti mario yang bangkit dari kursi,lalu bersalaman bersama  dokter nandia. Berpamitan kepada dokter dan berjalan menuju halaman parkir.

I Love You Ceo Cold (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang