Anet

1.2K 17 5
                                    

Masa orientasi siswa dimulai saat tanah di bulan Juli yang tandus dan berumput coklat, siswa-siswi baru berbaris di lapangan.
Keringat mulai mengucur di pelipis Anet, gadis berusia 16 tahun yang kepanasan. Tenggorokannya kering, ia lupa tak sarapan pagi juga tak membawa air minum karena tak sengaja tertinggal di teras depan rumahnya saat memakai sepatu.
Cuaca pagi sebetulnya tak terlalu panas tapi mungkin karena efek ia tak enak badan rasanya tubuhnya begitu panas dan tak nyaman.

"Dek, kenapa?" Tanya kakak kelas berkacamata itu.

Anet menggeleng, "Gak apa-apa, Kang."

"Yakin?"

"Iya, siap yakin, Kang."

Kakak kelas yang tak Anet ketahui namanya itu pergi dengan menatap Anet khawatir, tak berapa lama..
Bruuuk..
Suara itu cukup mengagetkan karena upacara sangat hening. Panitia berhamburan, mengangkat tubuh gadis itu ke ruang UKS.
Tak ada yang Anet ingat selain ia sudah terbaring di ruangan serba putih.

"Kamu sudah bangun?" Tanya kakak kelas yang memakai jilbab tersenyum ke arahnya lalu membenarkan letak bantal ke punggungnya.

"Iya, teh. Makasih."

"Nama kamu siapa?"

"Anet, kalau teteh?"

"Rami."

"Makasih Teh Rami."

Gadis berjilbab yang sedang piket jaga di UKS bernama Rami itu mengangguk. Menyodorkan teh manis hangat ke arah Anet. Ia menerima dan meminumnya sekali teguk...ia haus sekaligus lemas.

"Udah enakan, dek?" Tanya kakak kelas berkacamata yang tadi pagi Anet temui.

Anet mengangguk.

Seorang kakak kelas lain masuk dengan wajah dingin menatap Anet bengis. Anet bergidik mendapat tatapan dingin membekukan hatinya.

"Kalau sakit gak usah maksain upacara. Jadi ngerepotin orang kan." Pria itu menatapnya sinis lalu melengos meninggalkan ruang UKS.

"Maaf, kang." Anet menunduk merasa bersalah.

"Udah jangan dimasukin ke hati. Dia memang gitu, maklumin aja. Dia ketua OSIS otomatis semuanya jadi tanggung jawab dia. Bebannya banyak jadi mudah emosi." Rami meminta permakluman dari adik kelasnya.

Anet mengangguk paham. Lain kali jika ada kesempatan ia ingin sekali menggetok kepala kakak kelas berwajah dingin itu.

"Walaupun dia judes kayak emak tiri hatinya baik, buktinya tadi dia yang bawa kamu ke sini dan nungguin kamu di luar sampai siuman". Jelas Teh Rami, Anet menggangguk lagi.

"Sekarang tiduran dulu, dek kalau masih pusing."

Anet menurut lalu meletakan kepalanya di bantal.
Sial banget hari pertama masuk sekolah udah disebelin sama kakak kelas. Batin Anet menggerutu.

**

"Semua anak baru wajib ikut eskul." Dinar si ketua kelas Anet berkoar-koar sedari tadi di depan kelas. Anak-anak sibuk sendiri, ada yang menyimak Informasi dari Dinar, ada yang ngobrol, ada yang mendengarkan musik, ada yang makan nasi kuning dari kantin Bu Omay.

Dinar menelan ludah, seret rasanya tenggorokan sudah cape teriak-teriak anak sekelasnya hanya cuek dan asyik sendiri.

Bisa-bisa setahun jadi KM di kelas ini Dinar kena TBC karena stres. Dinar melengos lalu duduk di bangku.

"Kamu mau ikut eskul apa?" Tanya Anet tahu-tahu muncul di depan Dinar.

"Voli."

"Kalau kamu?" Tanya Anet kepada Laras,

Sekolah BerkisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang