II

409 68 2
                                    

"Myungho-ya....anakku, jaga dirimu baik-baik. Maafkan—"

Minghao meringis dengan kepala nya yang pusing luar biasa, seperti dunia sedang berputar. Minghao terkejut dan langsung  terbangun dari tidurnya, menyadari realita yang harus ia hadapi saat ini.

"Pelan-pelan, kamu masih beradaptasi" Mata Minghao mengerjap pelan, menyadari ada sebuah sosok disamping kanannya Minghao langsung berjaga, sosok disamping Minghao suaranya sangat lembut seperti malaikat. "Santai saja, aku tidak akan memakanmu" Sosok seperti malaikat tersebut terkekeh dan menyentuh mata Minghao, tiba-tiba rasa pusingnya menghilang dan penglihatannya membaik.

Minghao melihat disekitar, dia berada di sebuah kamar bernuansa vintage, Minghao sekarang sedang berada diatas kasur tubuhnya ditutupi oleh selimut tebal yang empuk dan hangat, disampingnya ada seorang laki-laki yang sangat cantik benar-benar seperti malaikat. Sial, visual dimana-mana, dunia macam apa ini. Tadi dia bertemu pria tampan bisa terbang sekarang dia melihat malaikat? Dunia apaan ini, tidak adil. Oke sekarang Minghao yakin dia berada di dunia lain.

"Anda siapa?" Suara Minghao terdengar serak, pria cantik bak malaikat tersebut pun mengambilkan sebuah gelas berisikan air yang berada di nakas samping tempat tidur yang Minghao tempati. "Minumlah terlebih dahulu" Minghao yang biasanya sangat sulit mempercayai orang lain, menurut perkataan orang tersebut.

Setelah Minghao minum orang tersebut tersenyum. Senyumannya pun cantik. "Namaku Jeonghan, aku dari bangsa malaikat, Orang yang membawa mu kesini namanya Wen Junhui, dia dari bangsa vampir." Apa? Malaikat? Vampir? Apakah tebakan Minghao benar bahwa dia berada di dunia lain?

Jeonghan menyadarkan Minghao yang sedang berpikir keras "Hei manusia, siapa namamu?" Minghao pun menyebutkan namanya dengan suara sepelan mungkin "Minghao....Xu Minghao." Jeonghan tersenyum "Oke Hao, aku tidak tahu bagaimana seorang manusia murni seperti kamu masuk ke dunia ini lagi, tapi Selamat Datang" Minghao bingung, haaa Minghao menghela napasnya.

"Hao...aku tahu kamu memiliki banyak pertanyaan tapi tenang saja, kami berjanji akan melindungi mu" Apa? Kami? Apa-apaan ini, Apa maksudnya? Sebenarnya apa yang sedang terjadi? Sumpah kepala Minghao ingin pecah rasanya.

Minghao memijat keningnya "Tunggu...Kami?" Jeonghan mengangguk "Iya kami, nah sekarang kamu bersih-bersih saja dulu nanti jika sudah selesai turunlah ke lantai bawah, kami akan menunggu dan menjelaskan sesuatu padamu" Jeonghan beranjak dari duduknya dan menuju pintu "Oh ya, pakai saja pakaian yang ada di lemari, kalau begitu aku permisi" Dan dengan begitu Jeonghan meninggalkan Minghao sendirian.

Minghao pun bangun dari tidurnya, oke bajunya robek dan kotor, dan untuk kasur siapapun itu Minghao minta maaf jika mengotorinya, tapi sepertinya kasurnya baik-baik saja? Tidak kotor sama sekali. Apakah kasur itu terdapat sihir atau sebagainya? Entahlah, Minghao sudah tidak peduli lebih baik dia mandi. Minghao masuk ke dalam kamar mandi dan mulai membersihkan tubuhnya.

Setelah sekitar 30 menit, dia keluar dari kamar mandi dengan rambut basah, dia membuka lemari yang disebut Jeonghan tadi. Oke semua bajunya terlihat sangat besar untuk Minghao, setelah mencari-cari akhirnya dia menemukan sebuah hoodie berwarna hitam dan celana pendek yang agak besar untuknya, untungnya boxer yang ia temukan muat dan pas, Thank God dia terselamatkan.

Dia membuka pintu kamar dan benar-benar terpana, ternyata dia sedang berada di mansion yang sangat megah, dekorasi nya juga terlihat mewah dan mahal. Pantas saja kamar mandinya sangat bagus, jika dilihat dari ukurannya kamar mandi yang tadi ukurannya sama dengan kamar asrama Minghao.

Dia pun menuruni tangga dan melihat banyak orang yang memperhatikannya, jika bisa ia hitung sekitar ada 11 orang, termasuk Jeonghan dan orang yang tadi menyelamatkannya, Junhui.

"Duduklah, kita akan memperkenalkan diri kita masing-masing" Jeonghan bersuara dengan ria namun pria kecil yang berada di sampingnya berdecak kesal tidak suka "Manusia? Sungguh? Kenapa ada manusia disini? Ini sangat berbahaya kau tahu" pria itu berbicara. Apanya yang berbahaya? Seseorang tolong jelaskan, Minghao benar-benar bingung sekarang.

"Sudahlah Jihoon, dia lebih baik berada disini daripada dibiarkan begitu saja...yah dia beruntung Junhui menemukannya" seorang pria berbadan besar dan tinggi yang sedikit ber-tan itu menjawab.

"Mingyu benar, sudah-sudah sekarang kita perkenalkan diri kita masing-masing ya? Agar Hao tidak ketakutan begitu" Jeonghan menatap Minghao dan tersenyum ketika Minghao membalas tatapannya. "Dimulai dari aku ya, seperti yang kamu tahu Aku Jeonghan, Yoon Jeonghan dari bangsa Malaikat"

Pria lainnya—gosh mereka semua pria—berambut coklat yang sangat lembut, Minghao ingin menyentuhnya "Aku Hong Jisoo, aku juga berasal dari bangsa Malaikat" dia tersenyum tak kalah hangat dari Jeonghan.

"Aku Kwon Soonyoung, aku dari bangsa Harimau, senang bertemu denganmu Minghao" Pria bermata sipit seperti arah angka jam 10:10 itu mengulurkan tangannya, Minghao pun menggagguk menerima jabatan tangan itu.

"Aku Lee Seokmin, aku seorang shapeshifter!!" Pria berambut kecoklatan dengan senyum yang dapat menyinari seluruh dunia.

"Aku Lee Jihoon"

"Aku Jeon Wonwoo"

"Wah, intro kalian pendek sekali, yah cocok sekali dengan kalian. Aku Kim Mingyu dari bangsa Serigala. Jihoon itu penyihir sama dengan Wonwoo" Mingyu pun mendapat tatapan tajam dari Jihoon dan Wonwoo, yang ditatap hanya memperlihatkan wajah tak berdosanya.

"Jun?" Yang dipanggil hanya menaikkan satu alisnya kemudian menyeringai "Wen Junhui"

"Dan mereka bertiga ini, dimulai dari yang paling kiri, Seungkwan, Hansol dan Chan itu adalah keturunan dari Raja Edius, Mereka adalah pangeran. Ayah mereka, Raja Edius adalah raja pertama di Kerajaan Arata. Kerjaaan Arata ini adalah salah satu kerajaan terbesar di Exyl" Jeonghan menjelaskan.

"Wonwoo, Jihoon itu manusia namun mereka bukan manusia murni, mereka itu penyihir, dan hanya penyihir-lah yang dapat berpergian antar dua dunia, yaitu Bumi dan Exyl" Minghao hanya bisa melongo tak berekspresi, sumpah dia lebih baik mendengarkan penjelasan Prof. West daripada penjelasan Jeonghan mengenai kerjaaan Karatan dan dua dunia, Bumi dan apalah itu namanya. Sumpah Minghao merindukan Prof. West si Profesor botak itu walaupun dia menyebalkan tapi setidaknya Minghao mengerti apa yang pak tua itu katakan.

"Oh iya Hao, mansion ini milik Seungcheol, leader dari Diamond Edge, dia adalah tangan kanan Raja Edius, jika kamu bertemu dengannya sapa saja, dia terlihat garang sih namun dia baik kok, jadi tenang saja" Jeonghan memperingati Minghao. Ya Tuhan, apalagi ini, Diamond Edge? Minghao yang sedari tadi diam akhirnya berbicara "Diamond Edge?"

"Diamond Edge itu adalah nama unit rahasia Kerajaan Arata, yang tahu tentang kami hanyalah raja dan para anggota, kami ditugasi untuk mengawasi gerak-gerik kerajaan Dawn" Wonwoo yang sedari tadi sedang membaca buku, menutup bukunya dan menatap Minghao dengan tatapan tajamnya. Astaga, apalagi ini Kerajan Dawn? Kenaoa harus diawasi segala? Apakah mereka adalah musuh atau sebagainya? Seseorang tolong tampar Minghao agar ia terbangun ke realita.

"Ini berat memang, tapi aku yakin kamu bisa beradaptasi, kita akan berusaha mengetahui bagaimana dan mengapa kamu bisa ada disini" Jihoon bangun dari duduknya "Kalian pasti lapar, ini sudah saatnya makan malam, ayo"

Mereka semua bangkit meninggalkan Minghao yang masih terdiam mencerna apa yang baru dia dengar tadi. "Ayolah Minghao, aku sudah masak besar-besaran loh, apalagi jarang kita berkumpul begini yahh itu sih karena beberapa dari kita tidak terlalu butuh makan makanan seperti kamu hehe" Mingyu tersenyum dan menarik lengan Minghao kearah ruangan yang Minghao pikir adalah sebuah ruang makan.

- axarious

parallel world | junhaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang