Minghao duduk disamping Junhui, disamping kirinya Chan. "Umm, Minghao hyung? Kenapa kau tidak makan? Apakah makanannya tidak enak? Padahal Mingyu-hyung sudah memasak dengan susah payah" Chan mencibir bibirnya, astaga dia sangat imut. "Ah makanannya enak tapi aku sedang tidak nafsu saja" Minghao tersenyum tipis, itu memang benar, dia sedang tidak nafsu makan.
Tiba-tiba satu sendok makan muncul di depan mulut Minghao,disampingnya Junhui berbicara dengan nada yang tenang namun dingin "Buka mulutmu" Minghao melihat Junhui yang menatap Minghao seperti ingin memakannya. Minghao menggelengkan kepalanya tapi Junhui tetap menyodorkan makanannya di depan Minghao.
Minghao mengalah dan memakan makanan yang diberikan Junhui. "Kunyah" Seperti anak anjing yang penurut, Minghao mengunyah makanan yang diberikan Junhui. Dan Junhui terus menyuapi Minghao sampai makanan di piring Junhui habis. "Anak pintar" Junhui berdiri dan mengusak surai milik Minghao. Soonyoung bersiul dan menaikkan kedua alisnya sambil menggoda Minghao. Wajah Minghao memerah, astaga memalukan sekali pikirnya.
———
"Um, Mingyu? Mau ku bantu?" Mingyu membalikkan badan dengan senyuman diwajah tampannya, "Tidak perlu, lagi pula ini sudah mau selesai, Kau istirahat saja" Minghao mengangguk mengerti dan meninggalkan Mingyu yang kembali melanjutkan sesi cuci piringnya.
Minghao memperhatikan mansion lebih detail lagi, dia melihat di sepanjang koridor ada lukisan seorang wanita bersurai pirang panjang, memakai baju putih ala-ala seperti orang-orang Yunani, yang sedang memegangi sebuah stick(?), diatas stick tersebut menempel sebuah berlian yang bersinar terang benderang.
"Itu Dewi Azora, dia adalah dewi yang membuat kerajaan Arata dan Kerajaan Dawn" Jisoo menghampiri Minghao yang sedang melihat lukisan. "Kau mau kuantar ke kamar mu?" Minghao mengangguk, dia memang sedang tersesat, heck mansion ini luas sekali, dan setiap sudut bentuknya sama semua.
"Minghao, berapa umurmu?" Jisoo membuka percakapan diantara mereka berdua, "Aku 22 tahun" Jisoo mengangguk mengerti. "Umm, maaf tapi aku sangat pensaran, biasanya apa yang kamu lakukan di Bumi?" Minghao berpikir, dia adalah anak yang aktif hampir di semua bidang seni "Aku adalah mahasiswa di sekolah khusus seni, aku biasa melukis, menari, bernyanyi, aku juga suka fotografi akhir-akhir ini" Jisoo berhenti dan membalikkan badannya menghadap Minghao yang sedari tadi mengekorinya di belakang "Wah itu terdengar sangat menyenangkan—"
"Benar, tapi apa itu fotografi?" Mingyu berlari menghampiri Minghao dan Joshua dengan matanya yang berbinar seperti anak anjing. "Hmm, kurang lebih fotografi itu mengambil gambar menggunakan kamera" Mingyu dan Jisoo memiringkan kepalanya "Apa itu kamera?" Mingyu bertanya dan Minghao baru tersadar bahwa disini tidak ada teknologi seperti yang ada di dunianya, di Bumi.
"Kalian tidak tahu kamera? Sungguh? Memangnya disini tidak ada smartphone?" Mingyu dan Jisoo serempak menggelengkan kepalanya "Apa itu smartphone?" Jisoo mengrenyitkan dahinya. Minghao baru ingat tadi di saku celananya masih ada smartphone miliknya. Astaga—bagaimana ia bisa lupa! "Kamera itu alat untuk menangkap foto, bisa juga video, Kalau smartphone selain bisa menangkap foto dan video, itu juga bisa digunakan untuk banyak hal, mulai dari berkomunikasi, bermain game, menonton video dan lain-lain"
"Itu terdengar menakjubkan! Walaupun aku tak mengerti setengah yang kau katakan" mereka kembali berjalan menuju kamar Minghao. Minghao pun menjelaskan tentang kegunaan alat tersebut ke Jisoo dan Mingyu.
Tak terasa mereka sudah sampai, "Itu menakjubkan, aku ingin mendengarkan ceritamu, tapi ini sudah malam, kau harus istirahat. Kalau begitu sampai jumpa besok Minghao!" Mingyu meninggalkan Jisoo dan Minghao berlari dan menghilang dikegelapan. "Selamat Malam Minghao, semoga kamu bisa beradaptasi dengan cepat disini" Joshua tersenyum.
"Selamat malam juga hyung"
———
Minghao menutup pintu kamar—yang sekarang mungkin menjadi kamarnya—dengan perlahan. Ia membuang nafas yang secara tidak sadar ia telah tahan. Minghao pun langsung lompat ke ranjang yang sangat empuk itu.
Minghao tidak tahu apa yang akan dia hadapi nanti, namun untuk saat ini ia sangat lelah. Kalau dipikir-pikir sebenarnya mungkin ia dapat memulai hidup baru disini, lagi pula disana tidak ada orang yang menunggunya pulang.
Minghao tidak punya orang tua, dari ia kecil sudah berada di panti asuhan. Dia tidak pernah mengetahui wajah kedua orang tuanya. Minghao sering sekali pindah panti asuhan karena dia adalah anak nakal yang sangat sulit untuk diurus—kata Bunda Lucy yang pernah mengurusnya—hingga pada akhirnya saat SMA dia tinggal sendirian.
Pada saat Minghao lulus SMA dia mendapatkan program beasiswa di Korea Selatan, Minghao senang pada akhirnya dia dapat meninggalkan Tiongkok—tempat masa kecilnya yang sama sekali tidak ingin ia ingat.
tok tok tok.
Seseorang mengetuk kamar Minghao, Minghao pun beranjak dari 'rebahan santai nya' untuk membuka pintu. Ketika ia buia pintunya, terdapatlah Jun berdiri disana dengan wajah tampan dan ekspresi yang Minghao tidak bisa baca. Dia menatap Minghao dengan seringai yang cukup menakutkan bagi Minghao, seperti om om pedo saja Minghao berpikir.
"Hei manis, kau belum tidur?" Jun menerobos masuk sementara Minghao protes karena Jun masuk ke kamar Minghao dengan seenak jidat. Ini kamar Minghao, bukan? Ah sudahlah.
"Aku baru mau tidur, tapi kau mengganggu." Minghao mencibir bibirnya lucu. Jun tertawa kecil melihat tingkah laku manusianya yang satu ini.
"Hentikan itu atau aku akan lepas kendali" Jun memperingatkan Minghao yang sedang mengrenyitkan dahinya. "Hentikan apaan?" Lagi-lagi Jun tertawa kecil. "Kenapa si ketawa terus, memangnya ada yang lucu?"
"Kamu"
"Hah?" Sumpah Jun ingin mencubit pipinya dan mencium bibir mungil yang sangat menggoda itu. "Ih, ada apa sih? Jangan dekat-dekat dong kan Hao jadi ga nyaman gini" Tanpa sadar, tangan Jun telah meraih wajah Minghao. Jun pun langsung melepaskan tangannya, dan pergi menuju keluar kamar.
"Tidur. Kamu perlu istirahat" dan itu adalah kata-kata terakhir Jun sebelum menutup pintu meninggalkan Minghao sendirian. Minghao kembali menghela nafasnya. Sebenarnya ada apa sih dengan Jun? mereka bahkan baru mengenal satu sama lain tapi dia sudah 'berani' seperti itu.
Sudahlah Minghao lelah, badannya sudah memprotes minta di istirahatkan, dia pun melompat kembali untuk kedua kalinya ke ranjang yang sangat empuk itu dan langsung terlelap tanpa menyadari pintu kamarnya yang kembali terbuka, dengan seseorang yang menyelinap masuk kesana, menyelimuti tubuh Minghao dan tidur disampingnya sambil memeluk makhluk manis yang sedang terlelap itu.
-axarious
KAMU SEDANG MEMBACA
parallel world | junhao
Fanfictiondifferent life, different people, different fate, different world.