V

304 51 0
                                    

"WOOHOO!! Seru kan hyung?" Chan dengan senyum sumringahnya berteriak. Begitu juga dengan Hansol dan Seungkwan yang sedang tersenyum lebar seperti menantikan hal ini sejak lama.

Oh, jangan tanya Minghao sekarang. Nyawa nya sudah hilang entah kemana. Insting nya benar, seharusnya dia tidak mengikuti mereka ber-empat.

Minghao ingin pingsan saja rasanya, yah bagaimana tidak? Mari kita lihat bagaimana situasi ini terjadi.

"Ayo hyung, Kita berburu!!" Chan menarik tangan Minghao untuk mengikutinya.

Chan terus menarik tangan Minghao hingga mereka berada di luar mansion, Minghao takjub, mansion ini sangat luas belum lagi pagar-pagar besar yang biasa ia lihat di drama.

Minghao mengerjap, rambut dan pakaiannya tertiup angin yang muncul dari belakang tubuhnya.

Minghao berbalik, dan tubuhnya langsung terpaku.

Dihadapannya saat ini adalah sebuah kuda bersayap. Kuda bersayap??? Minghao melotot, mulutnya terbuka lebar.

"Hahaha wajahmu lucu, ayo hyung naik" Hansol yang sedang menunggangi kuda tersebut mengulurkan tangannya. "Ayo Hao naik!" Minghao kembali terkejut ketika kuda itu berbicara.

Suaranya mirip suara Seokmin!

"Ini aku Seokmin, kan aku sudah bilang kalau aku itu seorang shape shifter! Tidak usah kaget begitu haha" Kuda itu tertawa. Bisakah kuda tertawa?

Intinya, sekarang ia sedang menunggangi kuda yang ternyata adalah Seokmin.

Hansol berada di belakang Minghao, dia menjaga Minghao agar tidak terjatuh.

Bagaimana dengan Chan dan Seungkwan? Oh, mereka juga terbang. Dengan apa? Oh ada tentunya, ternyata Chan memiliki seekor naga yang ia beri nama Dino.

Jujur Minghao sangat takut sekarang. Bukan hanya ada naga dan kuda yang bisa terbang. Tapi bagaimana nanti ketika mereka "berburu."

Menurut perkataan Chan tadi, mereka akan berburu makhluk-makhluk mistis entah apa itu maksudnya. Apakah hewan, atau monster yang biasa Minghao temui di film-film atau komik.

Minghao mungkin harus berdoa agar ia selamat apapun yang akan terjadi nanti.

Ia masih tidak ingin mati, dia ingin lulus, bekerja di perusahaan ternama dan menikmati uang yang ia hasilkan untuk membeli barang-barang branded yang selalu Minghao impikan.

Sebenarnya tabungan Minghao itu banyak, bagaimana tidak? Minghao bekerja paruh waktu sambil belajar di berbagai tempat, belum lagi Minghao sering memenangkan perlombaan olimpiade-olimpiade yang hadiahnya terkadang adalah uang.

Masalah sekolah Minghao juga tidak perlu pusing, karena ia mendapatkan beasiswa penuh jika dia berhasil menjaga dan meningkatkan prestasinya.

Hanya saja Minghao perlu menabung untuk melanjutkan hidupnya.

Sebenarnya Minghao itu agak hedon, tapi dia masih sadar diri. Apalagi dia tidak punya orang tua atau pun seseorang yang mau memanjakan dia dengan uang.

Padahal yang menginginkan Minghao itu banyak. Secara kan dia itu manis, imut dan pintar. Apalagi akhir-akhir ini wajahnya semakin ganteng dan dewasa. Idaman deh pokoknya.

Hanya satu saja yang membuatnya selalu kesepian, dia itu sangat sulit untuk didekati, Orang-orang juga bilang kalau mau dekati Minghao itu sulit. Kenapa? Ya bagaimana tidak, Minghao itu sempurna. Dari jauh saja sudah buat minder, apalagi dari dekat.

Tapi Minghao itu sebenarnya sangat kesepian, orang-orang mendekatinya hanya untuk memanfaatkannya saja.

Kalau tidak untuk minta diajarkan pelajaran atau tugas, paling banyak yang modus. Maka dari itu Minghao hampir tak punya teman.

Ketika pertama Minghao bertemu orang-orang ini, entah mengapa perasaan Minghao itu tentram.

Nalurinya mengatakan bahwa jika Minghao bersama mereka dia akan aman dan berasa seperti dirumah, memiliki keluarga yang utuh dan hangat.

Maka dari itu, Minghao sangat mudah untuk berbaur.

Tapi tidak tahu deh untuk saat ini, karena sekarang sekujur tubuh Minghao mengatakan kalau ini berbahaya dan tidak aman.

Kalau Minghao mati, setidaknya dia menginginkan jasadnya utuh tanpa ada luka sekalipun.

Dia tidak ingin bergentayangan tanpa kepala atau tangan putus. Yang pasti jika ia mati, dia masih ingin terlihat utuh dan mulus.

"Seokmin hyung, aku melihat para troll. Sepertinya mereka yang waktu itu pernah menculik warga kerajaan Arata" Hansol mendelik dan menujuk ke salah satu goa.

"Cih, jadi selama ini mereka berada disana?" Chan berdecik.

"Mereka menggunakan semacam barrier agar tidak terdeteksi dan terlihat dari kita" Seokmin menjelaskan.

"Kita harus berhati-hati, mereka bukan troll biasa, Hansol tembakan panah mu kesana, kita harus memberi mereka pelajaran" Hansol mengangguk atas perintah Seungkwan.

Hansol mengeluarkan panah dan anak panahnya entah dari mana, panah itu muncul tiba-tiba. Minghao menggeser sedikit badannya agar Hansol bisa membidik dengan leluasa.

Hansol mengarahkan panahnya ke atas langit, Minghao mengerutkan kedua alisnya. "Kenapa membidik kesana?" Minghao bertanya, dan Handol tertawa kecil lalu menyeringai.

"Lihat saja"

Dalam persekian detik anak panah itu melesat ke atas langit lalu menghilang.

Tak lama kemudian, di atas langit muncul sebuah lingkaran berwarna biru dengan semacam tulisan aksara yang memutari lingkaran tersebut.

Beribu-ribu anak panah keluar dari lingkaran itu seperti hujan, para troll langsung lenyap ketika terkena anak panah itu.

Beberapa troll lainnya berlindung dengan membuat barrier kecil dan masuk kembali ke goa.

"Mereka cerdik juga yah, tapi itu percuma, Channie!" Chan tertawa kecil mendengar umpatan kakaknya itu.

"Serahkan padaku" Chan lompat ke bawah, dan Minghao yang melihatnya langsung menutup mata rapat-rapat.

Terdengar suara ledakan, Minghao memeluk Hansol. Seokmin sedikit menutup sayapnya untuk melindungi Minghao dan Hansol dari akibat ledakan tersebut.

Setelah dirasa sudah aman, Seokmin membuka kembali sayapnya. Minghao berbalik badan dan melihat hasil dari apa yang mereka telah lakukan.

Mereka turun ke bawah menyusul Chan, disana sudah tidak tersisa apapun.

Semuanya telah menghilang bak ditelan bumi, bukan ditelan lebih tepatnya tapi mereka hancurkan.

"Kau tak perlu merasa kasihan, mereka telah menyakiti dan menculik beberapa warga Arata. Yah, walaupun semuanya kembali ke rumah tetap saja" Seokmin berusaha menenangkan Minghao.

"Shit, aku kira ini hanya terjadi di game saja...." Minghao mengumpat.

"Kerajaan Dawn memang semakin berulah akhir-akhir ini, kemarin saja ada kejadian aneh di hutan..makanya Sengcheol hyung pergi untuk memastikan" Kata Chan sambil mengelus kepala Dino.

"Benar, mereka semakin berulah, huft mereka memberatkan pekerjaan kita saja," Seungkwan mencibir bibirnya.

"Aku masih bingung, kenapa para makhluk itu menurut kepada Raja sialan itu" Seungkwan menendang batu kecil sebagai pelepasan amarahnya.

"Yah tidak mungkin mereka langsung menurut, pasti si Raja jahat itu melakukan sesuatu" Seungkwan mengangguk setuju kepada pernyataan Chan.

"Melawan mereka seperti biasa saja sudah sangat melelahkan apalagi sekarang, mereka pasti diberi kekuatan agar lebih sulit untuk ditaklukan" Seokmin menggelengkan kepalanya

Seungkwan menghela napasnya "Haa..Aku masih sangat penasaran kenapa mereka sangat ingin Arata hancur"

"Lebih baik kita kembali hyung, kita harus lapor ke Seungcheol hyung" Semuanya menyetujui pernyataan Hansol.

- axarious

parallel world | junhaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang