08. Tunjukan

135 23 7
                                    

"Yang mana? Ouh yang seperti ini?" jawab Alexa dan mulai menuangkan minuman keras ketubuhku.

Ternyata dia tidak mengubris ancaman ini tapi ini akan menjadi penyesalan bagi dirinya.

Aku mencengkal tangannya yang memegang botol itu lalu menyiramkannya ke tubuh Alexa. Tentu saja dia terkejut soal itu dan teman temannya mulai membelanya. Aku mulai dengan bela diri yang dulu pernah aku pelajari.

3 orang aku banting kelantai dan seorang laki laki bertubuh kekar datang kehadapanku. "Hei jangan buat keributan," ucapnya sambil mendorong bahuku. "apakah kau berani memukul seorang wanita?" tanyaku dengan sinis.

"Ini pekerjaanku nona dan kau hanya jalang penganggu,"

"Kau memanggilku apa?"

"Apakah aku harus mengeja untukmu? Baiklah j-a-l-a-n-g sama dengan jalang," jawabnya.

Orang ini memang cari masalah denganku jadi sebuah pukulan mendarat ke kepala,perut, dan dengan mudah aku jatuhkan.

Sebenarnya jika dia tidak mencari masalah denganku sudah pasti beberapa menit yang lalu masalah ini selesai. Tapi apa boleh buat bukan? Hanya orang bodoh yang mencari masalah dengan orang pendiam sepertiku.

"Elsa berhenti!" teriak Jack.

"Apa? Mereka yang cari masalah duluan,"

"Tapi jangan sakiti mereka! Kau bukan Elsa yang aku kenal selama ini!" jawab Jack.

"Maaf Jack. Harga diriku sedang dipertaruhkan saat ini,"

Dia diam saja tanpa menjawab ucapanku karena memang kebenaranya seperti ini. Aku tau dia marah karena Alexa adalah teman masa kecilnya sudah babak belur dipukul.

Aku melihat Anna ketakutan melihat semua ini jadi kuputuskan untuk pergi meninggalkan rumah itu dan mulai berjalan kaki pulang kerumah walau butuh berjam jam sampai kesana.

.
.
.
.
.

Akhirnya aku bisa pulang kerumah walau sudah tengah malam. Saat bersamaan aku merenungi sesuatu yang tidak ingin aku harap. Yaitu Emma yang mungkin tanpa aku sadari melihat kejadian tadi. Aku hanya merasa tak enak karena Emma sangat menyukaiku.

Aku hanya diam beberapa saat dikamar, membayangkan wajah orang orang yang akan kutemui disekolah khususnya Jack. Pasti ada rasa kecewa dilubuk hatinya.

Malam itu seperti sangat panjang lebih dari biasanya bagaikan setiap detik itu adalah menit yang berdetak. Aku hanya tiduran saja pada malam itu.

Ting

Suara nontifikasi berbunyi dari ponsel, aku melihatnya karena tidak mempunyai hal apapun yang bisa aku lakukan hari ini.

Jack Frost

Hai Els, maaf yang tadi.

Ya gak papa. Jangan kau pikirkan.

Kau belum tidur?

Belum, kamu juga kah?

Iya

Besok ada waktu kah?

Aku agak sibuk

Baiklah, terimakasih untuk hari ini

(Read)

Aku tak menjawab apapun lagi karena sudah banyak waktu yang kami habiskan untuk hari ini. Keesokan harinya aku hanya duduk dimeja belajar dan hanya membaca buku pelajaran.

Tok tok tok

Suara ketukan memecah keheningan kamar, apakah itu Anna? Atau Ibu yang hanya akan basa basi denganku?

"Siapa?"

"Ini aku Anna dan maaf soal semalam," ucapnya.

"Iya,"

"Kau tidak marah kan?" tanya Anna.

"Tidak,"

"Kalau begitu bisakah temani aku membuat pekerjaan rumah?" tanya Anna membuatku ingin memberinya kesempatan untuk melewati tembok hati ini.

"Baiklah,"

Kami berdua belajar diruang tamu, ternyata ini menyenangkan juga walau ini berbeda dengan ekspetasi sebenarnya.

Beberapa canda tawa kami buat walau sebagian besar Anna yang memulainya. Sungguh aku belum bisa mengungkapkan isi hatiku.

Beberapa jam kami bersama dan akhirnya semua pekerjaan Anna sudah selesai. Sebenarnya aku ingin bersamanya lebih dari ini tapi tidak ada apapun yang ingin aku ungkapan sekarang.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Semarang, 30 Juni 2020

New part new updet!

Hampir satu bulan kagak updet hehehe.

Kenapa?

Karena Autor males lanjutin tapi karena semua ide sudeh disiapkan dari awal Autor kagak tega buat ninggalin.

Yaudah otw vote, komen saran/kritik, dan jangan lupa follow akun Autor.

Jelsa Sad In My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang