Mereka akhirnya berbincang bincang tentang pesta itu walau mayoritas Elsa hanya duduk mendengarkan. Sudah jadi kebiasaannya tidak ambil bagian dalam suatu obrolan.
Setiap detik ia habiskan mengerutu dalam hatinya karena Jack menjebaknya untuk terus bersamanya. Sebenarnya jika Elsa mau jalan kaki dari rumah Jack kerumahnya tapi bisa bisa akan ada gosip beredar disekolahnya. Entah dari heters Elsa yang banyak karena menjadi gadis paling sempurna disekolah.
Makan malam sudah dihidangkan, Jack dan Elsa menikmati makan malam itu bersamaan dengan Emma. Ibu Jack pergi kekantor untuk menemui ayah Jack karena ada pekerjaan yang sangat penting.
Setelah makan malam Elsa diajak Emma untuk bersiap siap pesta dirumah teman Jack. Sebenarnya Elsa tidak pernah pergi kepesta non-formal karena sibuk belajar dan terus belajar. Waktu waktu libuarannya juga diisi dengan belajar. Memang dari kecil Elsa selalu disiplin untuk memberi jarak antara orang dengan dia sendiri. Seperti membangun tembok yang kokoh dan besar.
Jack sadar akan tembok yang dibangun Elsa untuk menutupi hatinya jadi ia berniat untuk meruntuhkan tembok itu dengan cara apapun. Langkah pertama ia lakukan dengan mengajak Elsa pergi kepesta karena awal itulah yang akan membuat Elsa tertarik pada dunia luar.
Mereka bertiga pergi kerumah teman Jack dengan mobil. Sesampainya dirumah teman Jack, bisa dilihat banyak orang yang hadir. Elsa menjadi sangat gugup karena jarang bahkan tidak pernah sekalipun ia datang kepesta no-formal.
Saat masuk rumah, suara lagu diputar keras, semua orang menari dan mabuk membuat Elsa melihatnya dengan tatapan jijik. Wajar saja bukan? Jika seorang yang selalu menghadiri pesta yang nyaman, tenang, dan formal menghadiri pesta yang acak, ribut, dan meminum minuman yang seharusnya tidak diminum anak muda. Yang dimaksud adalah minuman yang berakohol tinggi yang lebih ngerinya orangtua tidak tau apa yang perilaku mereka.
"Apakah pesta kalian seperti ini?" tanya Elsa berusaha berbisik pelan.
"Apa Elsa?!" tanya Jack berteriak karena suara musik yang keras.
"Lupakan saja," ucap Elsa yang mulai mencari tempat yang sepi.
Salah satu gadis menyadari keberadaan Elsa bersama Jack dan Emma. Dia berambut hitam dan terlihat seperti gengters menyeramkan. Namanya Alexa adalah gadis polpuler yang mempunyai kepribadian 180° berbeda dari Elsa.
"Hei kalian!" teriak Alexa.
Semua orang melihat Alexa yang sudah membuat musik berhenti dan semua perhatian tertuju padanya. "Saksikanlah seorang gadis yang sangat sangat sangat membosankan dan selalu bersikap formal sekaligus dingin ikut diacara kita!" teriaknya kembali dengan nada mengejek.
"Seharusnya aku tidak kesini," batin Elsa.
Elsa hanya diam saja lalu meninggalkan tempat itu. Jack pun mengikutinya dan menitipkan Emma ke sahabatnya yaitu Hiccup. Jack mengejar Elsa sampai keluar rumah, ia meminta Elsa untuk tenang dan tidak peduli akan ucapan Alexa. Elsa hanya bisa pasrah pada Jack karena dia sudah berusaha mati matian untuk mengajaknya kesini.
Mereka kembali masuk, tentunya disambut tatapan tidak ramah oleh beberapa orang. Sekarang Elsa mulai menyadari bahwa menurut sudut pandang orang ia menyebalkan dan sangat dingin.
.
.
.
.
.Elsa Pov
Sekitar 15 menit aku berada dipesta itu, beberapa orang menatap dengan tajam hingga membuatku tidak enak. Seorang gadis menarik perhatianku, dia Anna adiku dan memakai baju yang sangat sangat iuh aku tidak ingin membicarakannya. Yang pasti sangat terbuka menurutku.
"Apakah dia tidak malu?"
Aku menghampiri Anna yang sedang menari tidak jelas bersama seorang yang menurutku pacarnya yang menurutku Hans.
"Anna!"
"K-kau ada disini?" tanya gugup dia.
Bisa dirasakan semua pandangan menuju kami berdua yang dilihat sedang berdebat.
"Kenapa kau ada disini?" tanyaku berusaha tenang.
"Aku se-sedang ... "
"Kau jelaskan nanti saat dirumah. Ayo kita pulang segera!" perintahku dengan tegas.
"Tidak akan! Kau bukan siapa siapa aku!" tolak Anna.
"Aku kakakmu dan kau harus menurutiku jika tidak ingin menyesal!"
"Kau hanya seorang yang dingin hati yang menutup pada semua orang termasuk adiknya sendiri! Masih pantaskah kau menjadi seorang kakak?" ucap Anna dengan nada sarkasme.
Kata kata yang dikeluarkan Anna sangat menyakitkan bagi aku karena keegoisan membuatku menjadi seorang kakak yang tidak baik untuk Anna. Aku hanya bisa berusaha untuk tidak berekspresi untuk hal ini.
Bau menyengat datang dari tubuh Anna, yang pasti bau itu sangat khas dan bisa aku simpulkan Anna sedang mabuk.
"Mabuk? Astaga aku bahkan tidak pernah mau menyentuh minuman haram itu,"
Seorang gadis mulai menengahi keberadaan kami, ternyata itu Alexa yang sepertinya sedang mabuk juga. Dia mulai mendorong tubuhku hingga hampir jatuh. Jack ingin menengahi aku dan Alexa tapi dihadang oleh para bodyguard yang sepertinya ingin pertengkaran kami terus berlanjut.
Sungguh ini memang menyebalkan! Semua orang memperhatikan pertengkaran kami, aku tau hal ini akan menuju kemana. Benar! Pasti dengan aksi pembullyan.
"Hei kau putri es! Jangan ganggu salah satu teman kami!" ucap Alexa.
"Teman? Sejak kapan Anna berteman dengan kalian?"
"Sejak dia berpacaran dengan Hans dan tak perlu aku jelaskan," jawab Alexa yang bisa aku pahami.
"Tapi dia adikku dan maaf ya jalang seperti kau tidak pantas sedikit pun dengan keluarga kami,"
Wajahnya seperti terkejut mendengar perkataan tajam dan kasar dariku. Memang ini bukan kebiasan dari sikapku tapi karena perilaku mereka tidak pantas dan harus diadukan pada orangtuanya.
Beberapa teman mabuknya berjalan kearah kami, sepertinya akan ada masalah. Aku masih bisa melihat ketidakberdayan Jack yang tidak bisa menghalau para bodyguard itu.
"Dirumah dan disekolah semua orang takut denganmu tapi kalau disini kau hanya sebuah butiran debu yang akan dilenyapkan oleh kami," ucap Alexa diikuti tawa kecil teman teman dibelakangnya.
Mereka mulai mendorong, menarik sanggul, dan mulai dengan aksi pembullyan padaku. Tentu tidak ada ekspresi ataupun perlawanan dariku sampai memulai dengan hal yang sangat memalukan.
Semua orang tertawa riang seperti lelucon yang sedang dibuat mereka kecuali Jack hanya diam dan Anna tersenyum sinis.
Alexa menuangkan minuman keras diatas kepala, tentu aku sangat marah dalam hati. "Sekali lagi kau melakukan itu awas saja!" ucapku dengan nada mengacam.
"Yang mana? Ouh yang seperti ini?" jawab Alexa dan mulai menuangkan minuman keras ketubuhku.
Ternyata dia tidak mengubris ancaman ini tapi ini akan menjadi penyesalan bagi dirinya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Bersambung...
Semarang, 26 Mei 2020
Maaf jika lama dan gak jelas ceritanya, makasih telah baca ya.
Vote dan komen ya temen temen.
I Love You All
KAMU SEDANG MEMBACA
Jelsa Sad In My Life
FantasyJika cinta yg memberiku kehidupan dan cinta pula yg memberiku kematian. Semua orang yg ku cintai pergi meninggalkan ku. Memang sungguh tragis hidup ku untuk menerima semua ini. Cinta ku datang dan pergi Hati ku hancur berkali kali Harapan ku hilang...