Holaaa !!
Barra balik lagi nihh wkwk 😅Klik bintang kecil dipojok kiri dulu bolehh?
Okee maaciww 😘
"Oh gitu, yaudah kalau gitu. Hati hati ya kak" Barra hanya mengangguk. Ia sudah menstarter ninja putihnya. Sampai akhirnya ia melesat cepat meninggalkan halaman rumah Reina.
"Oh astaga. Mimpi apa Gue bisa dianterin sama dia" Reina menyentuh dada nya yang berdegup sangat cepat. Sepanjang jalan tadi ia merasa gugup karena bisa berboncengan dengan Barra. Lagi. Dengan senyuman yang merekah dibibirnya. Ia memasuki rumahnya dengan perasaan penuh bahagia.
_______________
THE PERFECT PLAYER | Chapter 4
Bad DayBeberapa kelas masih cukup sepi karena jam baru menunjukan pukul enam lewat tiga puluh pagi. Seperti di kelas Alveera sekarang. Hanya baru beberapa orang yang hadir. Termasuk dirinya. Sambil menunggu teman sebangkunya datang ia memilih untuk membaca novel yang ia bawa. Sambil mendengarkan lantunan musik ditelinganya tentunya.
Jangan tanyakan soal Barra. Pria itu tidak membalas pesannya sampai detik ini. Astaga! Menyebalkan sekali pria itu. Dan sungguh, sebenarnya Alveera sedang tidak mood untuk diganggu siapapun hari ini. Masih pagi saja mood nya sudah kacau begini. Entah bagaimana nanti sore.
"Vee, Gue minta bantuan Lo"
Ucap seorang laki laki secara tiba tiba. Alveera bahkan tidak menyadari ada orang masuk ke kelasnya. Padahal ia duduk di urutan tengah baris kedua.Alveera hanya meresponnya dengan menaikan sebelah alisnya. Kalian mau tau, lelaki di hadapannya yang tengah terengah engah ini adalah Barra! Ya, Barra Radislav! Pria yang membuatnya kesal sejak malam tadi kini berada dihadapannya dan apa tadi ia bilang? Meminta bantuan? Tanpa kata tolong?
Ayolah, yang benar saja. Dasar lelaki tidak peka!"Bantuin Gue kerjain PR Matematika yaa"
Apa apaan ini. Masa iya seorang Barra tidak mengerti Matematika? Fisika dan Kimia nya saja selalu mendapat nilai sempurna."Gue lupa banget tuh PR harus dikumpul hari ini sebelum jam dua belas astaga. Lo mau kan bantuin Gue? Cuma lima soal doang kok"
Setelah menarik kursi yang kosong untuk bisa duduk berhadapan dengan Alveera, Barra langsung membuka buku tulisnya. Berharap Alveera mau membantunya.Iya, memang hanya lima soal. Tapi masing masing soal beranak tiga. Shit!
"Ya kali Lo gabisa kerjain ini soal"
Alveera akhirnya membuka suara setelah melirik soal soal itu. Dan menurutnya itu bukan soal yang sulit bagi seorang Barra. Lagipula ia tahu, tidak ada yang sulit bagi Barra Radislav.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Player
RomanceJika hatimu masih dengan masa lalu. Lantas mengapa kamu mengajak orang lain untuk menuju masa depan? ~ Alveera Baru kali ini aku kalah dalam sebuah permainan. Sialnya, aku yang membuat permainan itu. ~ Barra