THE PERFECT PLAYER | Chapter 2 - Moodbooster

87 30 5
                                    

Haiii
Coba dong aku mau tau, emot kalian untuk part sebelumnya? 😅

Klik bintang kecilnya dulu boleh? 🌟🌟

Jangan lupa follow akun wattpad ku jugaa yaaa ^_^

Timaaciwww

.
.
.

"Iya Kak, itu aja kok. Yaudah, Reina pergi dulu ya Kak. Makasih Kak Barra" Ucapnya dibarengi dengan senyuman indah di bibirnya. Sial, senyum manis itu ... Ah, ayolah Barra cepat pergi dari sana.

Bukannya pergi, Barra malah mematung disana selama beberapa menit. Sampai akhirnya adik kelas itu terlebih dahulu yang meninggalkannya. Ini tidak beres.
Barra, kendalikan dirimu. Ia bergegas, mempercepat langkahnya untuk mencapai kelasnya. Setelah melempar tas nya, ia langsung bergegas untuk menuju kelas lain. Ia harus menemui seseorang.

Ia membutuhkannya saat ini ~

__________________________

THE PERFECT PLAYER - Chapter 2
Moodbooster

Barra sedang berdiri didepan pintu kelas siswa lain. Sorotan matanya mengitari kelas itu mencari seseorang. Kelas ini tak sesepi kelasnya. Masih ada beberapa siswa yang memilih tetap tinggal dikelas daripada pergi kekantin. Ada juga diantara mereka yang berkumpul dan menikmati bekal yang mereka bawa dari rumah. Selain bisa menikmati masakan Mama, mereka juga jadi lebih irit menggunakan uang saku mereka. Hihi ..

Nah itu dia! Tak butuh waktu lama bagi Barra untuk menemukan gadis itu. Barra segera menghampiri gadis yang tengah asik sendiri dengan ponsel ditangannya. Serta earphone yang menutupi telinganya. Beberapa siswi yang sadar dengan kehadiran Barra menyapanya dengan ramah. Dan Barra hanya menjawabnya dengan anggukan kecil.

"Kenapa?" Tanya gadis itu seraya melepas earphone nya saat Barra tiba tiba duduk dihadapannya. Lelaki itu tersenyum. Dan itu menambah ketampanannya. Tapi tidak bagi gadis itu "Gajelas" Itu lah yang ada di benak gadis itu.

"Ihh Lo tuh yaaa" Ucap Barra dengan gemas nya sambil mengacak acak rambut gadis itu. Dan kini gadis itu menampakan muka kesalnya. Entah kenapa Barra sangat suka membuat gadis ini kesal. Seakan kegiatan itu adalah hobi barunya. Haha

"Barra! Lo tuh selalu deh. Kalo ada Lo pasti rambut gua ga pernah rapih. Kesel" Bentaknya sambil membenarkan rambutnya yang sedikit kusut.

"Biarin aja. Wlee" Ekspresi Barra yang menjulurkan lidah itu sangat menjengkelkan. "Lagian rambut Lo rapih juga tetep aja Lo ga cantik. Haha" Sangat menyebalkan untuk didengar. Sampai membuat gadis itu membulatkan mulutnya. Dan menatap Barra dengan tajam.

"Apa Lo bilang?!" Nah, ini yang Barra suka. Nada tingginya mulai keluar. Semakin membuat Barra ingin terus meledeknya. Ini adalah hiburan bagi Barra. Wajahnya menggemaskan bila sedang marah.

"Lo ga cantik. Hahaha" Gelak tawa Barra hampir terdengar satu kelas. Sampai sampai beberapa siswa itu menatap Barra dengan heran. Barra memang jarang tertawa lepas seperti ini. Hanya orang orang tertentu yang dapat membuatnya tertawa. Apalagi sampai memegangi perutnya.

Gadis itu menarik nafas. Ia tidak bisa protes lebih banyak. Karena menurutnya apa yang dikatakan  Barra memang benar. Ia tidak cantik. Tidak seperti gadis gadis lainnya. Tidak seperti para siswi yang mengejar ngejar Barra. Ia kembali fokus dengan ponselnya. Bersamaan dengan itu, Barra menghentikan tawanya.

The Perfect PlayerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang