Part 12

1.2K 45 14
                                    

"Aku akan selalu menyayangimu, sampai kapan pun, sampai aku sendiri lelah terhadap rasa ini"

Author POV

Vano terbangun di sebuah ruangan, sepertinya ruangan di rumah sakit. Tubuhnya di penuhi oleh keringat, hati nya pun masih terasa sangat sakit.

'cuma mimpi?' batin vano.

Tapi entah kenapa mimpi nya amat terasa nyata bagi vano. Kepala nya kembali sakit, dia pun mengambil handphone nya yang berada di atas nakas, pukul 23.40, berarti cukup lama vano pingsan. Vano menyenderkan punggung nya ke sandaran tempat tidur di rumah sakit, dia melihat ada jhosua yang tidur di sofa ruangan ini. Pikiran nya kembali melayang ke mimpi nya tadi, kesyha saudari kembar nya meninggalkan diri nya? Tiba-tiba vano pun merasa tidak enak, ada sesuatu yang mengganjal, di pikiran nya hanyalah kesyha. Walaupun vano membenci nya tapi bagaimana pun juga kesyha adalah saudara kembar nya, mereka berbagi rahim yang sama, tentu nya ikatan batin di antara kesyha dan vano amatlah kuat. Ketakutan akan kehilangan kesyha pun menyelimuti diri vano. Di pikiran nya dia hanya ingin bertemu dengan kesyha atau paling tidak memastikan saudari kembar nya tersebut dalam keadaan baik.

Vano pun menjadi kalut, dia tidak tenang. Dia juga segera turun dari bankar rumah sakit dan segera keluar ruangan tanpa di ketahui jhosua yang sedang tertidur pulas. Dia hanya ingin bertemu kesyha, kepala nya pun kembali merasakan sakit, tapi entah kenapa kaki nya terus menyusuri lorong-lorong rumah sakit. Batin nya berkata bahwa kesyha ada di sekitar sini, walaupun logika vano menolak bahwa kesyha ada di sini.

Vano POV

Aku berjalan menyusuri lorong rumah sakit. Kepalaku masih terasa sangat sakit tapi aku tidak bisa berhenti sekarang, yang ada di pikiran ku hanyalah kesyha. Aku sangat ingin bertemu dengan nya. Mimpi tadi masih sangat terasa begitu nyata bagiku, hati ku sangat sakit ketika mengingat mimpi itu.

Tiba-tiba aku melihat seorang yang tidak asing. Dia baru keluar dari sebuah ruangan.

"Itu bukan nya cowok yang ngaku sebagai kakak nya kesyha?" Gumamku.
"Apa kesyha ada di sini juga ya?"

Dengan penasaran aku segera berjalan tertatih ke arah ruangan tersebut, aku pun mengetok terlebih dahulu takut nya ada sesorang di dalam. Tapi tidak ada sahutan, dan tentu nya aku segera membuka ruangan tersebut.

Ada seorang yang terbaring di bankar itu, sekilas sepertinya itu seorang gadis, gadis yang sangat cantik. Hatiku pun rasa nya tertusuk, itu seperti gadis yang berada di dalam mimpiku!

"Gak, gak mungkin ini kesyha" sakal ku.

Aku segera ke ujung brankar untuk melihat identitas pasien. Dan itu membuatku sangat shock, di situ sangat jelas tertulis, kesyha Annabhell. Aku menuju ke samping bankar kesyha dan menggenggam tangan nya erat. Entah kenapa air mata ini menetes tanpa bisa kuhentikan, hatiku benar-benar remuk melihat keadaan kesyha seperti ini.

Tiba-tiba, monitor yang menunjukan keadaan kesyha pun berbunyi nyaring, aku pun sangat panik, aku takut sungguh takut melihat keadaan kesyha seperti ini. Aku berusaha membangunkan kesyha.

"Kesy, kesyha bangun!! Kesyha!! Pliss kesyha bangun!!" Teriakku sambil mengguncang tubuh kesyha.

Tidak lama dari itu, pintu terbuka dengan kencang. Lelaki itu yang mengaku sebagai kakak nya kesyha segera menarik ku dengan keras.

"The Only One"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang