Part 11

1K 35 4
                                    

Bimo selalu setia mendampingi kesyha di rumah sakit. Bahkan semua pekerjaan bimo dia bawa ke rumah sakit agar dia bisa maksimal menjaga kesyha. Bagi nya kesyha tetaplah yang utama, karena hanya kesyha lah keluarga dia satu-satu nya sekarang. Dia tidak akan bisa kehilangan lagi keluarga yang amat di sayangi nya.

Jari-jari bimo menari di atas keyboard laptop nya, sudah 6 jam lebih berkutat dengan laptop yang ada di depan nya. Banyak pekerjaan yang belum sempat dia kerjakan selama insiden kesyha kemarin, dan sekarang semua pekerjaan nya menumpuk dan harus di selesaikan segera. Biasa nya di saat banyak kerjaan seperti ini, kesyha akan datang membantu nya menyelesaikan pekerjaan bimo, karena kesyha juga termasuk orang terpenting di perusahaan bimo. Dan tentu nya kesyha sangat memahami pekerjaan itu.

Dan akhirnya setelah 6 jam lebih dia berhasil menyelesaikan pekerjaan nya yang kemarin sempat tertunda. Bimo merenggang kan otot-otot nya yang kaku setelah berkerja. Dia pun melirik ke arah jam tangan nya yang sekarang sedang menunjukkan pukul 1 siang, yang berarti ini saat nya makan siang. Dia pun segera menghubungi assisten pribadi nya untuk mengantarkan dia makanan, karena dia sudah sangat lapar. Setelah menelepon, bimo pun berjalan ke brankar kesyha dan menatap sendu kesyha.

"Sayang... Kamu gak cape ya tidur mulu? Kakak kangen tau sama kamu. Kakak kangen bisa makan berdua dengan kamu, kakak kangen cerewet nya kamu, dan kakak juga kangen sikap manja kamu ke kakak" ujar bimo sendu.

Bimo menghela nafas berat. Sudah satu minggu kesyha koma seperti ini, dan tidak ada perubahan dari kondisi nya. Rei dan teman-teman kesyha yang lain pun tidak pernah absen dalam menjenguk kesyha di rumah sakit. Dan bimo akui bahwa solidaritas teman sekelas kesyha sangat lah besar, bahkan wali kelas nya pak beno juga sering menjenguk kesyha dan berharap kesyha segera sadar dari koma nya. Bimo tidak memberitahu siapa pun alasan kenapa kesyha ingin bunuh diri, karna bagi bimo ini bukan lah hak bimo untuk menceritakan, tapi itu adalah hak kesyha untuk menceritakan nya langsung.

Tiba-tiba Kesyha kejang-kejang dan bimo yang melihat itu pun langsung tersentak dan segera memencet intercome yang ada di dalam ruangan kesyha.

"DOKTER!! DOKTER!! TOLONG DOKK!!" teriak bimo.

Tidak lama kemudian datang seorang dokter beserta dua perawat. Dokter tersebut segera mengecek keadaan kesyha, sedangakan alah satu perawat menyuruh bimo untuk keluar dari ruangan.

"Dok! Adik saya kenapa dok?!" Tanya bimo khawatir.
"Tuan tenang dulu, biarkan dokter menangani adik tuan. Sebaiknya tuan menunggu di luar" kata salah satu perawat.

Bimo pasrah. Dia tidak akan memaksa untuk di dalam ruangan, karena dia tidak ingin mengganggu konsentrasi dokter yang sedang memeriksa kesyha. Dia sekarang sangat mengkhawatirkan adik nya.

'Ya Allah... Tolong selamatkan adikku' batin bimo memohon.

Bimo hanya bisa berdoa untuk keselamatan kesyha.

Tidak lama kemudian, rei datang dari ujung lorong rumah sakit. Rei heran melihat bimo yang berjalan dengan gelisah di depan ruangan kesyha, sontak rei pun tiba-tiba menjadi khawatir dengan kesyha. Dia pun segera berlari menghampiri bimo.

"Bim, anna kenapa?" Tanya rei khawatir.
"Gue gak tau rei, tadi tiba-tiba abhel kejang-kejang" jawab bimo terduduk lesu.
"Terus sekarang gimana keadaan anna bim?!" Panik rei.
Bimo menggelengkan kepala
"Dokter masih memeriksa nya rei" jawab bimo lagi.

Rei menghela nafas berat, dirinya kini dilanda kekhawatiran terhadap kesyha. Sunggu rei sangat mencintai kesyha, dan dia akan sangat menyesal jika terjadi sesuatu terhadap kesyha karena dia belum mengungkapkan isi hati yang sebenarnya terhadap kesyha.

Tidak lama dari itu, dokter pun keluar dari ruangan kesyha. Rei yang melihat pun segera menghampiri dokter tersebut.

"Gimana keadaan adik saya dok?" Panik bimo.
"Nona kesyha tidak apa-apa tuan bimo, itu tadi hanya lah reaksi spontan dari tubuh nya. Tapi nona kesyha juga belum ada kemajuan pada kondisi nya. Yang bisa kita lakukan sekarang hanyalah berdoa kepada sang Maha Pencipta agar nona kesyha segera bangun dari koma nya" ujar sang dokter memberi pengertian.
"Baik dok, terima kasih" ujar bimo dengan lesu.

"The Only One"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang