2.Shin yuna

1.1K 67 2
                                    

Yuna pov!

Aku membuka mataku perlahan saat merasakan sinar matahari menyapu wajahku.

Kepalaku sangat sakit sepertinya semalam ku mabuk berat.

Mabuk(?) Ia ku mabuk berat lalu dimana aku saat ini.

Aku tersentak bangunn diatas tempat tidur yg besar ini kupandangi niansa kamar yg di ddominasi warna hitam dan beberapa corak keemasan yg terlihat elegan sampai aku menyadari kemeja putih kebesaran yg saat ini ku pakai.

Kemeja(?) Bukan kah semalam aku menggunakan dres selutut.

"BRENGSEK!!!" Kesadaran ku pulih 100%

Ku punguti pakaian ku yg tergeletak di sofa.

"Yak BAJINGAN keluar kau brengseek!!" Aku berteriak menyusuri setiap sudut ruangan apartemen mewah ini.

Aku tidak tau apa yg terjadi tpi jika kalian jadi aku kalian pasti paham apa yg aku rasakan saat ini cemas? Iya ,bagaimana jika semalam pria itu aahk... aku benci membayangkan nya.

"Sikeyaa!!!!" Aku mengambil vas bunga yg ada di hadapan ku awalnya aku ingin melemparnya kedinding sebelum tangan seseorang mencekalku dari belakang menarik tubuh ku hingga terhempas ke dinding.

"Yakk lepaskan aku brengsek!!... Lepaskan aku!!"

"Hey Dengarkan aku." Ucap nya di sela aksi memberontaku

"Lepaskan aku bajingan kau brengsek." Aku brusaha memberontak agar lepas dari cekalan nya.

Aku sempat berpikir ingin menendang vital nya namun sepertinya ia dapat membaca pikiranku ia smakin merapatkan tubuh nya menjepit kaki ku sehingga tidak dapat meluncurkan aksi ku.

Aku terus memberontak walaupun sia2 karna kedua tanganku yg menggenggam vas dan yg satu nya memegang pakaianku semakin keras di cekal pria ini di dinding serta tubuhku yg terjepit membuat sulit bergerak dan-

Cuh!

Aku meludahi wajah nya,karna hanya mulutku yg saat ini masih mampu melawannya.

Ia melepaskan sebelah tangan nya yg mengunci tanganku menyeka air ludah yg ada di wajah tampan (?) Nya itu.

Mata nya menatap tajam wajahku terlihat jeles kilatan amarah di matanya.

Aku hanya dapat meneguk saliva ku rasa takut mulai menjalar ke otak yg di alirkan ke tubuhku.

Aku ingin lari sebelum ia menikamku memukul ku atau apalah tapi jangan lupakan tubuhku msih terhimpit di didnding oleh tubuh pria brambut hazel ini.

Pria itu masih menatap tajam tangan nya yg mencekal smakin kuat lengan kiriku di dinding

"Aaawwhh." Rasanya tanganku akan patah pagi ini.

"Kau-mppphh."

Ia menciumku secara tiba2 aku sempat tersentak ingin aku meronta menolaknya namun otak ku tidak sejalan dengan hatiku sial! Aku terbuai dgn lumatan lumatan lembut yg ia berikan.

Tubuh terasa melemas ia melepaskan kuncian tangannya di tangan ku mengambil vas bunga yg ada di lengan ku melemparnya asal ke sofa melepaskan drees yg sedari tdi ku genggam di tangan ku.

"Bisa kah kau mendengarkan ku atau aku akan benar2 menjadi sebrengsek pemikiran mu." Ucapnya setelah melepaskan ciuman panasnya.

Siiaal! Apa2 an ini aku bahkan tak mampu melawan lagi aku hanya bisa mengangguk pasrah.

Ia perlahan melonggarkan himpitan kami ia berjalan ke arah sofa dan duduk disana.

"Kemarilah akan ku jelaskan."

TELL ME!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang