Gelap.
Pengap.
Stella tidak tahu pasti dirinya saat ini sedang berada di mana. Sunyi. Hanya derit hewan kecil yang menemani.
Kakinya terus berjalan menyusuri tanah yang menjadi pijakannya, berharap ia dapat segera pergi dari tempat yang sama sekali tidak ia ketahui.
HAHAHAHA...
Tiba-tiba telinga Stella menangkap suara tertawa yang sangat keras, entah darimana asalnya. Mata Stella menelusur sekitar untuk mencari sumber suara.
"Kamu harus segera mati anak manis." Suara itu terdengar lirih dari belakang telinga Stella.
Seketika itu sekujur Stella terasa sangat kaku. Keringat dingin mulai bercucuran dadi pelipisnya.
Ruang geraknya sangat terbatas. Saat dua buah tangan dengan kuku hitam pajang meraba tengkuk Stella, hingga membuat bulu kuduknya menengang. Stella tidak dapat melihat seperti apa wujud sosok itu. Yang ia tahu dari lirikannya, hanyalah tangan yang dipenuhi koreng disertai bau busuk yang menguar.
Sosok itu kembali berbisik, "Kamu tidak bisa lari dari ajalmu anak manis,"
Krekk.
Tangan itu mencekram kuat leher Stella. Lalu mematahkan leher Stella seperti halnya mematahkan sebatang ranting dengan begitu mudahnya.
"Arrrrggghh!" Erangan kesakitan itu keluar dari mulut yang berbeda dan dari alam yang berbeda.
🐾🐾🐾
"Arrrggghh!" Sesorang yang ada di ruangan itu menoleh ke sumber suara.
Raka berlari ke arah kasur Stella. Mata Stella membelalak. Dadanya bergerak naik turun cepat, nafasnya tidak teratur. Keringat sudah membanjiri seluruh wajah Stella.
"Lo kenapa, Stel?" tanya Raka cemas. Kedua tangannya merangkum wajah cantik Stella.
Stella tidak langsung menjawab. Dirinya masih tidak mengerti dengan apa yang terjadi tadi. Syukurlah. Ternyata tadi itu hanyalah mimpi.
"Gue nggak pa pa kok, eengh tadi cuma mimpi buruk doang," jawabnya sembari menggelengkan kepalanya pelan.
Stella tersenyum melihat Raka kini ada dihadapannya, mencemaskannya. Raut wajah Raka masih terlihat khawatir. Raka mendekatkan wajahnya ke wajah Stella seraya menatap manik indah milik Stella. Sedangkan Stella merasa begitu gugup saat mendapat perlakuan seperti itu oleh Raka. Padahal yang dia tahu Raka itu tipe orang yang selalu slengekan. Akhirnya pun Stella berusaha melepaskan tangan Raka, sebelum suasananya menjadi semakin awkard.
"Kok lo bisa ada di kamar gue?" tanya Stella bingung.
"Oh tadi, kakak lo yang suruh. Suruh bangunin elo," jawab Raka.
"Hah?! Kakak gue nyuruh lo dari rumah cuma buat bangunin gue?" Stella semakain bingung.
"Ya nggak lah bege, ogah juga kalo cuma nyempetin waktu gue buat bangunin kebo kayak lo," ucap Raka disertai kekehan di akhir kalimatnya.
Stella mendengus mendengar kalimat terakhir Raka yang terkesan mengejek nya.
"Ishh,,, gue bukan kebo ya." Stella mengerucutkan bibirnya kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
WELCOME TO YOUR DEATH
Horror[FOLLOW DULU SEBELUM BACA, DEMI KENYAMANAN ANDA] Ketika gerbang kematian terbuka. Di duga ada dalang di balik kejadian ini. Antara ulah makhluk tak kasat mata dengan makhluk bernyawa. Berakar dari sebuah dendam yang ingin terbalaskan. Apakah yang ak...