Beberapa barang dengan balutan kain putih baru saja ia terima. Belum juga mengucapkan terima kasih dan memberikan uang sesuai perjanjian, terlebih dulu Mbok Asri memperingatkan.
"Jadi kamu ingat, apa konsekuensinya?!" Mbok Asri menatap lawan bicaranya dengan tatapan yang tajam.
"Sa...saya yang akan ma...ti jika dalam dua belas hari dia tidak mati," ucapnya terbata-bata.
"Dasar bodoh!" ucap Mbok Asri membuat orang di depannya semakin bergetar.
"Ilmu hitam adalah jalan yang akan mengantarkanmu sendiri menuju jurang kegelapan pada akhirnya. Itu artinya kamu telah terjerumus ke alam para setan. Berarti kamu harus rela berkorban sekalipun nyawa taruhannya."
"Apa kamu lebih mementingkan dendammu daripada nyawamu itu?" ucap Mbok Asri dengan suara yang melembut dan diiringi tawa yang terkesan meremehkan.
"Saya seribu persen yakin bahwa saya bisa mengantarkan dia pada kematiannya!" ucapnya begitu yakin dengan jalan yang ia pilih.
Mendengar jawaban itu Mbok Asri tertawa yang jika diartikan bahwa orang yang kini mendatanginya itu adalah orang yang paling bodoh.
Tapi, mbok Asri tetaplah dukun yang juga membutuhkan makan. Setiap ia memperingatkan orang yang datang padanya, semuanya tetap keras kepala. Namun, Mbok Asri tidak peduli. Yang ia butuhkan hanyalah korban dari ilmu hitamnya ini. Dengan itu ia akan tetap hidup lebih lama lagi.
"Kalau begitu, selamat berjuang anak muda," ucap Mbok Asri seraya tersenyum dengan raut muka yang menyeramkan.
"Kalau begitu saya permisi." Dia keluar dari gubug kecil milik Mbok Asri setelah mengucapkan terima kasih dan memberikan kompensasinya.
Di sepanjang jalan yang sisi kanan kirinya dipenuhi pohon bambu ia berjalan sambil memikirkan apa yang dikatakan Mbok Asri tadi.
Jika dalam waktu dua belas hari dia tidak mati. Sebagai gantinya kamu akan mati!
Ia tertegun memandang barang yang terbalut kain putih yang sudah berada di genggamnya.
Itu adalah alat ritual yang akan membantunya dalam membalaskan dendam pada sang sahabat, atau bisa juga itu adalah bumerang yang pada akhirnya akan mengancam keselamatan hidupnya.
Tapi kini dirinya tidak lagi peduli. Sudah cukup ia terlihat lemah di depan sahabatnya. Orang yang ia anggap sahabat, tapi malah selama satu tahun sejak mereka bersahabat membuat dirinya tersiksa.
Sahabatnya itu harus mendapatkan balasan yang lebih dari apa yang ia rasakan selama ini.
"Welcome to your Death!" ucapnya lirih dengan senyum miring yang terlukis di bibirnya.
🐾🐾🐾
Cerita baru, dengan judul yang sama.
Gimana guys dengan ceritaku ini? Gaje kah, atau gimana tolong komen ya hehe😁
Vote n comment jan lupa!
See you in the next chapter ❤
Senin, 23 Maret 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
WELCOME TO YOUR DEATH
Terror[FOLLOW DULU SEBELUM BACA, DEMI KENYAMANAN ANDA] Ketika gerbang kematian terbuka. Di duga ada dalang di balik kejadian ini. Antara ulah makhluk tak kasat mata dengan makhluk bernyawa. Berakar dari sebuah dendam yang ingin terbalaskan. Apakah yang ak...