Satu
Gadis itu menarik napas dalam-dalam dengan mulutnya. Tapi, ia cukup berhati-hati dengan tidak membiarkan tubuhnya bergerak berlebihan. Kedua tangannya menggenggam erat sebuah pistol, memegangnya dengan lembut seolah itu benda yang amat rapuh.
Dua
Gadis itu menutup matanya, menggenggam pistolnya tepat di tengah celah kosong kedua matanya, seperti berdoa.
DRAP, DRAP, DRAP ...
Sementara itu, suara keramaian kaki semakin keras terdengar. Entah apa yang orang-orang itu kejar, mereka dengan jelas berlari tergesa-gesa.
"Cepat, cari gadis itu! Dia tidak mungkin berhasil lari jauh!"
Suara itu menggelegar dalam gudang luas tersebut. Kalau diperhatikan, gudang itu berisi bermacam ragam kontainer dengan ukuran yang bervariasi pula. Benar-benar sebuah keuntungan untuk mereka yang ingin bersembunyi.
Tiga!
DUAR!
Sebuah suara tembakan memecahkan keseriusan. Semua yang merasa diri ada di sana menoleh ke sumber suara, memerhatikan apa yang sebenarnya terjadi.
Ada sekitar 4 pria di sana. Pakaian mereka bervariasi, tapi mereka jelas berantakan akibat aktivitas kejar-kejaran yang terjadi. Satu dari antaranya berpakaian sedikit lebih rapi, dan menjadi yang terus menerus memberi perintah. Bagaimana pun kau menjelaskannya, ia jelas adalah pemimpin kelompok tersebut.
Ia menatap anak buahnya satu per satu, memberi aba-aba dengan sorotan mata untuk mereka maju, ke arah asal suara tembakan tersebut. Ia tidak mau menyergap dengan terburu-buru. Bagaimana pun, ia tahu gadis itu bukan abal-abal. Pasti ada tujuan gadis itu menembak satu kali dan dengan sengaja menunjukkan posisinya. Sekarang, pertanyaannya adalah mengapa? Apa alasannya?
Ketiga anak buah itu mendekat pada sebuah kontainer besar yang terbaring di sana, semuanya siap dengan pistol di tangan mereka. Pistol asli. Memilikinya sudah merupakan suatu bentuk intimidasi dan dengan mudah membuat orang-orang takut. Namun, pada situasi ini, mereka yang justru bergerak dengan takut-takut. Kadang, mereka saling memandang satu sama lain untuk memastikan ide dalam otak mereka masih sejalan.
Kriettt ...
Sebuah suara yang mencurigakan tiba-tiba muncul dari langit-langit, sontak membuat ketiganya menghadap ke atas.
BRAK!
Belum sempat mereka memerhatikan jelas apa itu, benda-benda telah jatuh ke arah mereka, menyisakan kepulan debu beterbangan. Sangat beruntung benda-benda itu tidak jatuh tepat di atas kepala mereka. Kepulan debu seperti itu tidak ada apa-apanya, dan mereka tidak perlu bersuara. Semua masih serius dengan tujuan mereka.
Tapi, mau tidak mau kepulan debu tersebut mengaburkan jarak pandang mereka. Tidak ada yang bisa melihat dengan jelas.
"AKK!!!"
"Donny, ada apa?!" Salah satu pria tersebut spontan menyahut ketika mendengar temannya berteriak. Tidak ada respons lebih lanjut.
"Sial!" pikirnya. Kepulan debu ini membuatnya tidak dapat melihat situasi sekitar. Terpaksa, ia harus menggunakan kemampuan pendengarannya.
Namun, hening. Tidak ada suara. Ia bahkan tidak berani memanggil rekannya yang satu lagi agar tidak ketahuan.
Hening.
Syutt!
Tertangkap kau!
Sontak, ia melihat ke belakang, dan dengan cepat mendapati ketiadaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bull's Eye
ActionTahun berganti tahun dan tanpa sadar sebuah era baru muncul. Tidak jauh lagi di masa depan, berbagai kejadian saintifik menyatu menjadi bagian sehari-hari kehidupan. Ada sebuah gagasan bahwa senjata perlu ditegaskan penggunaannya sebagai alat melind...