2 - Los Angeles

4.8K 155 6
                                    

"Lo kapan deh balik dari LA?" tanya Gia.

Gianna Susanteo.

Sahabat terbaik Natalie sejak mereka duduk di bangku SMP. Mereka sudah bisa dikatakan sahabat sehidup semati. Sebenarnya Gia itu terhitung sebagai kakak tingkat Natalie yang kebetulan tinggal di samping rumah Natalie di Jakarta. Mereka berdua bisa jadi sangat dekat hanya karena dulu anjing Gia kabur ke rumah Natalie dan bermalam disana. Gia pun akhirnya mulai sering membawa anjingnya ke rumah Natalie dan mereka bermain bahkan hang out bersama.

Itu cerita pendeknya.

Kenapa mereka bisa bersama di New York itu karena Gia memang kuliah di NYU dan menetap di Manhattan. Disusul oleh sahabatnya ke US, mereka berdua pun akhirnya tinggal di gedung yang sama walau masih berbeda lantai. Setiap hari mereka berdua akan memasak bersama untuk makan malam dan secara berganti-gantian tidur di flat masing-masing. Itulah rutinitas mereka.

Nat mengendikkan kedua pundaknya. "Ya sekelarnya kerjaan gue. Kangen ya lo?" ejek Nat.

"Ya kali kangen. Bosen gue liat muka lo mulu, Nat. Kita nih ya udah apartemen masing-masing tapi gue juga ngga tau kenapa nih ya tetep aja ngerasa bosen ketemu lo mulu. Kayaknya gue emang harus banget pindah ke Brooklyn deh biar gak ketemu lo melulu," balas Gia bawel.

Natalie melempar pakaian dalamnya ke muka Gia. "Tai bener emang. Giliran gue lembur aja uring-uringan lo nanyain gue pulang jam berapa,"

Gia bisa bersikap sangat protektif tiap kali dia mendengar Nat yang harus lembur sampai pagi. Bahkan, pernah satu hari dia menyuruh Nat membawa Mike, anjing Labrador Retriever milik Nat, untuk menemani wanita itu pergi ke kantor. The heck. Tentu saja Nat menolak.

Gia terkekeh sambil kemudian membaringkan tubuhnya di sofa bed Natalie. "Enak ya lo jatohnya liburan ke LA. Lah gue, mana ada tuh tugas ke daerah Cali. Paling-paling juga daerah East Coast doang," keluhnya.

"Yaa gue juga setahun ini baru kali ini tugas ke daerah sana. Kayak LA gak ada KAP bagus aja jauh-jauh mesti nyewa dari kantor gue,"

"Gue gak mau tau ya, Nat. Balik-balik lo dapet cowok pokoknya apalagi modelan LA. Minimal lo dapet modelan Brad Pitt deh,"

Natalie kembali melempar pakaiannya lagi ke arah Gia. "Gue kesana kerja. Mana bisa jalan-jalan apalagi nyari cowo,"

"Nat. Mau jalan-jalan juga lo gak bakalan mau kan dapet cowok? Elah, alesan banget,"

Natalie terkekeh melihat ekspresi sahabatnya. Entah kenapa mereka berdua ini bisa sekali cocok padahal mereka berdua sangatlah sarkastik terhadap satu sama lain. Tidak ada lembut-lembutnya. Tapi, sebenarnya Gia lah yang paling sarkastik dibanding Natalie. Nat masih dalam kadar normal tidak seperti Gia yang terkadang bisa membuat orang yang baru mengenalnya menangis karena perkataan wanita tersebut.

"Ntar tuh gue bawain artis Hollywood buat lo ya," canda Natalie.

"Bawa diri aja dengan selamat. Takut lo nyasar kan di ladang ilalang LA eh tau-taunya korban penculikan,"

"Bangsat emang temen kayak lo!" maki Nata membuat Gia terbahak.

••••

"Kamu yakin benar-benar mendapatkan orang sesuai dengan kriteriaku?!" tanya Chris masih tak menyangka.

Pagi itu Emma kembali datang mengganggu bosnya itu. Kali ini berbeda karena mereka akan kedatangan tamu di rumah Chris. Private Akuntan yang disewa Emma akan segera sampai satu jam lagi sesuai dengan janji temu mereka hari ini. Sedaritadi Chris masih belum bisa percaya Emma menemukan orang yang sesuai dengan kriterianya. Bagaimana mungkin?

Apakah auditor itu berbohong?

"Harus berapa kali aku bilang bahwa perempuan ini seribu persen tidak tahu apa-apa tentang dirimu selain kondisi finansial kamu. Bisa kamu buktikan nanti," kata Emma.

Never Let Go Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang