43 - Gianna

556 36 27
                                    

"NAT GILA YA LO UDAH GEDE BANGET ASTAGA!!!" pekik Gia spontan menjatuhkan semua barang-barang bawaannya di lantai dan berlari untuk memeluk Nat.

Gia baru saja tiba di rumah Nat dan rencananya dia akan menemani Nat sampai nanti Chris kembali dari New York. Semuanya atas permintaan Chris sendiri untuk meminta Gia. Untungnya Gia memang sudah beberapa lama tinggal di Boston mengurus pekerjaannya.

Nat pun tertawa sambil balas memeluk sahabatnya dengan erat. Sudah setidaknya dua bulan dia tidak bertemu dengan Gia karena sahabatnya itu bisa dinobatkan sebagai salah satu wanita tersibuj yang Nat kenal.

Well, it supposed to be me. batin Nat sambil tersenyum kecut

"Bisa ngga sih kata-kata pertama lo itu ngga menghujat fisik gue?" gerutu Nat tapi tetap memasang senyumannya.

Dia sangat senang bisa kembali bertemu dengan Gia setelah terakhir kali mereka bertemu di pesta yang diadakan di rumah Lisa.

"Gianna, where should i put these things?" tanya seseorang yang tiba-tiba saja muncul di depan pintu rumah Nat.

Kedua wanita itu pun menoleh dan Nat mengerutkan dahinya karena dia tidak mengenal sosok pria di hadapannya yang sedang menenteng koper serta satu tas berukuran sedang.

"Ah, kamu bisa menaruhnya disitu saja, Ran," jawab Gia sambil menunjuk ke arah karpet.

Melihat ekspresi sahabatnya membuat Gia pun tersenyum sambil meraih tangan pria itu untuk mendekat ke arah mereka berdua. "Nat, perkenalkan ini Ransom.." kata Gia.

"..and Ransom, this is Natalie," sambung Gia lagi.

Walaupun masih Nat masih belum mengerti dengan sosok pria di hadapannya itu, Nat tetap memasang senyum ramahnya sambil mengulurkan tangannya pada Ransom. "Hai, Ransom. Aku Natalie,"

"I know, Mrs. Evans," balas Ransom tanpa menjabat tangan Nat tapi malah sebaliknya pria itu memfokuskan kedua pandangannya pada Gia.

"Oh no.. we're not married yet," balas Nat berusaha menahan kesalnya sambil kembali menarik tangannya.

Ransom mengangkat kedua bahunya tidak memedulikan Nat. "Whatever. Aku pulang dulu, okay? Call me if you need something," kata Ransom pada Gia sambil mencium kening wanita itu di hadapan Nat.

Gia pun mengangguk. "Okay, kamu akan mengabariku nanti malam, kan?"

"Sure, Gianna. Aku juga akan sampaikan salam kamu pada Harlan," kata Ransom sambil tersenyum tipis.

"Dan keluarga kamu.." sambung Gia hampir tidak terdengar di telinga Nat namun tetap terdengar oleh Ransom.

"I will. Aku pergi dulu, hm?" katanya dengan lembut.

"Bye, Ran. Love you," kata Gia setelah melepaskan pelukan mereka.

Ransom hanya tersenyum sambil mengacak-acak rambut Gia. Dia pun kemudian pergi begitu saja tanpa berpamitan pada Nat yang notabene-nya ada di hadapannya dan Gia.

Setelah Ransom menghilang dari hadapan mereka, Nat bisa melihat ekspresi Gia yang hanya bisa tersenyum kecut. Nat mengerti maksud dari ekspresi Gia. He didn't reply with the same sentence.

"Cocok juga sama lo, Gi," kata Nat memutuskan untuk memecahkan suasana.

"Cocok?"

Nat mengangguk. "Itu buktinya lo bisa jinak banget kayak tadi,"

Gia langsung menoyor kepala Nat membuat wanita itu tertawa. "Bangsat, lo kira gue anjing apa mesti ada yang jinakin,"

"Ransom cocok sih jadi pawang lo walaupun agak nyebelin ya kayaknya,"

Never Let Go Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang