Dua penguasa

4.2K 396 42
                                    

Bibirnya mendecih kesal, "Sialan Hinata... kenapa harus Uzumaki sialan itu yang kau taksir?"

Gadis itu menghela napas kesal, lalu matanya menatap pada seseorang yang melambai padanya, seseorang dengan riasan berbentuk segitiga terbalik di pipinya, ia menyeringai dan berjalan mendekat pada Hinata.

"Hinata-chan. Kapan kau datang? Kenapa tidak mengabariku?" tanya Kiba. Ia mendudukkan dirinya tepat di depan Hinata.

Hinata hanya diam. Bibirnya rapat dengan sorot mata yang tajam, Kiba tersentak, ia dapat merasakan aura mengintimidasi yang kuat dari gadis dihadapannya.

"Nona... Hinata?" bisiknya pelan dengan pupil bergetar.

Hinata menatap dingin dan tak acuh. Ia memalingkan wajahnya ke arah samping. Kiba tentu terkejut di tempatnya, setelah sekian lama Nona Hinata tidak mengambil alih tubuh Hinata, kini ia berada di sana. Dengan aura mengintimidasi yang sangat bertolak belakang dengan kepribadian satunya.

"Ada kabar apa di markas Inuzuka?" tanya Hinata. Suaranya dalam dan berat.

Kiba menelan salivanya susah. Ia sedikit menjauhkan badannya yang semula tertopang di meja dengan tangannya, ia menggaruk pipinya bingung, "Em... Danzo tewas," ujarnya pelan.

Hinata melirikkan retinanya, alisnya terangkat, "Pelaku?"

Kiba seolah berat untuk menjawab, ia menggigitnya perlahan, "Uchiha Sasuke, sepupu anda."

Gadis itu mendecih, "Dasar bodoh. Kenapa dia mencari masalah dengan Sasuke?" tanya Hinata kesal. Ia tahu betul siapa Sasuke, orang yang tidak akan mengusik jika tidak terusik.

"Ya... anda mau kemana?" tanya Kiba saat Hinata beranjak bangun, mengikat asal rambutnya dan menyampirkan tasnya.

Hinata menatap Kiba dari atas, sorot matanya seolah mampu merobek retina manapun. Kiba tau ia telah lancang bertanya, tapi pertanyaan itu keluar begitu saja tanpa bisa ia cegah.

"Markas Akatsuki. Kemana lagi? Aku harus menemui Nagato."

*****

Saat pertama kali melangkah masuk di bangunan gelap yang hanya mengandalkan penerangan dari sinar matahari itu yang Naruto lihat adalah pemandangan di mana Sasuke berdiri menghadapnya beberapa meter di depan. Dengan glock terulur, siap menarik pelatuk kapanpun.

Juga Sakura yang berada beberapa langkah di depannya, ia tertawan, disandra olen seorang lelaki berambut hitam, dengan leher yang di tahan lengan dan pelatuk yang berada tepat di kepalanya. Lelaki itu berkeringat. Naruto mengetahui dari gekstur kakinya yang bergetar.

Onyx Sasuke menatapnya, ia mendecih dan Naruto menyeringai, ia melirik pada gadis lain yang berambut blonde dan berada tak jauh dari tempatnya, gadis itu menahan mulutnya dengan kedua tangan, ia menatap takut pada Naruto yang menaruh jarinya di bibir, menyuruhnya diam atau revolver yang telah ia arahkan pada lelaki yang menyandra Sakura, ia tekan.

Gadis itu menangis, ia menggelengkan kepalanya, tapi tidak ada rasa iba sekalipun dari diri Naruto, siapa yang memulai ia harus mendapat getahnya. Safirnya melirik pada seseorang yang duduk dengan banyak luka di belakang Sasuke.

Dia Konohamaru, adik lelaki yang kini terlihat babak belur, dengan bibir dan hidung mengalir darah. Ia balas menatapnya dan terengah-engah. Naruto yang mampu menyembunyikan hawa keberadaannya maju satu langkah dan berdiri tepat di belakang Sakura yang tersandera.

Beautiful Girl brings love ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang