Batas busur dan lingkaran, maka terbuatlah apotema.
Keputusan adalah titik tengah dari bulat. Tak lupa dibatasi dari penghalangnya—"keraguan". Larut paut dalam kesedihan walau la senyum jadi iba. Problematika ini dinamakan dari pada apotema dari matematika. Hidup yang terbatas oleh "keraguan" seberapa besar mau melangkah.
Narasi sebenar-benarnya dari panggung nyawa adalah "diri". Tak tangkap atau tangkap, penjelasan ini hanyalah penjelasan singkat yang semata. Menari-nari diantara kebingungan otak yang sulit cerna dalam kata acak. Perlahan juga pasti bakal terasa bedanya.
Batiniah meratap dalam sebuah kelinglungan. Percaya nampak seperti konspirasi bodoh mengenai suatu kehidupan. Sengatan dari indra penciuman mencapai akal pemikiran yang tak jadi waras. Tak lah tentu perasaan yang didorong kepercayaan menjadi pengkhianat total. Batas maximum dari pada sebuah kesedihan.
"Tenang saja, besok aku hidup kok."
Palsu, ya palsu.
Oh, palsu sekali.
Kalau badan memang tak lagi bernafas, jiwa tiada tinggal, bawa dosa ke neraka. Lompat bagai atlet, malah senyum dengan bangga tapi tak dipuji. Mengatai sebaiknya hidup, malah seenak jidat melupakan gimana rasanya enaknya "hidup" itu sendiri.
Bekam dalam batin berpikiran ingin mati dalam segera ini.
Raga yang ingin mencapai, untuk kedua kalinya mengulang.
"Mari ubah saja takdir dan mati bersama jika memang tak bisa."
××✕ Save Me [You] ✕××
A/N:
Project halu Syana, enjoy~
KAMU SEDANG MEMBACA
Save Me [You] || Eve
FanfictionDiberi kesempatan, akankah aku bisa menyelamatkan diriku [dirimu] kali ini?