Jadi ini yang namanya pertemanan?
Jika begitu, bisa kau selamatkan satu nyawa?
-----
—5 Bulan Kemudian, 13 Februari 20XX—
Pertanyaan yang frontal akan jadi sebuah jawaban yang bisa saja menakutkan. Tangannya yang selalu hangat dengan senyuman manis. Berdebar rasanya hati dan juga keluh kesah rasa sedih jadi sebuah senyuman. Kalau dirasa ini terlalu aneh, maka menakutkan bila ada hujatan.
Tapi sayang, dindingnya sudah terlalu kuat untuk dikatakan bisa runtuh dengan mudah.
Kizuka Setsunai mengatakannya kalau dia akan terus berteman dengan Eve. Ketika susah dia akan datang, menenangkannya dan juga menjauhkannya dalam sebuah hal berbahaya. Hapusan air mata yang jelas Eve bisa rasakan hingga ia bisa menemukan tujuannya.
"Ah, aku baru ingat, aku hidup ini untuk sesuatu yang belum aku dapat. Aku hidup... Karena aku memang ditakdirkan, sepahit apa pun, lebih baik maju."
Kata-kata yang menjadi motivasi Eve dalam maju menghadapinya. Bahu yang selalu ada dan senyum manisnya hanyalah yang ia butuh, kesan fanatik yang sebenarnya tidak demikian. Memasukan satu alasan kenapa mereka tetap tahan walau hujat kata terus jalan. Tetap saja senyum manis dipasang.
Semakin hidup, maka semakin kesal lah mereka.
Dan akibat itu, Kizuka dapat tahu kenapa Eve berniat merasa ingin mati.
Terkanan batin yang teranjur jadi masalah hidup. Akibat faktor keluarga yang menjadi masalah. Teman yang meninggalkannya kala dia susah dan tidak dibantu. Mengejek dalam sebuah sosial media dengan empuk, katanya sih "bercanda". Ketidak lucuan yang malah ditertawakan dan akhirnya niatan untuk mati saja.
Bukan itu saja.
Di cap sebagai "pecundang" itu adalah hal menyedihkan. Harga diri yang jauh tercoreng dari pada sebuah harga permen. Murahan—jika fans internasional tahu apa itu yang namanya hal itu, berimbas balik kepada para Utaite yang bisa saja seenaknya mengatainya aneh-aneh dibandingkan biasanya. Hanya saja jika memang mereka adalah fans lain, mereka akan memulai keributan.
"Sebenarnya Eve itu begini!"
"Yang benar saja! Itu tak benar!"
Eve tak menyukainya.
Eve akui begitu kepada dirinya yang hanya meratap cermin dan tangan. Penuh bekas luka. Harap ini cepat sembuh karena pastinya akan sangatlah menjadi bahan bualan. Jujur, Eve heran psikopat apa yang mengatai orang bunuh diri psikopat. Justru mereka yang psikopat karena mendorong niat seseorang untuk mati.
Kasar, Eve pernah berkata gitu depan orang-orang. Taring yang ia tunjukan menjadikannya sasaran tersegannya. Utaite memang akan hancur kalau begini, tapi kata-kata yang menyelekit kembali terarah. Menandakan mereka akan perang walau nyatanya mereka mundur.
"Idiot apa kalian!? Menyerang sama-sama bisanya!"
Lagi-lagi perkataan yang kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Save Me [You] || Eve
FanfictionDiberi kesempatan, akankah aku bisa menyelamatkan diriku [dirimu] kali ini?