#2

104 22 0
                                    

20 Oktober 08:45

        Seorang wanita berlari cepat mengejar ketertinggalan langkahnya oleh sang anak. Di tangannya membawa bungkusan kecil berisi kimbab utuh menu sarapan favorit si anak. 

"Tae Oh-ya...kau melupakan sarapanmu!" gembor sang ibu.

Anak yang dipanggil Tae Oh itu berhenti lari. Dia kemudian berbalik arah menuju ke ibunya.

"Kau masih pagi sudah membuat ibumu lari-lari. Setelah kau besar dan punya uang banyak kau harus mengganti jasa Ibu tiga kali lipat," kata si ibu.

"Hehe mian, gumawo. Kalau aku besar akan kuganti lima kali lipat ahaha," jawab Tae Oh.

Ibunya ikut terkekeh, ia sedikit merapikan rambut Tae Oh kemudian agak membungkuk untuk menyamai tinggi Tae Oh "Tae Oh-ya sekolah yang pintar supaya Ibu bisa memamerkanmu seperti yang dilakukan Cho Yeon ahjumma."

"Ne!" Anak itu diam sejenak sebelum melanjutkan kalimatnya, "tapi Namjoon hyung memang sangat jenius. Akan sulit untuk bisa menandinginya."

"Heyy kau bilang apa, kau jauh lebih hebat darinya. Kau berani menangkap kecoak tapi dia tak bisa. Kau pasti bisa mengalahkannya, fighting!" Ibu Tae Oh mengepalkan tangannya kuat untuk Tae Oh.

"Fighting! Kalau begitu aku pergi dulu, aku akan memakan ini semua supaya di sekolah aku bisa belajar tanpa mengantuk dan mengalahkan Namjoon hyung."

"Ne. Ah iya dan Ibu akan pulang malam, ada banyak barang baru yang datang ke toko jadi Ibu harus merapikannya."

"Ne, aku pergi Bu."

         Si ibu tak langsung pergi begitu saja. Ia memperhatikan dulu langkah semangat anaknya ke sekolah. Baru setelah bayangan anaknya hilang di persimpangan jalan ibu itu lantas kembali ke rumahnya.

Anak tangga di rumah pemilik atap rumah yang ia tinggali sekarang perlahan ia tapaki. Sampai bunyi suara pintu yang dibuka membuatnya berhenti melangkah.

"Nara, kau habis darimana?" sapa nyonya Cho Yeon ke Nara yang tak lain ialah ibunya Tae Oh.

"Oh Ahjumma selamat pagi. Aku habis mengantar kimbab milik Tae Oh yang ketinggalan," jawab Nara.

"Anak itu selalu melupakan sarapannya. Wajahmu sampai berkeringat banyak." Nara mengelap keringatnya dengan tangan, ia tersenyum tipis. "Oh iya nanti barang yang baru sampai di toko kau rapikan yah Nara, aku juga sepertinya tak bisa ke toko. Hari ini aku harus pergi bersama ayahnya Namjoon."

"Ne Ahjumma. Akan kuurus semuanya."

"Ya sudah kalau begitu. Aku akan pergi buang sampah dulu." Nara mengangguk. Kemudian nyonya Cho Yeon menutup pintu rumahnya, ia lalu menarik langkah pelan, "ah iya hari ini juga ada barang yang akan datang nanti siang. Tolong rapikan yang itu juga yah Nara."

"Ne Ahjumma."

===2%===

        Namjoon sudah siap untuk pergi kuliah. Handphone dan segala perkakas untuk kebutuhannya di kampus sudah ia bawa di tas punggungnya. Kaos kaki putih dan sepatu hitam yang melengkapinya terlihat pas dengan pakaian yang ia kenakan. Setelah berpamitan dengan ibunya tadi, Namjoon bergegas pergi agar tak sampai ketinggalan bus. Jarak tempat kuliah dengan rumahnya memang cukup jauh dan biasa Namjoon menempuhnya dengan naik bus kota.

E V A N E S C E N TTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang