#4

80 21 2
                                    

4 dini hari Namjoon dibangunkan oleh ayahnya. Padahal dia baru saja kembali ke rumah untuk mengambil jaket setelah dia berjam-jam mencari Tae Oh. Ayahnya terus menggedor-gedor pintu kamarnya sampai hampir copot engsel pintu kamar itu.

"Sebentar Appa," seru Namjoon.

"Cepatlah."

Namjoon menarik gagang pintu kamarnya, begitu terbuka dia melihat ayahnya yang panik. Ayahnya membawa kabar buruk, berkata kalau dia dan Namjoon harus ke rumah sakit untuk menemani nyonya Cho Yeon yang sudah lebih dulu membawa Nara ke sana karena keadaan Nara memburuk. Nara sempat tersadar dari pingsannya, kemudian dia diantar pulang oleh nyonya Cho Yeon tapi saat di rumah dia tiba-tiba jatuh pingsan dan tak sadarkan diri lagi.

===4%===

Ayah Namjoon menyelesaikan biaya administrasi rumah sakit lebih dulu sebelum beliau pergi ke ruang perawatan Nara, Namjoon juga ikut mengantar ayahnya. Begitu selesai melakukan transaksi pembayaran, tuan Namju dan Namjoon pergi munyusur koridor gelap disana untuk mencari ruangan Nara. Ruangannya rupanya tidak begitu jauh dari koridor yang dilewati oleh mereka. Namjoon membuka pintu ruang perawatan Nara, disana ada ibunya yang masih duduk menemani Nara yang masih belum sadarkan diri. Keduanya masuk tanpa berucap, terlalu iba sampai kehabisan kata-kata ketika melihat kondisi Nara yang lemah.

"Kalian berdua sudah datang. Nara baik-baik saja, dia mungkin terlalu shock setelah Tae Oh hilang," jelas nyonya Cho Yeon.

"Oh bagus lah. Kuharap Tae Oh cepat ketemu dan berkumpul lagi bersama kita," kata tuan Namju.

Tuan Namju sudah menganggap Nara sebagai anaknya sendiri. Sejak awal kepindahannya Nara selalu dibantu oleh keluarga Kim yang dermawan, pemilik rumah tempat tinggalnya. Waktu Tae Oh baru lahir, tuan dan nyonya Kim sebetulnya ingin mengalihkan hak asuh Tae Oh namun Nara secara keras menolaknya. Dia ingin merawat serta membesarkan anaknya karena hanya Tae Oh lah harta satu-satunya yang amat berharga baginya. Meski begitu, tuan Namju dan istrinya masih terus membantu Nara untuk membesarkan Tae Oh. Bahkan kala Tae Oh kesusahan mendapatkan identitas diri untuk bisa sekolah, tuan Namju lah yang turun tangan mengatasinya.

"Apa ada kabar baru soal Tae Oh?" tanya nyonya Cho Yeon.

"Belum ada. Sampai sekarang hanya gantungan kunci milik Tae Oh yang baru ketemu," ungkap tuan Namju.

"Kau dimana Tae Oh-ya, cepat ketemu dan pulanglah hiks hiks hiks," pinta nyonya Cho Yeon.

===4%===

Nara akhirnya tersadar setelah berjam-jam lamanya dia pingsan. Ketika matanya mulai terbuka, lagi-lagi yang ia cari hanya Tae Oh anak kesayangan satu-satunya. Tae Oh yang belum juga kembali, Tae Oh yang sekarang ini masih dicari keberadaannya.

"Tae Oh-ya...Eomma bogoshipeoseo...neo eodiya?" tanya Nara dalam tangisnya.

Berulang kali nama Nara menyebut nama anaknya, ingin rasanya dia pergi mencari sendiri anaknya itu namun badannya lemas tak berdaya.

"Noona Tae Oh pasti ketemu, kau tau kan appa sudah menyewa agen khusus untuk mencari keberadaan Tae Oh. Sebentar lagi Tae Oh pasti ketemu," ucap Namjoon menenangkan.

"Bawakan Tae Oh untukku, bawa dia kemari Namjoon-ah," pinta Nara. Suaranya sangat serak akibat dia menangis seharian.

"Tae Oh pasti datang nanti, Tae Oh pasti akan pulang."

Namjoon mengusap air mata yang jatuh di wajah Nara. Nara terdiam, dia lalu memegang pergelangan tangan Namjoon dan perlahan menurunkan tangan Namjoon dari wajahnya.

E V A N E S C E N TTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang