06

43 8 0
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Jovian POV





Hari ini aku berniat untuk menemui teman lamaku. Ya, kemarin dia menghubungiku dan memberitahu bahwa ia baru tiba di Indonesia setelah menyelesaikan studi S2-nya di London. Hhh, sudah berapa lama aku tak bertemu dengannya ya?



Setelah merapihkan penampilanku, aku melirik sebuah bingkai foto yang sengaja aku letakan di meja kerjaku. Senyumku mengembang ketika melihat foto pria itu, pria yang sudah lama aku sukai.



Dia Jovan Agustin Kenzie, aku biasa memanggilnya Ken. Dia teman dekatku dari SMA hingga saat ini. Benar apa yang dikatakan orang-orang, tidak ada persahabatan murni antara pria dan wanita. Biasanya salah satu diantara keduanya memiliki perasaan lebih dari sekedar sahabat, dan kini aku mengalami semua itu.



Aku sudah lama menyukai Ken, namun aku tidak memiliki keberanian untuk mengungkapkan perasaanku. Terlebih lagi... aku seorang wanita, egoku mampu mengalahkan keberanianku. Dimana aku memegang prinsip bahwa pria yang harus lebih dulu mengutarakan perasaannya, dan beginilah aku sekarang hanya bisa diam dan menunggu.



"Perfect!"



Ketika hendak berangkat, tiba-tiba bel apartemenku berbunyi. Heran? Tentu saja, rasanya aku tidak memiliki janji dengan siapapun. Dengan malas aku membuka pintu dan betapa terkejutnya aku ketika menemukan Pak Nendra sudah berdiri disana.



"Hai Vian! Berhubung sekarang lagi libur, ayo kita jalan-jalan. Waahh, kebetulan banget kamu udah rapih. Ayo langsung pergi aja!"



Tanpa basa-basi Pak Nendra langsung menarik tanganku tanpa mendengar penjelasanku terlebih dahulu. Hhhh, sepertinya aku harus membatalkan pertemuanku dengan Ken hari ini.



"Kok Bapak gak bilang saya dulu kalau mau ngajak saya pergi?"



Jujur aku kesal sekali dengan sikap bosku ini. Bisa tidak sih dia janjian dulu denganku sebelumnya? Tidak mendadak seperti ini.



"Sengaja biar surprise. Udah kamu gak usah cemberut, pokoknya kita bakal ngunjungin banyak tempat yang cocok buat refreshing, dan please jangan panggil aku Bapak karena ini bukan di kantor."



Malas berdebat, aku memilih untuk menuruti keinginannya saja. Oh! Hampir saja lupa! Aku meraih ponselku dan mengetik sesuatu disana.





Maaf Ken. Aku tidak bisa menepati janjiku karena ada urusan mendadak yang sangat penting. Kita bertemu di lain waktu saja.














~~~~














Third Person POV





Alteration [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang