spasi #2

25 4 0
                                        

Happy reading....

Aku baru saja berhenti. Bener, aku tak bohong. Sebelum aku bener bener berhenti aku sudah banyak menemukan tempat persinggahan yang mungkin ku sebut spasi, sama seperti halnya sebuah kalimat yang membutuhkan spasi yang menghasilkan jarak begitu juga dengan halnya sebuah perjalanan. Di jalan aku banyak melihat macam macam kejadian, aku melihat seseorang baru saja memulai perjalanannya ada juga yang baru sampai di tempat tujuannya bahkan ada yang berhenti sejenak sebelum sampai di tempat tujuannya sama seperti diriku.

Aku hanya merasa lelah bukan menyerah. Tenang saja jika nanti aku sudah selesai beristirahat aku akan kembali berjalan, melanjutkan perjalanan yang sempat ku tunda.

Di tempat ini aku banyak belajar hal yang baru ku temui atau mungkin baru ku sadari. Ternyata saat aku berjalan banyak hal hal yang terlewat dan mungkin terlupakan. Ternyata selama ini aku terlalu asik pada perjalanan ku, meski aku berjalan sendiri. Aku sudah belajar dari kesalahan ku yang lalu dan aku juga sudah menetapkan hati untuk tidak mudah goyang.

Di perjalanan ku yang lalu aku bertemu dengan seseorang, kami melakukan perjalanan sama sama tapi tiba tiba kami memutuskan untuk berpisah. Kami melakukan perjalanan masing masing, aku tidak berharap dia akan kembali karena yang aku tau dia sudah menemukan teman untuk melanjutkan perjalanannya. Aku di sini hanya bisa tersenyum sambil diam diam berdoa agar hati ku tidak seperti dulu yang mudah sekali untuk terombang ambing.

Aku yakin aku bertambah kuat dari sebelumnya. Aku mulai bangkit dari tempat ku duduk, dengan percaya diri aku memulai langkah. Aku yakin pasti aku bisa, bisa melewati ini semua.

Tidak tau kenapa rasanya sang angin berhembus lebih kencang dari bisanya. Aku tak kuat. Lalu lama lama titik titik air jatuh juga, hujan mulai turun, lama lama hujan bertambah deras. Seolah sang hujan bertubi tubi ingin melawan ku untuk membuat ku jatuh. Kanan kiri belum juga terlihat tempat persinggahan, aku menggeleng merasa ragu. Aku rasa semesta sedang tidak berpihak padaku, apa mungkin semesta sedang menguji ku? Oh tidak aku bener bener tidak kuat.

Kedua kakiku rasanya sudah lemas, tak kuat menopang tubuh ku. Akhirnya aku terjatuh juga. Aku terduduk di atas tanah, pasrah dengan apa yang akan terjadi pada diriku. Air mataku juga sudah tak kuat ku tahan, air mata ku turun bersama dengan air hujan yang turun.

190320

thanks ....

Salam manis dari choco🍫🍫

Jangan lupa senyum yah meski hati tidak bisa...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 23, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Koma dan TitikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang