SA (4)

550 47 0
                                    


"Ayah. Lihat itu!" teriak Taeoh.

"Ada apa, sayang?"

"Taeoh ingin makan eskrim" ucapnya dengan riang.

Jongin tersenyum, dia lalu menggendong tubuh mungil Taeoh dan membawanya menghampiri penjual es krim itu.

"Taeoh mau rasa apa?"

"Cokelat" ucapnya penuh semangat.

"Pak, es krim coklat dua yah"

Setelah cukup puas memakan es krim, mereka kembali mengelilingi taman, Taeoh mengayun-ayunkan kakinya di kursi taman itu, sesekali dia tersenyum dengan sangat manis pada Jongin. Jongin merasa sangat gemas dengan Taeoh. Dia seolah melepaskan beban di hidupnya, dia terus merangkul tubuh Taeoh, seolah tak mau jika Taeoh jauh darinya.

"Taeoh. Apa ibu dan ayahmu hidup dengan bahagia?"

"Kalau ibu iya, tapi kalau ayah. Taeoh tidak tahu" jawabnya singkat.

Jongin berpikir, mengapa Taeoh berkata seperti itu. Mungkin ayahnya Taeoh sibuk sekali hingga anaknya pun tak terlalu memperhatikan dirinya.

"Ayah. Taeoh mau balon itu" ucap Taeoh dengan menunjuk tukang balon gelembung busa itu.

Jongin lalu menghampiri penjual itu dan membelinya.

Taeoh langsung mengambil dengan cepat dan mulai meniupnya, dia sangat bahagia saat melihat gelembung-gelembung balon yang berterbangan ke udara.

Jongin benar-benar merasa sangat tentram saat mendengar suara tawa Taeoh, seolah dia seperti menemukan kebahagiaannya yang telah lama hilang. Senyuman di bibir Jongin selalu terukir saat melihat tingkah Taeoh. Dia benar-benar menyukainya.

Tak terasa hari sudah hampir petang, Jongin mengajak Taeoh untuk segera pulang. Walaupun Jongin merasa sangat nyaman saat berada di dekat Taeoh, tapi dia harus mengembalikan Taeoh pada Soojung. Karena jika tidak pasti Soojung akan sangat khawatir.

Awalnya Taeoh menolak untuk pulang, tapi setelah Jongin memberikannya pengertian Taeoh akhirnya mau untuk pulang bersama Jongin.

Setelah sampai di alamat rumah yang diberikan Taeoh, Jongin menepikan mobil itu.

Tapi ternyata bocah kecil itu sudah terlelap. Jongin merasa tak tega untuk membangunkannya, dia lalu mulai memasuki rumah Soojung. Entah apa yang nantinya akan terjadi, Jongin merasa sudah sangat siap.

TING.. TONG..

Jongin menekan tombol bel depan rumah Soojung.

CEKLEK..

Ada perasaan gelisah saat Jongin mendengar suara ayunan daun pintu yang terbuka.

Mata Jongin terkejut saat melihat seorang pria yang sangat dia kenal. Jongin membulatkan matanya dan menatapnya dengan sorot mata yang tajam.

"Jongin" sapanya.

Tapi Jongin hanya mendengus kesal, dia memajukan tubuh Taeoh agar pria itu dapat mengambilnya.

Lalu setelah pria itu mengambil tubuh Taeoh dan membawanya ke dalam gendongannya, Jongin mulai memutar tubuhnya.

"Jongin. Hei. Kau mau kemana? Apa kau tidak ingin mampir dulu?" teriaknya.

Jongin menoleh, dan tersenyum sinis.

"Aku hanya mengembalikan Taeoh saja, kau tak usah khawatir aku tak akan merebut istrimu seperti yang kau lakukan" ucapnya sinis.

Jongin lalu meninggalkan rumah itu. Taemin menatap Jongin dengan bingung.

"Siapa yang datang, Taemin?" teriak Soojung.

Jongin mendengar suara Soojung lalu mempercepat langkahnya.

Soojung menatap lirih ke arah Jongin yang sudah memasuki mobil dan pergi dari sana.

"Sepertinya Jongin salah paham padaku" ucap Taeoh pelan.

"Salah paham?"

Taemin mengangguk.

"Sebaiknya kita masuk dulu, aku akan membawa Taeoh ke kamarnya dulu"

"Astaga! Bagaimana bisa Taeoh bersama Jongin?"

Taemin hanya menggedikkan bahunya.

***

"Ternyata kau memang telah bahagia Soojung, aku baru tahu jika kau dan Taemin ternyata telah mengkhianatiku. Bodoh sekali aku menyayangi Taeoh yang merupakan anak kalian" ucap Jongin pelan.

Dia memfokuskan matanya untuk terus menatap ke arah jalan raya, sesekali dia memukul stir mobilnya.

***

"Biarkanlah Taemin, biarkan seperti itu saja. Aku juga tak ingin Jongin mengetahui yang sebenarnya" ucap Soojung setelah mendengar penjelasan dari Taemin.

"Tapi Soojung. Bagaimana pun juga Jongin adalah ayah biologis dari Taeoh, dia harus mengetahuinya"

"Untuk apa, Taemin? Semua sudah tak ada artinya lagi"

Taemin hanya terdiam, karena baginya percuma berdebat dengan Soojung. Tak akan pernah menemukan titik akhirnya.

Tiba-tiba Taemin tersenyum saat melihat Naeun datang. Dia langsung menghampiri Naeun dan merangkulnya.

"Akhirnya kau pulang juga"

Naeun mengerjapkam matanya pada Soojung, Soojung hanya mengangguk. Naeun lalu menuju kamar bersama Taemin.

Sementara Soojung, dia masih terdiam di posisinya itu, dia terus memikirkan tentang Jongin.

"Mungkin memang lebih baik seperti ini Jongin, akan lebih baik jika kau tak mengetahui segalanya" ucap Soojung pelan.

To be continued...

LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang