O (5)

542 48 3
                                    


Jongin terus menatap langit dari balkon kamarnya, pikirannya menerewangan jauh teringat akan masa indahnya dengan Soojung.

FLASHBACK

"JONGIN" teriak Soojung dengan langsung menjewer telinga Jongin.

"Aaw sakit Soojung. Awwww. Sakit" Jongin meringis.

Soojung masih menjewer telinga Jongin.

"Kau ternyata genit ya, Jongin. Kau sangat nakal. Aku baru tahu sifat aslimu"

"Hei. Memangnya aku melakukan apa, hah?" ucap Jongin tak terima dituduh oleh Soojung.

"Kau jalan bersama Jennie kan kemarin?"

Jongin mengernyitkan alisnya.

"Hei. Kata siapa? Aku dan dia tak sengaja bertemu, kita tidak janjian" elak Jongin.

"Benarkah?"

Soojung memajukan wajahnya mendekati Jongin. Jongin tersenyum dengan cepat Jongin mengecup bibir Soojung. Dia lalu langsung kabur.

"Hei Jongin. Kau mau kemana?" teriak Soojung.

Jongin terus berlari menghindari kejaran Soojung.

Jongin lalu mengerjapkan matanya, dia lalu masuk ke dalam kamarnya dan mengambil sebuah foto di lacinya. Jongin menatap foto itu dengan lirih, tak terasa airmatanya terjatuh saat melihat foto dirinya dan Soojung.

"Aku tak mengerti mengapa Tuhan tega memisahkan kita seperti ini. Dan aku benar-benar kecewa denganmu Soojung, ternyata pria yang kau nikahi adalah Taemin, sahabatku sendiri" ucapnya lirih dengan memeluk foto itu.

***

Soojung pun melakukan hal yang sama, dia melihat bintang-bintang yang bertaburan di langit. Pikirannya terus memikirkan tentang nasib kisah cintanya dengan Jongin yang bagi Soojung tak akan pernah bisa bersatu.

"Ibu" panggil Taeoh

Soojung langsung menoleh dan tersenyum, dia lalu menghampiri si mungil itu.

"Ada apa, sayang?"

Taeoh yang baru bangun hanya terduduk dan mengucek matanya.

"Dimana ayah?"

"Ayah?" tanya Taeoh bingung.

"Iya bu, ayah Jongin"

Soojung benar-benar terkejut.

'Darimana Taeoh tahu kalau Jongin adalah ayah kandungnya?' batin Soojung.

"Ada apa, bu? Kenapa ibu terkejut seperti itu?"

"Sayang. Bagaimana bisa kau memanggilnya ayah?"

"Hm aku yang memintanya" jawab Taeoh polos.

"Kau yang memintanya?"

Taeoh mengangguk dan tersenyum.

"Iya. Itu hadiah dari ayah Jongin. Dia tadi memberikanku hari yang sangat indah, Taeoh suka sekali bu, jalan-jalan dengan ayah Jongin. Dia memberikan Taeoh eskrim, balon gelembung, menggendongku terus. Taeoh senang sekali. Daripada ibu, mana ingat ibu dengan ulang tahunku" keluh Taeoh.

Taeoh memanyunkan bibirnya dan melipat tangannya di perut.

Soojung benar-benar merasa bersalah karena telah melupakan hari ulang tahun putranya itu. Sedangkan Jongin, yang belum mengetahui jika dia adalah ayah kandung Taeoh malah bisa memberikan Taeoh hadiah yang terindah. Soojung benar-benar sangat berterimakasih dengan Jongin.

"Maafkan ibu sayang" ucap Soojung dengan memasang ekspresi bersedih.

"Tidak ah. Taeoh tidak mau memaafkan ibu" rajuk Taeoh.

Soojung menahan tawanya, ekspresi Taeoh sangatlah lucu, persis sekali dengan Jongin. Taeoh benar-benar mewarisi wajah ayahnya sekali.

Soojung mencubit gemas pipi chubby Taeoh.

"Ibu. Sakit" kesal Taeoh.

Soojung langsung memeluk dan mencium pipi Taeoh.

"Katakan. Taeoh ingin hadiah apa dari ibu?"

"Hm. Apa ya?"

Taeoh menopang dagunya dan berpikir. Sikapnya seperti orang dewasa saja. Tapi sangat menggemaskan!

"Taeoh mau makan malam bersama ibu dan ayah" ucap Taeoh dengan riang.

Soojung yang sedari tadi tersenyum, kini merubah ekspresinya. Dia benar-benar merasa sangat bingung.

"Sayang. Kita makan malamnya dengan paman Taemin dan bibu Naeun saja ya. Dan juga kita ajak adik Yuri"

Taeoh menggeleng dengan cepat.

"Tidak. Setiap hari juga kita makan malam dengan mereka, Taeoh ingin suasana yang baru. Taeoh ingin malam ini makan malam bersama ibu dan ayah Jongin, please"

Taeoh memasang ekspresi sedihnya, membuat Soojung merasa iba dan tak tega.

"Sayang. Ibu tidak mempunyai nomor paman Jongin?"

"Aku punya"

Taeoh merogoh kantongnya dan mengeluarkan sebuah kartu nama dan menyodorkannya kepada Soojung.

"Kata ayah, jika aku mau menemuinya tinggal hubungi saja nomor itu"

Soojung benar-benar tak menyangka jika Jongin memberikan kartu namanya kepada Taemin.

"Ibu. Kenapa hanya dilihat saja? Ayo bu, cepat telepon" rengek Taeoh.

Soojung mulai menekan nomor ponsel Jongin, tapi dia ragu untuk menghubunginya.

"Ibu. Ayo telpon"

Soojung mulai menekan tombol dialnya. Dia terdiam dan memejamkan matanya.

"Hallo" ucap Jongin di sebrang sana.

Tapi Soojung hanya terdiam.

"Hallo" ucapnya lagi.

Taeoh menatap bingung ke arah Soojung. Dia lalu merebut ponsel Soojung dan berbicara dengan Jongin di telpon.

"Hallo ayah. Ini Taeoh. Ayah. Malam ini Taeoh ingin makan malam bersama ayah dan ibu. Ayah, bisa kan? Aku mohon ayah. Jemput aku dan ibu disini ya, ayah. Nanti aku dan ibu akan segera bersiap"

Jongin bingung harus menjawab apa, tapi hatinya seolah ingin bertemu lagi dengan bocah menggemaskan itu.

"Baiklah. Kau bersiaplah Taeoh nanti ayah akan menjemputmu"

"Yey. Terimakasih ayah. Aku sayang sekali dengan ayah. Bye"

Soojung menatap heran mengapa hubungan Taeoh dan Jongin begitu sangat dekat.

'Apa ini yang dinamakan sebuah ikatan batin? Aku rasa Taeoh dan Jongin sangat dekat' batin Soojung.

Soojung menatap bocah kecilnya itu berlari mengambil handuknya dan menuju kamar mandi.

"Ibu. Setelah Taeoh mandi, ibu langsung mandi ya. Jangan buat ayah menunggu" teriaknya.

Soojung hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

To be continued...

LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang