Chapter three - Takdir Slave

92 5 0
                                    

Perjalanan menuju bogor sangat dinikmati oleh Maria.

Sebuah kota tak begitu besar, namun terkenal akan keindahan dan kemolisan kota itu. Penduduk yang berjumlah kurang lebih 8000 jiwa, dan disebut-sebut sebagai kota hujan itu... Memiliki ingatan dalam memori setiap pembaca Novel - bahwa Kota ini adalah tempat dimana para Author menulis kisah hidup para karakternya.

Kendaraan yang berlalu-lalang melewati mobil yang dikendarai Maria, seakan menjadi penyalur lamunannya.

Yang ada dipikirannya saat ini tentulah Harry, kekasih baru dan pertamanya sejak beberapa jam lalu. Itu hanya lamunan tentang hal yang ada dibelakangnya. Dan kini - ia juga memikirkan tentang hal yang ada didepannya. Tentang pria yang sedang mengemudi itu.

Sekilas ia mengalihkan pandangannya dari luar jendela mobil, hanya untuk sedikit melihat dengan jelas.. Bahwa ada yang aneh dengan pria ini.

Ia pun memberanikan diri untuk tidak diam, dan pikiran akan bertanya selalu mengganggunya. Bagaimanapun, ia harus tahu.. Dan harus berani bertanya.

" maaf..."

Pria itu sedikit mengalihkan pandangannya yang fokus pada jalan didepannya, hanya untuk melihat Maria melalui kaca spion tengah.

" apa kau sudah lama bekerja dengan keluarga Sudiro? Dan apa kau masih sekolah... Atau mungkin kuliah? Kau terlihat sangat muda untuk menjadi seorang supir "

Viktor hanya memandanginya lewat kaca spion itu dengan tatapan yang semu.

Tanpa menjawab pertanyaan Maria,...

" kenapa dia melihatku seperti itu...?"
" sial..!!! Tatapan matanya itu membuatku takut !! "

" Hey !!!!! "

" berhenti menatapku seperti itu...!! "

Pria bermata biru itu pun mengalihkan pandangannya ke arah jalan didepannya..

Kembali fokus untuk mengemudi.. Dan tidak menggubris apa yang dilakukan Maria.

Namun...

" nona Fransisca Maria...? "

" apa aku harus menjawab pertanyaanmu itu? "

      

           " apa? "

" sepertinya iya...". Sembari mengganti gigi mobil.

" aku sudah lama bekerja dengan keluarga Sudiro, dan juga aku tidak sekolah, ataupun kuliah. Aku terlihat masih muda, karena memang aku suka bercanda..."

"Suka bercanda?". Melihat raut wajah viktor yang flat.

" apa kau sakit? Semenjak kau menjemputku tadi... Kau terlihat pucat? "

           " tidak nona.... "

" oh.. Aku tadi membawa sedikit roti, apa kau ingin... "

Sebelum maria sempat menyelesaikan kata-katanya itu, viktor pun mencela dengan nada suara yang nyaring.

           " tidak nona..., dan hentikan itu! "

           " dan sebaiknya kau beristirahat. Karena perjalanan kita masih jauh !! "

            " bisakah? "

Merasa terhesak dihatinya. Baru kali ini ia dibentak seperti itu, yang padahal ia sangat peduli dengan keadaan viktor yang menurutnya - ia sedang tidak enak badan.

Ia hanya terdiam, dan memandang Viktor beberapa detik - yang matanya hanya terlihat di kaca spion tengah itu.

" ma... Maaf ". Kata Maria dengan terbatah-batah.

Noble Hybrids : Vampire Throne (book one)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang