Chapter two - Warna Mata Itu

125 6 0
                                    

21 tahun kemudian...

Di siang hari yang cerah, cahaya matahari begitu terik dan terang menyinari kota Jakarta.

Puluhan topi baret berterbangan. Tanda akan kelulusan mahasiswa dan mahasisiwi terbaik dari universitas itu.

" kyaaaa... Aku lulusssssss ". Teriak Maria gembira akan kelulusannya. Dan juga mendapat predikat Summa Cum Laude - predikat terbaik ketika kau mengakhiri masa sarjanamu.

        " selamat ya Maria ". Kata salah satu teman baiknya yang bernama Intan. Memeluk Maria dengan erat, seakan ia tidak akan bertemu dengannya lagi.

" hmmmm, terimakasih intan ". Membalas pelukan Intan. Ia tahu.. Bahwa ia akan merindukan sahabatnya itu.

           Sembari melepaskan pelukan mereka." setelah ini kau akan kemana? Apa rencanamu untuk menjadi guru di sekolah swasta di bogor itu jadi?"

" tentu. Setelah ini aku akan dijemput oleh pelayan dari pamanku..., aku akan benar-benar merindukanmu "

  

           " lalu... Bagai mana dengan Harry? Dia mungkin akan bersedih dengan kepergianmu ke bogor. Dia sudah menyukaimu sejak sekolah dasar. Sampai-sampai ia bahkan mengikutimu untuk bersekolah di universitas ini... "

" itulah yang aku khawatirkan. Aku takut ia akan bersedih, apalagi ayahnya memintanya untuk mengurusi perusahaannya yang berada di surabaya "

 

           " jadi, kau berencana menerima cintanya mar? Kau sudah yakin seratus persen? Kasian dia jika yang kau berikan hanya harapan palsu. Disamping kalian akan jarang bertemu nantinya... "

" entahlah aku juga bingung. Aku menyukainya... Dia pria yang baik. Tapi... Sudah keputusanku untuk tidak berpacaran dulu. Apa kau punya saran lain yang bisa membuatku berubah pikiran tan? "

          " ummm... Bagaimana ya? Kalo menurutku sih, kalian jalani saja dulu. Toh, Harry bukan tipe pria yang menuntut. Mungkin ia akan menerima keputusanmu untuk mengajar di bogor. Lagipula... Ia akan menjadi pria yang sibuk nantinya. Kesibukan itu akan mengurangi rasa khawatir akan pasangan kalian, kau harus ingat itu mar "

          " hmmmm... Terimakasih sayangku Intan. Kalau begini sih, aku tidak berpikir panjang untuk menerima cintanya lagi ". Sambil kembali memeluknya lagi. Bagi Maria, tidak ada sahabat yang begitu sempurna seperti Intan. Disamping ia sangat manis, kepribadiannya pun membuat lawan jenisnya merasa minder jika sudah berkenalan dengannya.

Ditengah obrolan mereka yang asik, tiba-tiba ada yang menepuk bahu maria dari belakang.

Menoleh. " Harry...? Kau datang? ". Dan ternyata pria yang bernama Harry. Pria yang dibicarakan Maria dan Intan sesaat tadi.

          " Selamat ya Maria. Aku baru bisa datang disaat acara wisudanya selesai... ". Sambil merebahkan senyumnya yang manis. Senyumnya yang membuat Maria merasa nyaman dan melupakan semua masalah yang ia hadapi.

Harry adalah pria berumur 25 tahun. Ia lulus sebagai sarjana termuda ketika ia berumur 19 tahun di Universitas Gajah Mada Fakultas Hukum dan Kedokteran - ia pun dengan singkat memiliki 2 title sekaligus. Bahkan kecerdasaannya yang tidak biasa itu membuatnya lulus Sekolah Menegah Atas lebih awal, yaitu hanya 2 tahun saja.

" kau ini bilang apa...., kau datang saja aku sudah sangat senang "

          " oh ya..., gaya bicaramu seperti kau akan menerima cintaku saja. Hahahahaha... "

Terdiam. Beginilah pria yang bernama Harry, selalu membuat Maria tersipu malu karena daya tangkap dan analisisnya yang cepat akan tanggapan seseorang. Bagaimanapun ia menjawab dan berbicara, selalu Harry ketahui alasannya. Benar-benar pria yang sangat peka.

Noble Hybrids : Vampire Throne (book one)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang