THE FIRST RAIN WHIT YOU

31 11 0
                                    

Karna tugas yang bu dhani berikan begitu menumpuk dan membuatku harus pulang larut sore, ini sudah jam 5 sore, sudah pasti ga mungkin ada angkot yang lewat di depan sekolah, aku harus pergi ke halte bus.

Aku berjalan cepat tapi jarak sekolah dengan halte bus lumayan jauh.

"Mah tunggu maryam sebentar ya"

Aku merasa ada rintik air yang turun, aku menadang tangan dan aku rasa hujan aku turun, aku segerah berlari agar sampai di halte dengan cepat, saat aku hampir sampai hujan turun dengan deras, membuat rambut dan seragam ku sedikit basah.

"Yah basa" aku mengambil ponsel dari tasku tapi ponsel ku ga menyala, baterai ponsel ku pasti habis.

"Ah. Sial" kesal ku menghentakan kaki yang tanpa aku sadari ada becekan kecil dan menyiprat kan air pada sepatu sesorang, aku yang kaget meminta maaf pada orang itu saat aku melihatnya

"Ka arya!" Aku menutup mulut ku karna terkejut, sementara arya melipat kedua tangan di dada dan melihat sepatunya yang terkena becekan karna aku.

"Ma maaf ka ga sengaja" aku terlalu gugup dan takut berhadapan dengan arya.

Aku memasukan ponsel ku ke dalam tas dan berniat pergi menerobos hujan, tapi tangan ku di tahan oleh arya, ya tuhan apa lagi ini.

"Lo mau kemana? Ga liat hujan deres gini?"

Apa aku bermimpi?? Arya bicara pada ku? Mama ku mohon jgn bangunkan aku!

"Heh! Malah bengong"

"Ini bukan mimpi, ini kenyataan, ayo lah maryam sadarrrr"

"Gu gua udah janji sama mama kalo bakal pulang cepet"jelas ku

"Tapi ini ujan nyokap lo pasti ngerti, tunggu sampe hujannya reda sedikit"

"Dia ngomong gini karna takut gua sakit?? Uuhhh perhatian banget si lu"

"Ga usah ge er, gua ngomong gitu karna ga mau.."

Aku menatap nya penuh tanda tanya.

"Ga mau gua sakit??" Sela ku, arya menatapku dan mendekat kan wajahnya pada ku lalu berkata:

"Bukan, Ga mau, buku lu basa gara gara ujan" setelah ucapan yang membuat ku kesal itu dia memalingkan wajahnya kembali menatap hujan.

Aku berdengus kesal, dan berusaha agar tidak terlihat salah tingkah.

Sudah 15 menit berlalu aku dan arya tidak ada percakapan lagi, kami saling diam membisu, tidak ada yang ingin memulai percakapan dan itu suasana yang paling tidak aku suka, saling membisu seperti orang asing.

Tunggu, kami memang orang asing, yang kebetulan berteduh di satu tempat bersama.

Aku menadang tangan ku, dan kurasa hujan sudah meredah, sekarang jam 17.30 aku harus segera kembali ke rumah.

"Gimana cara pamit nya ya"

Ku beranikan diriku menyapa dan mengatakan kalau aku harus segera pulang.

"Hemm.. ka arya"

"Ya?"

Jantung ku bedegup kencang!

"Hujan nya udh redah, gua harus, pulang"jelas ku, aku harap arya tidak menghalangi ku kali ini.

Arya mengangguk "hm gua anter"

Aku membatu, mendengar apa yang dia katakan barusan. Aku melihat Arya berjalan melewati ku dan membersikan jok motornya dari air hujan, arya menaiki motornya dan menyalakan motor ninjanya

"Ayo, lu ga mau pulang?" Tanya nya, aku ga tau cara nolaknya gimana, tapi ini hampir malem ga mungkin ada kendaraan umum lagi.

Akhirnya aku mengangguk dan menaiki motor arya, arya menjalankan motornya, sepanjang perjalanan aku sama sekali ga bicara sama dia, aku takut akan ganggu konsentrasi dia, ku lihat jalanan juga sangat licin karna hujan tadi.

Tiba tiba arya berhenti, aku ga tau alesannya kenapa berhenti.

"Kenapa?"tanya ku

Arya ga jawab pertanyaanku dia malah lepas jaket yang dia bake menyisakan baju seragamnya, setelah melepas jaket arya memberi nya pada ku, aku mengernyitkan dahi, apa maksudnya?

"Nih pake, gua mau bawa motor ngebut, nanti pasti dingin jgn sampe lu sakit gara gara gua" penjelasannya membuat ku tak kuat menahan senyum, dia mengkhawatirkan ku, itu lucu.

"Pake! Jgn kebanyakan senyum nanti lu di katain orang gila" baru saja aku merasa di bawa terbang, tapi dengan cepat dia mematahkan sayap ku. Aku mengambil jaketnya dan langsung menakainya.

"Lo mau ngebut? "

"Hm"

"Tapi jalanan licin, gua tak-" belum selesai aku bicara arya sudah memotong ucapan ku. Menyebalkan.

"Lo bisa pegangan klo takut, gua bukan orang yang baru belajar motor"tegasnya, aku mengangguk dan berpegangan pada kedua pundaknya.

"Lo pikir gua tukang ojek pegangan di pundak?"tanya nya, aku ga mengerti maksudnya?

"Hah?"

Arya menarik tangan ku dan melingkarkan di pinggannya, posisiku kini sama seperti yang kalian pikirkan! Aku memeluknya, iya memeluk arya, aku bahkan ga percaya sama yang arya lakuin. Aku hanya diam dan aku merasa seperti ada di adegan dillan dan milea kalian tau? 😂

Fall In DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang