Bagian 02

4.5K 358 15
                                    

Natalina Pov

Jantungku hampir saja copot saat mengetahui anak baru itu duduk disamping ku. Apa dia tidak tahu bahwa aku selalu di bully?

Bahkan selama satu semester ini tidak ada yang sudi duduk dengan ku. Mungkin karena aku jelek dan dekil? Semua tak masuk diakal.

Tapi lihat lah murid baru itu dengan seenak jidatnya duduk santai di samping ku, bahkan melirik ke arah ku. Bukannya aku terlalu percaya diri tapi memang faktanya seperti itu.

Oh ayolah otak bekerja! Jangan memikirkan pria di samping mu Natalina! Kamu harus cepat-cepat menyelesaikan tugas Carlin dan Della kalau tidak mau di bully di kantin lagi.

"Apa sedang kamu lakukan?"

Aku menengok ke arah samping ku. Rupanya pria itu. Emmm.. Maksudku Kenzie? Yang melontarkan pertanyaan itu.

"M-mengerjakan tugas.." cicit ku. Entah mengapa aku merasakan hawa yang berbeda. Sedikit...dingin dan menyeramkan.

"Tidak mungkin tulisan mu bermacam macam seperti itu." ujarnya. Benar juga sih, jadi aku harus mengelak dengan apa?

"E-em, aku hanya ingin mengerjakan tugas mereka saja kok!" ucap ku.

"Hanya manusia bodoh yang melakukan itu!" timpalnya.

"Hei! Aku tidak bodoh!!" protesku. Baru kali ini ada seseorang yang membuatku sebal begini. Aku menghelakan napasku kemudian menelungkupkan kepalaku di atas meja. Rasanya aku tidak mau berbicara dengan siapa pun untuk saat ini.

Natalina Pov End.

"Ingin makan bersama?" tawar Kenzie sebelum akhirnya menyadarkan bahunya pada kursi kayu.

Natalina mengangkat kepalanya kemudian sedikit menggelengkan kepalanya pelan. "Tidak usah. Lebih baik kau pergilah," jawab Natalina lembut." Membuat Kenzie menyunggingkan senyum tipisnya. Mungkin Natalina tidak akan sadar akan hal itu.

Kenzie kemudian bangkit dari duduknya. Natalina pikir Kenzie akan benar-benar meninggalkannya sendirian, tapi ternyata pria itu justru menarik tangan mungil milik Natalina dan menyeretnya menuju kantin.

"A-apa yang..."

"Ikuti saja dan jangan membantah!" tegas Kenzie membuat nyali Natalina menciut seketika.

Sepanjang koridor, banyak pasang mata yang menatap kagum ke arah Kenzie tapi lain hal nya dengan Natalina, gadis itu justru mendapat cibiran dan bisikan-bisikan jelek yang menusuk hati. Natalina tidak peduli, telinganya seakan tuli karena terlalu sering mendapatkan semua cibiran itu.

"Apa kau baik-baik saja?" tanya Kenzie. Terselip rasa khawatir pada air muka nya.

"Ya...seperti yang kau lihat." jawab Natalina. Dia hanya menundukkan kepalanya tanpa berani menatap kearah Kenzie. Dia tau, pasti sekarang dia tengah menjadi bahan pembicaraan anak-anak di sana.

Tanpa sepertujuan Natalina, Kenzie menarik tangan gadis itu agar mengandeng tangannya. Sontak Natalina tersentak kaget begitu pun seluruh siswi yang ada di sana.

"Hei lihat lah si dekil itu berjalan dengan seorang pangeran!"

"Cih! Bahkan aku lebih cocok bersanding dengan pria itu daripada dia!"

"Apa dia memakai guna-guna untuk memikat pria tampan itu?"

"Shut diam lah! Nanti pria itu dengar!"

"Baguslah! Dengan itu dia akan sadar kalau dia sedang berjalan dengan si buruk rupa."

Rahang Kenzie mengeras dan Natalina menyadari hal itu. Dia sendiri mengernyitkan dahinya heran. Ada apa dengan Kenzie? 'kan yang di kata-kata oleh orang-orang itu adalah dirinya?

Mate is a Crown Prince's (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang