Ketemu?.2

22 4 2
                                    

"Aku udah ketemu Jessica. Dia satu sekolah sama aku."

Mendengar hal itu, Diandra-ibu Tania- menatap anaknya tak percaya. Jessica satu sekolah dengan Tania?

"Kamu serius? Terus gimana?" Ucap Diandra antusias. Ia sangat ingin bertemu dengan anak tirinya itu, walaupun sebenarnya, rasa sakit hati nya sangatlah besar. Namun, Jessica hanyalah anak yang tidak tahu apa-apa.

"Ya biasa aja sih. Ga gimana-gimana."

Selanjutnya, Tania hanya diam menatap keluar jendela. Ia kadang tidak habis pikir. Kenapa ibunya malah senang saat ia mengetahui keberadaan anak tirinya itu.

Bertahun - tahun sudah kehidupan Tania, ibu dan adiknya berada di fase sulit. Bahkan, ia pernah mengalami makan satu piring bertiga dan itupun hanya sekali dalam sehari, semata-mata untuk menyambung hidup di kemudian hari.

Betapa besarnya hati sang ibu, saat ia mengetahui keberadaan istri kedua almarhun suaminya serta anak tirinya itu. Tania tidak tahu, apa ia bisa sekuat sang ibu?

Perjalanan akhirnya berhenti saat mereka sampai di rumah. Rumah yang dibangun oleh keahlian Diandra berbisnis yang akhirnya dapat kembali membangkitkan perusahaan yang dulu jatuh dan berakhir gulung tikar.

Rumah yang menjadi saksi kesuksesan seorang wanita yang ditinggal suaminya demi wanita lain. Rumah ini pula, saksi bisu kelamnya masa lalu.

Tania turun dari mobil bersama ibunya. Jika kalian bertanya kemana adik Tania, ia sudah pulang sekitar 2 jam yang lalu dijemput oleh sopir keluarga ini.

"Gimana sekolah kamu, kak?"

"Baik mah, tadi juga aku makan siang sama temen baru aku. Namanya Ica."

"Jangan lupa nanti diajak main ke rumah."

"Iya."

Mereka terlibat dalam beberapa obrolan kecil sambil berjalan ke dalam rumah besar ini.

"Aku langsung ke kamar mah." Setelah melihat ibunya menganggukkan kepala. Tania langsung pergi menuju kamarnya.

Setelah ia berada di kamarnya. Ia langsung merapihkan semua yang berantakan, meletakkan sepatu di rak. Meletakkan tas di kolong meja belajarnya, serta meletakkan seragamnya ke keranjang pakaian kotor. Ia segera melaksanakan ritualnya, mandi.

Setelah menghabiskan waktu sebanyak 30 menit untuk mandi. Tania mengenakan pakaian santainya, celana pendek selutut dengan kaos putih kebesaran yang dapat menutupi pahanya itu.

Ia duduk di meja belajarnya mengecek apakah ada tugas yang harus diselesaikan dengan segera, atau tidak.

Tok tok tok

"Tania." Diandra masuk dengan membawa nampan berisikan pasta dan juga orange juice kesukaannya.

"Makasih mah."

"Sama-sama sayang. Belajar yang rajin ya." Ucap Diandra sambil mengelus pucuk kepala Tania.

Diandra duduk di tepi tempat tidur queen size milik Tania. Ia terdiam sejenak memperhatikan Tania yang semakin tumbuh dewasa.

"Apa tanggapan kamu setelah bertemu dengan Jessica?" Tanya Diandra.

Tania tampak sedang berfikir, tanggapan setelah bertemu dengan Jessica "Kesal, dia cukup angkuh."

"Aku mendengar tentang Jessica dari teman sekelas ku tadi siang. Jessica seorang model dari sekolahnya, dia cantik, tapi dari informasi yang aku tau. Dia suka membully orang."

Diandra mendengarkannya dengan seksama. Ia mengetahui fakta baru tentang anak tirinya ini. Tidak jauh berbeda dengan Vira-Diandra.

"Besok, kita bakalan ketemu sama mereka. Jam 7 malam kita akan makan malam bersama mereka, semoga ini jalan keluar yang terbaik.

He is ma BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang