O3. dipermainkan luka

5.5K 1.2K 164
                                    

mari,
kuajak kamu ke dunia fantasi,
tempat aku bisa bebas menari,
tempat aku bisa bebas berekspresi,
tempat aku menyayangi diri.

tetapi,
tentu saja tetap fantasi,
singkatnya—bahagiaku mimpi.

tetapi,tentu saja tetap fantasi,singkatnya—bahagiaku mimpi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

serius, aku nyesel masuk organisasi kampus.

organisasi kampus bukan tempat yang tepat buat orang tertutup kayak aku.

apalagi ada manusia yang inisialnya h. ih, gak tau deh itu siapa.

"neng geulis," sapanya. aku mendengus, mengalihkan pandangan darinya.

"malem-malem kok belum pulang? mau akang anterin gak?"

HADUH.

aku tau yang didepanku ini manusia bernama haechan, tapi kok berasa preman yang suka catcalling gitu ya? nyeremin.

akhirnya, aku cuma mutusin buat pergi ke luar gerbang tanpa mengacuhkan haechan. astaga, ini pertama kalinya aku pulang malem, dan batre hpku mati, jadi gak bisa mesen gojek buat pulang.

"neng geulis, sendirian aja?"

mati. kali ini bukan suara haechan soalnya.

aku jalan menjauh, mempercepat langkah kakiku, tapi lenganku ditahan sama mereka. "mau kemana sih?"

ini jantung udah deg-degan. aku gak pernah berhadapan sama preman langsung. mau gimana?

"eh abang~ jangan digangguin dong! cemewew ecan tuh,"

aku menoleh ke arah suara, ada haechan di atas motor dengan nada tengilnya, tertawa kecil.

"elu lagi elu lagi!" kata si preman, melepas tanganku lalu mendekati haechan.

duh, gimana ini? jangan-jangan haechan mau dipukulin, kayak di sinetron?

"iye bang, yang itu jangan digangguin dong! cemewew ecan, harusnya dijagain dong!" haechan menunjuk ke arahku.

"oh, pacar?"

"calon~"

"alah,"

"gantinya ecan beliin rokok ya besok. dah, abang!" motor haechan berjalan ke depanku. "kayra, naik cepetan."

aku yang ngerti situasinya akhirnya memutuskan buat naik ke atas motor. gak lama kemudian, haechan menjalankan motornya.

"kamu pasti ngekos ya, kay? kuanterin ya,"

aku gak menjawab apapun, soalnya aku bingung.

"tunjukin jalannya dong, aku kan gak tau kosanmu. emang mau langsung ke kosanku?"

"e-eh, iya." aku berdehem lalu memberi tahu alamat kosanku.

"oh, tau. ini mah deket banget sama kosanku," haechan tertawa kecil.

jujur, aku gak tau lagi ada di situasi apa.

kok bisa tiba-tiba aku dibonceng sama haechan gini?

aku jadi kayak orang linglung. sumpah.

"gimana kabarnya,"

"tanya ke siapa?"

"ke teh kunti," kekeh haechan. "ke kamu dong kayra..."

"eum...aku...begini-begini aja."

"oh," haechan mengangguk. "sekarang aku jadi seniormu loh. lucu ya? perasaan dulu kita seangkatan."

"um...iya..."

"boleh tanya lagi?" haechan menoleh ke spion.

aku berdehem, "mau tanya apa emang?"

"lukamu udah sembuh?"

ah, selalu.

selalu aja haechan memberi pertanyaan yang gak bisa aku jawab. selalu.

"atau jangan-jangan, kamu sama kayak aku?" tanyanya yang bikin aku bingung. "maksudmu?"

terdengar suara kekehan haechan, yang malah bikin aku tambah bingung.

"kayaknya, kita bener-bener dipermainkan sama luka, ya?"

"kayaknya, kita bener-bener dipermainkan sama luka, ya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[II] seperti tulang, haechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang