O2. wajahmu meraut sedih

6.1K 1.3K 114
                                    

kepada si pemimpi,

yang berdiri sendiri di tengah ruang imaji,
sendiri menghayati,
menunggu yang tak pasti.

kamu layak dikata pemberani.

jangan malu pada diri,
kamu berjuang sendiri,
pasti ada hasilnya, walau nanti.

jangan malu pada diri,kamu berjuang sendiri,pasti ada hasilnya, walau nanti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"kay..."

aku gak mau menoleh ke orang yang memanggilku, karena aku tau itu siapa.

"kay, tolong noleh... aku cuma mau ngomong bentar."

hhh.

"apa? 3 menit."

tapi haechan gak ngomong apa-apa, dia cuma memandangiku lama yang bikin aku ngerasa aneh.

"1 menit."

"seneng bisa liat kamu ada disini dengan tubuh yang sehat dan masih kayra yang aku kenal. semoga kamu tetep kayak gini, dan semoga kamu mau ngerti sama segala hal yang dulu pernah kejadian."

aku nunduk, "ya. makasih."

"kay..." panggilnya lagi yang membuat aku noleh, "apa sih?"

"...sudah bahagia belum?"

"hah?" sontak aku bingung, yang membuat haechan mengulang pertanyaannya. "kayra, dengan semua perubahan yang ada di hidup kamu sekarang. kamu sudah bahagia?"

aku masih bingung, terpaku dengan pertanyaan sederhana dari haechan.

kamu nanya apaan sih, chan?

dari dulu sampai sekarang, aku masih belum tau apa arti bahagia. jadi, jangan tanya aku, karena aku pun gak tahu itu apa.

tanpa menjawab pertanyaan haechan, aku berjalan keluar ke gerbang, nyamperin abang gojek yang udah aku pesen tadi dan pulang.

sekilas aku noleh ke belakang, masih ada haechan yang berdiri dengan tatapannya ke arahku.

tatapan favoritku di sekolah menengah atas, dulu.

haechan,

apa kabar?

sekarang, kamu malah jadi seniorku, ya? haha.

haechan,

gimana, setelah putus dari minju, apa kamu udah punya yang baru?

seseorang yang lebih baik, seseorang yang selalu bisa mengerti kamu, seseorang yang membuat kamu tertawa.

oh iya, kenapa kamu menampilkan raut sedih?

padahal, aku berharap kalau kamu bisa menggantinya dengan tawa ciri khasmu dari dulu.

chan, aku masih kayra yang sama.

aku masih kayra yang dulu, yang berisik, yang pemalu, yang bersembunyi, yang selalu denial.

gak ada yang berubah dari aku.

soal kamu tanya, apa aku bahagia?

aku gak tahu. mungkin tidak, mungkin iya.

tapi tidak sepenuhnya.

karena pikiranku masih tertuju pada orang yang sama.

kamu, yang namanya masih kuingat dalam memori hampa. haechan kalandra pradipa.

 haechan kalandra pradipa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[II] seperti tulang, haechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang