kamu pandai untuk menafsirkannya.
lara menjadi kata,
cinta menjadi bicara,
meluluh lantakkan raga karena rasa.kalau perihal apapun yang menyangkut bahagia,
asal bersama kamu sang juara,
saya bisa."siang kayraaaaaa!"
aku lagi ngelamun, tiba-tiba ada haechan didepanku, duduk sambil tersenyum.
"hm," gumamku sambil makan kembali bubur ayam yang ada di depanku.
"udah selesai kelasnya?"
"udah."
"jalan yuk?"
ya gitulah. akhirnya setelah selesai kuliah aku jalan sama haechan. gak jelas dibawanya kemana, cuma keliling kota.
"enak gak diajak keliling kota bareng haechan?!"
"enak!"
"lain kali mau diajak jalan gak?!"
"ayo!"
"mau kemana kamunya?!"
"gak tau!"
"sekarang kemana?!"
"terserah, chan!"
aduh, mohon maaf ya, teriak-teriak. habis lagi di atas motor. kalo ngomongnya pelan ntar malah salah.
"yaudah, terserah aku ya!"
"iya!"
haechan ngangguk, terus kembali fokus menjalankan motornya. aku ngikut aja.
mungkin setelah sekitar 20 menit, motor haechan berhenti di depan sebuah tempat makan.
aku turun dari motor, "lah, bukannya kamu tadi udah makan?"
"udah. ini mau ketemu orang."
"siapa?"
"liat aja deh," haechan senyum sambil naruh helmnya. "yuk."
aku nurut dan ngekorin haechan. sampai ke dalam, pandangan haechan mengelilingi tempat makan. setelah ketemu apa yang dicari, dia teriak, "mama!"
hah? mampus aja deh. itu ada mama yuri!
mamanya noleh, "chan! sini!"
tanganku ditarik pelan sama haechan. akunya? lagi pingsan.
"ditungguin hampir setengah jam baru dateng sekarang?!" mama yuri langsung ngejewer telinga haechan, yang bikin haechan mengaduh keras.
kok serasa dejavu.
"ih, nganter kayra dulu, ma. jalan-jalan!"
"kayra..." mama yuri noleh ke aku. "kayra yang dulu pernah nganter mama ke parkiran depan buat nemuin kamu, ya?"
"hehe, iya..."
"sini, duduk sama mama. kita ngobrol!"
"mama tuh, jauh-jauh dateng kesini dari kota lain, kok malah anaknya sendiri dianggurin, sih!" keluh haechan.
"alay kamu, chan!" mama yuri memutarkan bola matanya males. "tuh, duduk disebelah kayra."
"tumben kamu ngajak cewek," sahut mama yuri pas haechan duduk. haechannya ketawa tengil, "hehe, kan mau ngenalin calon cemewew,"
aku kaget dong. reflek nyubit lengannya haechan. "aduh!"
"eh, maaf!" akunya malah ikutan panik. terus ngebisikin dia. "kamu ngomong apaan..."
mama yuri cuma ketawa lihat kami, terus ngajak ngobrol banyak hal. kayaknya kita bertiga ngobrol sekitar 3 jam, gak kerasa lama saking asiknya.
pas ngerasa kesorean, mama yuri nyuruh aku sama haechan pulang. mamanya juga ada flight malem.
"pulang pulang pulang!" gumam haechan di perjalanan. aku cuma ketawa aja nanggepinnya.
gak lama kemudian, aku kepikiran sesuatu. terus aku asal nyeplos aja. "diterima, chan."
"hah?" sahut haechan agak teriak.
"diterima. kamunya."
aku merhatiin ekspresi haechan yang kebingungan dari spion, tapi gak beberapa lama kemudian dia ngerti apa yang dimaksud, terus senyum lebar banget.
tanganku yang cuma megang jaketnya malah dipegang, disuruh meluk dia. "pegangan yang erat, ya."
***
"makasih ya, chan?"
haechan mengangguk, "kembali kasih. eh, cie, beneran sudah jadi kasih."
aku otomatis mukul tangan haechan pelan, yang bikin haechan merengut, "aih, kok dipukul? salting ya, di depan mas pacar?"
karena haechan ngomong gitu, aku malah makin mukulin dia. gak pake tenaga, tapi pake cinta. cie.
huek, bucin. selamat mual kalian semua.
trima aj biar ecan seneng y, tar tinggal dikasi badai kan H3H3
btw, aku ada anak baru.
memanggil bucin markli, semoga suka wkwkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
[II] seperti tulang, haechan
Fanfictionft. lee haechan ❃seperti tulang dari luka, kita tumbuh mencari penawarnya. ©jeezvr, 2O2O [read sampai jadi debu, haechan first.]