eps13. Hujan

37 3 0
                                    

Hujan turunlah aku membutuhkan mu untuk menutupi tangisku

--Cilla az zahra

hujan tak kunjung berhenti, Cila mulai berjalan dan rintik hujan mulai membasahi seragam sekolahnya, Cila tak peduli dengan apa yang ada di dalam tasnya yang pasti Cila tak suka menunggu

****

Sudah setengah jalan Cila berjalan di derasnya hujan, dan sekarang Cila menepi ke sebuah Restoran yang ada di pinggir jalan, sebelum masuk Cila sempat berdiam di depan Restoran untuk mengeringkan dirinya agar tak terlihat basah kuyub.

Pas Cila sedang berdiri di depan Restoran dan mengotak-ngatik Hp-nya entah mengapa ada motor yang berhenti di depannya, sontak Cila menengok ke motor tersebut.

"Kak Vano?,"  ucap Cila terbata.

Vano yang turun dari motor langsung berdiri di sebelah Cila dan mengebaskan baju sekolahnya yang basah.

"Kak Vano ngapain?," tanya Cila.

Vano yang di tanya hanya diam sambil mengebaskan bajunya.

"Kak Vano di tanya kok diem," tanya cila lagi.

"Kakkkkkkk Vano!!!!!!," tereak Cila yang kesal karna Vano yang di tanya tak menjawab.

"Udah tau ujan, ya gua disini mau menepi lah bawel!," ucap Vano yang kesal karna Cila yang dari tadi terus bertanya.

"Ohhh.... gitu,"

"Kak Vano mau makan gak?,"tanya Cila.

"Gak," jawab Vano singkat.

"Plisss ayo makan bareng Cila, Cila laper nih, tar Cila yang teraktir de," ucap Cila sambil memasang muka imutnya.

"Mang lo punya duit?,"

"Punya lah kak, kalo Cila gapunya duit Cila gabakal nawarin kak Vano makan," ucap Cila.

"Oh,"

"Oh doang? Ayo masuk," tak lama Vano pun masuk karna di tarik oleh Cila.

"Hmmmm kita duduk dimana yah?........oh disitu aja yu," ajak Cila, Vano yang di ajak hanya diam dan berjalan ke tempat yang Cila tunjuk.

Tak lama ada seorang pelayan datang dan memberikan kertas menu.

"Kak Vano mau apa?," tanya Cila.

"Samain aja kaya lo," Vano

"Oh yaudah... Bak spaghetti Bolognaise dua," ucap Cila

"Minumnya mau apa Bak?," tanya pelayan itu.

"Kak Vano mau apa?," tanya cila.

"Samain,"

"Oh yaudah...sama Nescafe dua," ucap Cila.

Tak lama pelayan itu pun pergi setelah mencatat menu yang di pesan Cila.

Pintu Restoran pun terbuka, Seketika dada Cila terasa sesak entah apa yang di lihatnya saat ini nyata atau tidak Cila masih tidak percaya dengan apa yang dia lihat.

Cila melihat seperti sepasang kekasih yang bergandengan sambil memilih tempat duduk.

Entah mengapa tiba-tiba mata Cila seketika berkaca-kaca.

Vano yang dari tadi memperhatikan Cila hanya diam lalu bertanya "Lo kenapa?," tanya Vano.

Cila yang di tanya hanya diam dan meremas rok nya yang basah.

Tak lama pesanan mereka berdua pun datang, Vano pun mulai mengambil garpu dan memakannya

"Lo ga makan?," tanya Vano.

"Kak kita pergi aja yu,"  ajak Cila dengan badannya yang bergetar.

"Lo kenapa?," tanya Vano, tak lama Vano pun beralin melihat ke arah yang Cila lihat.

"Siapa lo?," tanya Vano.

Cila hanya diam tak merespon sambil menahan air matanya yang tak lama lagi akar keluar.

Entah mengapa seketika Cila bangkit dari tempat duduknya dan berjalan ke arah dua orang yang membuat dadanya terasa sesak.

"Ayah...," ucap Cila terbata.

Dua orang yang di depan Cila pun menengok ke arah Cila.

"Siapa mas?," tanya Wanita yang ada di sebelahnya.

"Ci...Cilaaa," ucap Novan.

"Ci..Cila kamu ngapain di sini," ucap Novan kaget dengan keberadaan putrinya itu.

Cila tidak menahan air matanya lagi tak lama setetes cairan beningpun mulai membasahi pipi Cila.

"Kaa..kamu kenapa basah begini," ucap Novan sambil kawatir karna melihat keadaan Cila yang Basah.

"Harusnya Cila yang nanya sama Ayah, kenapa ayah di sini hah!!!!," ucap Cila diiringi dengan tangisnya.

"A...ayah,"

"Gausah sok peduli Yah! Jadi ini alasan Ayah gak pulang semalam," ucap Cila sambil menatap sinis ke arah Wanita yang ada di sebelah Ayahnya itu.

Seisi Restoran mulai memperhatikan Cila dan Ayahnya, semua mata tertuju padanya.

Vano yang merasa sudah tak beres segera menghampiri Cila,tak lama Vano menarik tangan Cila untuk  segera pergi dari Restoran tersebut.

Vano pun menyuruh Cila untuk pergi dari restoran itu.

"Cilla kamu mau kemana nak?," tereak Novan yang hendak mengejar Cila, tetapi di tahan oleh wanita simpanannya itu.

"Kak Vano ini masih ujan," ucap Cila yang dengan tubuhnya yang masi diiringi dengan suara sesak dan tangis.

"Naik," ucap Vano sambil menyalakan motornya.

"Ta..tapi,"

"Gw bilang naik yah naik!,"

"Iy..iyah," Cila pun menuruti perintah Vano, lalu menaiki motor Vano.

Sepanjang jalan mereka hanya diam tak ada satupun yang membuka obrolan di antara mereka, Cila hanya diam dengan lamunannya. Vano yang melihat Cila dari kaca spion sedang nangis dalam diam dan mencoba menghentikan air matanya yang terus mengalir diiringi dengan derasnya hujan.

"Kak Vano," ucap Cila.

"Hmm," jawab Vano.

"Boleh ga Cila peluk kak Vano?," ucap Cila

Vano pun tidak merespon hanya diam tidak merespon.

"Ohh gak boleh ya?yaudah" Cilapun hanya menunduk.

"Cil kita berenti dulu ya di halte sampe ujannya reda," ucap Vano sambil menepi di Halte.

Cila pun hanya mengannguk pasrah.

Jangan Lupa Vote+Follow , baca Truss ya gaisss...maaf Typo😍😻😼

VANOCILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang