Sekarang Cila sedang menunggu Pak Modi menjemput,
Masalah yang tadi sudah beres, geng genggan Clara mulai besok tidak masuk sekolah karna di Skors oleh sekolah.Tak lama Cila pun melihat Vano yang berada di parkiran motor.
"Kak Vano!," tereak Cila sambil melambaikan tangan.
Vano yang merasa namanya di panggilpun menengok ke arah Cila.
Cila pun berlari ke arah parkiran motor, dan berdiri di samping motor Vano.
"Kak Vano di sapa kok gak di jawab? Bisu?," ucap Cila sambil melihat ke arah Vano.
Vano pun langsung menaiki motornya tampa menghiraukan Cila di sampingnya.
Pada saat Vano akan berjalan tiba-tiba Cila berdiri menghalagi motornya yang akan jalan.
"Minggir," ucap Vano singkat.
"Gak mau," kata Cila acuh.
" ngapain si ngalang-ngalangin gw?," ucap Vano.
"Kak Vano dapet nomer gw dari mana?" Tanya Cila.
Vano hanya diam menatap gadis yang berada di depannya.
"Kakkk Vano!!!! Cila kan nanya, di jawab Dong," ucap Cila sambil memajukan beberapa senti binirnya.
"Kepo," ucap Vano
"Ihhhh serius, kalo Kak Vano ga jawab Cila gamau minggir!," ucap Cila.
Vano pun mematikan motornya dan berdiam di atas motornya sambil memperhatikan Cila.
"Minggir atau gua tabrak," ucap Vano.
"Isssss...tinggal jawab aja apa susahnya si?,"
" gw dapet nomer lo karna di kasi Pak Ridwan buat pastiin kalo ada apa-apa lo bisa bungin gw," ucap Vano sambil mengibaskan rambutnya.
"Ganteng," ucap Cila.
Vano pun menengok ke arah Cila sambil mengerutkan Keningnya
"Hah?" Ucap Vano
"Eng....enggaa,,"
Tak lama Hp Cilapun berdering.
"Hallo, kenapa Bun?," Tanya Cila.
"Aduhh Cila kata Pak Modi dia gabisa jemput, tiba tiba ban mobilnya kempes, ini sekarang Pak Modi lagi di bengkel," ucap Bundanya dari sebrang sana.
"Oohhh yaudah Cila pulang sama kak Vano aja," Ucap Cila asal.
"Hah? Vano? Siapa?,"
"Ada temen Cila, yakan kak?," Tanya Cila sambil mengarah ke arah Vano, tak lama telepon Cila dan Bundanya terputus.
"Ngapain si lo bawa-bawa nama gw?," ucap Vano sambil berdengus kesal.
"Yaudah ayo," ucap Cila sambil menaiki motor Vano, Vano pun mendorong Cila untuk turun.
"Ngapain si!! Ribet tau ga!!!!," Vano.
"Ya maaf kak Vano, kan Cila udah bilang kalo mau pulang sama kak Vano," ucap Cila sambi memasang muka imutnya.
Vano hanya diam dan tidak menghiraukan tingkah Cila dan menyalakan motornya kembali lalu Cila kembali menahannya.
"Plisss kakk Cila pulang sama siapa kalo gaada kakak," ucap Cila.
"Bodo amat! Punya Hp kan? Pesen aja Taksi," ucap Vano dingin.
"Yaudah maapin Cila," dengan muka lesunya Cila pergi meninggalkan Vano.
Cila pun menunggu di halte, Tak lama rintik-rintik hujan mulai turun membasahi aspal "yah ujan," batin Cila.
Cila pun mulai mengeluarkan Hp-nya dan menyetel lagu yang akan Cila nyanyikan besok 'Dua istimewa-fransiska juanita'. Cila pun bersenandung kecil, entah kenapa lagu ini mewakili semua perasaannya, perasaan?untuk siapa?.
Sudah dua jam Cila menunggu angkot yang lewat tak kunjung lewat "ujan-ujan gini ada angkot lewat ga yah?," ucap nya.
Lagu sudah abis tapi hujan tak kunjung berhenti, Cila mulai berjalan dan rintik hujan mulai membasahi seragam sekolahnya, Cila tak peduli dengan apa yang ada di dalam tasnya yang pasti Cila tak suka menunggu.
Jangan lupa Vote+tambah Follow (sorry typo)😻
KAMU SEDANG MEMBACA
VANOCILA
Novela JuvenilPada saat Cila sedang berjalan menunduk karna hujatan kakak kelasnya tiba tiba Dukkk.. Tubuhnya saja terjatuh dan Vano yg ada di depannya hanya menatap datar gadis yang jatuh tersebut dengan mukanya yang dingin"