Evereason 2

607 29 0
                                    

Enam bulan pernikahan, rasanya suami-istri hanyalah status formalitas di KTP dan Kartu Keluarga. Cincin dijari manis masing-masing tidak terpasang. Malah saat kerja Angga memakai cincin akik kekinian.

Tidak ada kontak apapun mereka hanya sempat bertatap muka saat pagi hari berangkat kerja itupun hanya hitungan detik itupun ketemu di garasi mobil dan terlebih jika Angga tidak ada urusan keluar kota.

Enam bulan yang sia-sia tergerus kesibukan masing-masing yang memang ambisius memperkaya diri masing-masing.

Sibuk, tapi diam-diam Angga peduli dengan Syifa yang menurutnya tertutup. Ia selalu memperhatikan jam-jam kapan Syifa bangun, walaupun tidak seranjang tidak sekamar, tapi Angga tau kapan biasanya Syifa keluar kamar, ia tau wangi Syifa, ia tau masakan kesukaan Syifa, ia tau baju-baju rumahan Syifa, ia tau kapan Syifa berangkat dan pulang kerja, bahkan ia tau jalan yang sering dilewati Syifa.

Tapi, sudah beberapa hari Syifa tidak terlihat dari pengamatannya.

Awalnya Angga merasa aneh saat beberapa waktu tidak bertemu Syifa digarasi mobil seperti biasanya saat berangkat kerja.

Angga terlalu gengsi menanyakan Syifa lewat pesan, oleh karena itu ia bertanya kepada Satpam rumahnya—Mang Budi yang sedang memanaskan mesin mobil Syifa, walaupun ini aneh karena ia sendiri tak tau kabar istrinya.

"Nggak dipake tapi dipanasin, yang punya mobil kemana, Mang?" Tanya Angga saat si Bapak Satpam mematikan mesin mobil milik Syifa

"Eh Pak Angga.. Pagi Pak, ini saya diamanahin non Syifa buat manasin mobilnya sampe beliau pulang" jawab Mang Budi dengan sopan

"Emangnya pergi kemana?" Tanya Angga

"Lah Mang Budi mana tau.. kan Bapak suaminya harusnya lebih tau, Non Syifa cuma ngasih kunci mobil nyuruh manasin terus beliau pergi dijemput cowok" jawab Mang Budi lalu menyapu debu dimobil itu.

Angga yang mendengar jawaban itu semakin bingung. Terlebih berarti Syifapergi bersama pria lain.

"Lagi ada masalah sama non Syifa, Pak?"Tanya Mang Budi yang tidak dijawab Angga, malah ditinggalkan.

Angga meninggalkan Mang Budi begitu saja karena ia memang langsung menyimpulkan jika ini ada masalah, terutama dengan responnya kemarin saat Syifa tiba-tiba mencekalnya digarasi mobil dan menanyakan "masa depan rumah tangga ini mau kayak gimana?" lantas waktu itu Angga hanya menggeleng kepala mengangat bahunya acuh dan langsung masuk mobilnya untuk berangkat kerja. Angga rasa ada yang tidak beres. Angga baru menyadari, Syifa tak tampak dirumah semenjak ia menanyakan itu. Pertanyaan yang ditanyakan sehari setelah Syifa tak sengaja memergoki Angga membawa wanita lain ke rumah, wanita yang memang bukan sekedar tamu tapi Karina—sahabat rasa pacar

Angga yang tidak tau harus bagaimana sampai tidurnya tidak nyenyak. Ia juga terlalu gengsi menanyakan lewat pesan.

Tengah malam, Angga mendengar suara gerbang rumah. Ia melihat dari jendela kamarnya, Syifanya kembali diantar perempuan lain yang mungkin itu temannya.

Lalu Angga juga mendengar suara pintu kamar Syifa, artinya Syifa benar-benar sudah pulang.

Akhirnya Angga bisa tidur nyenyak.

Kembali seperti pagi biasanya, tatap muka singkat digarasi. Angga menahan pintu mobil Syifa yang hendak tertutup "Aku mau jawab soal masa depan rumah tangga kita" ujar Angga

Syifa melihat Angga dari bawah ke atas, Angga memang sudah siap berangkat kerja dengan setelah jas rapih. "Aku nanya udah dari kemarin-kemarin. Kenapa baru respon sekarang? Aku udah nentuin sendiri masa depan rumah tangga kita, Pengadilan Agama"

Professional WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang