06. Pilihan dan Tekad

806 96 29
                                    


= Akhirnya semua berakhir, akhir yang masih menjadi rahasia. =













Bulan tampak indah dengan sinar ke merahannya. Bintang pun tampak bersinar dengan riangnya. Ahh, ini sangat damai jika mengabaikan tentang Iblis itu.

Dulu, menikmati langit adalah kesukaannya. Namun setelah kecelakaan itu, melihat langit berbintang hanya membuat hatinya perih.

Dia bukannya seorang Masokis, atau Melankolis. Dia hanya merindukan sosok keluarga yang sudah hilang. Hidup sebatang, bukan, dua batang kara itu tidak enak.

Yahh, tapi dunia tidak mudah untuk di rubah. Dunia itu seperti jam, yang hanya mengikuti arusnya. Dan jika rusak, maka Jam itu akan hancur dan tidak lagi berguna.

Benar bukan?

Tapi, itu bukanlah intinya. Hei, boleh bertanya?

Apa yang akan kalian lakukan, jika kalian berada di posisiku? Hidup sebatas bersama satu saudara dan terjebak pada dunia yang mungkin akan melahapmu. Apa yang akan kalian lakukan? Menyerah atau mencoba bertahan hidup?

Jika kalian berbalik bertanya padaku. Jawabannya mencoba bertahan hidup.

Karna, mungkin kita takut akan apa yang akan menimpa kita sampai kita mati. Tapi bagiku, lebih menakutkan saat memikirkan apa yang akan terjadi setelah aku mati.

"Hei, apa yang kau pikirkan?" Suara dari belakangnya membuat Jiang Cheng menoleh dengan cepat, disana berdiri WuXian yang sedang nyegir lebar.

"Yak! Kau mengagetkanku!"

"Maaf deh.."

Jiang Cheng menghela nafas. "Aku akan pergi." ujarnya.

Wei WuXian mengejabkan matanya. "Pergi? Kemana?"

Jiang Cheng kembali menatap langit. "Ke Kerajaan Jiang, dan mencari cara untuk pulang." Ucapnya.

"Kalo begitu, aku akan pergi ke Kerajaan Wei. Ayo kita pergi mencari jawabannya bersama dan pulang. A-Cheng.. Hiks.. Aku mau pulang.." Perlahan namun pasti Wei WuXian mulai terisak dan menangis. Jiang Cheng hanya bisa memeluk tubuh Sepupunya itu dengan erat, dan membisikan kata-kata yang menenangkan. Dari dulu hanya Jiang Cheng lah yang bisa membuat Wei WuXian berhenti menangis, dan kuat menjalani hari.

Malam itu, Jiang Cheng maupun Wei WuXian menghabiskan waktu dengan menyelami perasaan masing-masing.


..............................

Semesta, jangan bersedih. Lihatlah, ada matahari yang tersenyum cerah.

..............................


( Dua ratus tahun yang lalu )

"Uhuk! Kurang ajar! Kau Raja Iblis sialan!" pemuda itu terbatuk, darah mengalir deras di mulutnya.

Sedangkan di hadapannya, sosok dengan mata merah dan bibir yang menyeringai itu menatapnya dengan begitu rendah. "Kau hanya Manusia kotor dan hina. Beraninya kau melawanku!" dia mendesis sebelum kembali meyerang.

Tranggg!!

Pedang itu saling beradu, mereka bertempur di atas tumpukan mayat Manusia dan Iblis. Saling melawan dan menjatuhkan.

Jlebbbb!

Pedang itu menusuk jauh ke dalam dada sang Raja Iblis, membuatnya mundur dan batuk darah. Dia menatap dadanya yang berlubang dengan tatapan tidak percaya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 22, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rain Falls (Very Slow Up)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang