jangan datang

32 6 0
                                    

Kita nggak banyak bicara,tetapi batin kita saling bersahutan menyatakan kalimat rindu..
-Amlrmdhna-

.
.
.
.
.
.

Di koridor kelas,
agattha membopong tubuh mungil Ara,

tanpa peduli dengan mata mata

bingung dan juga tak tau arti dari

tatapn itu yang tertuju pada mereka,

Ya Agattha sekarang masih mengenakan Jersey basketnya
dan pastinya keringat Agattha berjatuhan

Yang membuat ciwi ciwi teriak histeris dari lapangan basket tadi

(dasar cewek liat yang ganteng keringatan dikit ambyar!,eh aku kan cewek,,normal sih)

Agattha gak peduli,yang ada di pikirannya sekarang adalah Ara harus sadar.

Setibanya di UKS yang agak jauh dari lapangan basket.

Agattha membaringkan tubuh Ara dengan hati hati di ranjang UKS.

Keadaan UKS kosong saat itu,hanya ada Ara dan Agattha.

Setelah membaringkan tubuh Ara,Agathha sesegera mungkin mencari kotak P3k yang ada di lemari.

Dengan telaten,Agattha membersihkan luka pada kening Ara.

Dengan banyak rasa kekhawatiran.

Sekarang kening Ara sudah diobati dengan balutan kapas beradaa diatasnya,untuk menghindari darah yang nanti akan menetes lagi.

Agathha mengoleskan minyak angin di ujung hidung Ara,yang agar Ara merespon.

Dirasa cukup,Agathha mengambil kursi duduk mendekat ranjang UKS

dan kembali diam menatap wajah Ara yang seperti Kesakitan dengan garisan kening masih mengkerut.

Agattha mengusap halus puncak kepala Ara yang masih memejamkan matanya.

Untuk kesalahan yang dulu,gue nyesel banget Ra..andai aja bisa gue putar waktumungkin kita gak bakalan sejauh ini,,seandainya gue bisa ngomongin alasannya ke kamu...gue nyesel ra gue nyesel...

batin agattha yang sembari nunduk dan memegang tangan halus Ara.

"Ra,bangun Ra..."ucap Agattha
"Ra,buka mata kamu Ra"lanjutnya
"Ini gue Ra,Agattha..."masih tak mendapatkan respon

Agattha memilih untuk mengistirahatkan tubuh dan pikirannya sejenak.

Ia pun terlelap dengan posisi duduk,tangannya masih menggenggam tangan Ara.

Tak lama ia terlelap,ia merasakan jari jari yang di genggamny bergerak.

Sontak ia terbangun.
Dan mendapatkan Ara,yang berusaha membuka matanya.

"S...sa..kiit...."ungkap pemilik tangan itu.

"Ra...yang mana yang masih sakit.."

Dengan refleks Ara menoleh ke sumber suara..

Seketika jantung Ara yang berdetak normal,seakan berhenti ketika melihat wajah pemilik suara.

Kenangan seakan memulai menjalankan video luka,bahagia,duka yang menjadi satu

membuat pemilik panggilan Ara itu menatap datar ke arah Agattha dengan pikiran yang mengingat masa lalu antara "Aku" dan "Dia"

Tersadar dengan lamunannya.
Ara langsung memalingkan mukanya.

"Ra,gimana udah nggak sakit lagi?"tanya Agattha.

"Kamu mau minum Ra?"masih tak mendapatkan balasan.

I CHOOSE MY PRINCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang