Part 5, No Stupid People

146 8 2
                                    

😊Awali dengan Basmallah dan akhiri dengan Hamdallah😊

Hati yang menyatu

Rembulan di malam itu bersama simponi yang mengalun jauh, bintang-bintang seakan termenung dan akhirnya satu persatu mulai menghilang, gerimis malam mulai berjatuhan membasahi bumi. Hari itu, aku mencoba melihat ke jendela dengan sendu mengingat perilaku siswa. Hal yang terjadi di sekolah tadi membuatku bertanya-tanya dan semakin penasaran.

"Sayang, kenapa kamu bersedih, apa yang sedang terjadi padamu, Nak?," Ucap Mama berusaha menyemangati.

Aku menggeleng-geleng kepala dan hanya diam saja. Namun, Mama tahu kalau aku punya masalah. Begitulah naluri Ibu yang lebih tahu keadaan anak-anaknya ibarat hati yang telah menyatu.

Tak kuasa melihatku, Ibu bertanya lagi, "Nak, Mama itu tahu kalau kamu punya masalah. Jadi, kamu tidak boleh bohongin Mama."

Oleh karena itu, Aku pun mulai untuk menjelaskan, "Baiklah, Ma. aku adalah wali kelas di kelas yang paling menantang sehingga guru-guru menyatakan mereka adalah kumpulan siswa nakal dan bodoh"

"Terus apa lagi yang terjadi?, apakah mereka menyakitimu, Sayang?" ucap Mama penasaran.

Aku menghela napas dan mengeluarkannya pelan-pelan, "aku memang tersakiti Ma. Tapi, bukan ini yang membuatku menjadi beban pikiran Ma. Sungguh, aku nggak menganggap mereka bodoh apalagi nakal, Ma. Tapi, aku merasa ada sesuatu yang tersembunyi dibalik semua ini. Aku melihat mereka adalah anak-anak yang cerdas memiliki minat dan bakatnya masing-masing dan kenakalan mereka suatu hari nanti akan berubah menjadi anak-anak yang baik. Aku yakin itu, Ma"

"Sulit, Nak, untuk merubah perilaku seseorang", ucap Mama meyakinkan.

"Tidak, Ma. Memang Allah lah yang punya kuasa untuk mengubah perilaku seseorang. terlebih lagi, itu karena ada kemauan dari diri orang tersebut. Tapi, terkadang manusia pun ikut andil di dalamnya, Ma. Kalau seseorang bisa menjadi baik melalui ucapan dan perilaku baik kita, maka, tak akan pernah di anggap lalai oleh Allah Swt. Itu suatu kemuliaan, Ma. Untuk apa ada seorang ulama, Ustadz dan Ustadza, penceramah, guru dll. kalau bukan mereka yang juga ikut andil dalam perubahan diri kita. Contohnya, aku yang telah hijrah. Itu karena Allah Swt mempertemukan aku dengan Ustadza Azza" jelasku.

"Iya, Nak, kamu benar". Mama mengakui hal itu.

"Tapi, Ma. Guru-guru yang seharusnya mengajar mata pelajaran di kelas pun sudah banyak yang mengabaikan bahkan wali kelas yang handle kelas mereka telah mengundurkan diri sehingga mereka ketinggalan banyak materi." jelasku.

"Mama yakin bahwa apa yang menjadi tekadmu akan terlaksana atas izin Allah Swt." Ucap Mama terus menyemangati.

"Iya, Ma, aku nggak akan pernah berhenti apalagi pesimis. Mungkin, ini adalah PR buat aku, Ma." Ucapku.

"Yah, sudah, besok jangan lupa yah, harus menyiapkan mental dan harus kuat pasang kuda-kudanya. Mama yakin, Bidadari Mama pasti bisa menghadapi ujian ini." Mama menyemangati kemudian mencium keningku.

"Iya, Ma" ucapku

"Selamat tidur, Sayang" Mama menutupkan pintu kamarku dari luar.

Sebelum tidur, Aku membuka buku diary dan menuliskan kisahku hari ini. Buku diary yang bersampul hijau. Aku punya beberapa buku diary dengan warna yang sama karena aku mulai menulis diary semenjak kelas 2 SMA. Tapi, bentuk yang berbeda-beda.

Setelah itu, aku menggosok gigi, cuci muka dan berwudhu serta berdoa sebelum tidur.

Doa yang biasa aku gunakan adalah Al-Fatihah, Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas, Ayat kursi dan Doa sebelum tidur.

Di balik Cadar Sang Putri (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang