BAB 4 : SI MANIS BERKACAMATA

29 3 0
                                    


Suara burung berkicau di pagi hari pun terdengar. Akupun terbangun di sofa yang lumayan empuk ini. Perlahan-lahan aku membuka mata dan melihat sosok laki-laki duduk di sofa sebelah.

“Haii lia” Sapa Dito.

Aku menengok dia beberapa detik lalu melanjutkan tidur lagi. 5 detik kemudian akupun kaget dan langsung terjatuh dari sofa.

“E.. Kamu dari kapan ada disini?” Tanya ku sambil mengusap mata.

“Udah setengah jam lalu sih, Hehhe. Aku gak tega bangunin kamu. Btw udah hampir jam 07.00 nih, Cepet siap-siap gih.” Ucap Dito.

“Iyaiya” Respon ku sambil siap-siap Mandi.

Setelah selesai bersiap-siap akupun berangkat bareng dito dengan motornya. Saat dijalan kami berbincang-bincang seputar kami berdua.

“Eh lia, tumben tadi ngomongnya halus, biasanya kalo kita ngobrol “lu gue-lu gue an””. Ucap dito.

“Aku make bahasa itu kalo ngobrol sama orang yang baru kenal aja. Kita kan udah kenal lama, masa ngobrolnya pake bahasa kayak gitu kan gak sopan. Hehe” Jelas Aku.

“Hahha okeh. Mulai sekarang ngomongnya pake bahasa halus aja ya” Ucap Dito.

Pada saat kita sampe di kelas, pelajaran pun dimulai seperti biasa. Kami pun duduk di bangku masing-masing. Lalu pak guru menagih tugas PR yang kemarin.

“Baiklah anak-anak tugas yang kemarin kumpulkan di meja bapak ya.” Perintah pak guru.

“Ya ampun aku lupa banget ngerjain dit, mana banyak banget lagi. Kayanya gara-gara semalem ketiduran jadi gak sempet ngerjain.” Ucap ku sambil menepuk jidat.

“Ohh gitu ya, Yaudah gpp ko. Kamu pake buku aku aja buat ngumpulin. Aku udah selesai ko, kamu tinggal ganti nama aku aja pake nama kamu.” Ucap dito.

“Hah terus kamu gimana, nanti kamu dihukum loh dit?”. Tanya ku sambil melotot.

“Gapapa ko lia, aku udah biasa dihukum. Malahan kalo kamu yang dihukum kamu bakal disuruh keluar kelas. Diluar kelas gak aman lia, aku gak bisa jagain kamu nantinya. Cicii udah cerita tentang semuanya ke kamu kan?” Ucap dito.

“Iya juga sih” Ucap ku sambil malu-malu.

“Nah daripada diluar kelas, lebih aman didalem kelas kan. Yaudah nih, cepet sana kumpulin.” Suruh dito.

Pada saat mengoreksi, pak guru menemukan kejanggalan.

“Lia, dito, maju kedepan!” Ucap Pak guru.

Akupun maju dengan dito dengan dibarengi firasat buruk.

“Iya pak, Ada apa?” Tanya dito.

“Ini kan tulisan kamu dito, kenapa buku ini namanya aulia? Apa jangan-jangan ini bukunya dito yang kamu kumpulin lia?” Ucap pak guru dengan tegas.

“E.. Iya pak maaf, ini salah saya pak. Saya tidak mengerjakan PR kemarin.” Ucap ku secara jujur.

“Sekarang kamu kerjakan tugas kamu di perpustakaan! Sekarang!!.” Bentak pak guru yang jarinya sambil menunjuk kearah pintu kelas.

“Iya pak, baik” Respon ku sambil menunduk.

Dito yang pasrah melihatku Cuma bisa membisik “Lia, pokonya hati-hati ya, aku gak bisa jagain kamu disana. Saat jam pelajaran abis, aku bakal nemuin kamu diperpus.”

Aku Cuma bisa menjawab “Iya” Lalu berlari ke Perpustakaan.

Sesaat sampai di perpus, akupun melihat seorang siswa berkacamata duduk sendiri di meja paling pojok sedang membaca buku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesaat sampai di perpus, akupun melihat seorang siswa berkacamata duduk sendiri di meja paling pojok sedang membaca buku.

“Eh aku boleh duduk disini gak?” Tanya ku.

“Boleh ko, duduk aja.” Ujarnya.

Akupun mengerjakan tugas sambil ditemani dia ngobrol.

“Sering baca buku disini?” Tanya ku.

“Hahha, iya sering. Tiap jam kosong aku selalu nyempetin diri buat baca buku di perpustakaan.” Ucapnya.

“Oh ya? Terus buku apa yang kamu baca?” Tanya ku.

“Oh, yang satu ini buku tentang teknik volly dan yang satu lagi tentang bahasa pemrograman” Jelasnya.

“Oh kamu suka volly juga ya? Berarti kamu juga ikutan lomba volly dong bulan depan. ” Tanya ku sambil melanjutkan nulis.

“Hahha gitu deh. Eh by the way kita belum kenalan. kenalin ya, Aku Yata” Ucap dia sambil mengulurkan tangan.

Tiba-tiba aku kaget dan langsung menatap matanya.
“Apa kamu bilang, kamu Yata??  Si Ketua tim volly sekaligus si siswa populer ke -3 itu!!” Ucap ku dengan suara keras.

“Sstt ini diperpus, jangan berisik-berisik ngomongnya.” Ucap dia.

“Tapi benerkan? Aku gak salah denger?” Jelas ku.

“Hahha iya ko, kamu gak salah denger.” Ucap yata.

“Tapi bukankah harusnya sekarang kamu lagi diluar kota ya, ngikutin lomba bareng Tegar, Danzy, sama Nasha? ” Tanyaku.

“Iya, Harusnya gitu. Tapi waktu kemarin timku kalah di semi-final, jadi harus pulang duluan deh. Tapi kalo kak Danzy sama kak Nasha gak mungkin diragukan, skill mereka emang bisa diandelin. Pasti gak bakal ngecewain sekolah ini.” Jelasnya.

“Owh gitu ya. Iya salam kenal juga, Namaku euhh..” Bicaraku terhenti di tengah-tengah.

“Gak kamu kasih tau juga aku udah tau ko. Nama kamu Lia kan? Aku udah tau semua tentang kamu.” Ucapnya.

“Hhah? Kenapa bisa?”  Tanyaku sambil dibarengi rasa kaget.

“Aku udah tau semua masalah ini. Kak Nasha udah cerita waktu aku diluar kota bareng dia. Tugas aku sama kaya dito, yaitu jagain kamu. Btw tadi dito ngechat aku, dia bilang ke aku supaya cepet ke perpus untuk jagain kamu. Yaa,, mumpung aku lagi jamkos juga, jadi aku cepet lari ke perpus dan nungguin kamu. Tenang ko, nama kamu bakal aku rahasiain dari siapapun.” Jelasnya.

“Oh makasih deh. Tolong kerja samanya ya. Oh iya, kata kamu itu buku tentang pemrograman kan? Kamu suka sama pemrograman juga?” Tanyaku.

“Iya, selain jadi ketua tim volly, aku juga jadi ketua di eskul COMPUTER CLUB. Bahkan semua CCTV disekolah ini aku yang megang, yaa meskipun masih dibawah izin tegar. Oh iya, nanti lomba kelas kita satu tim kan? Kata dito kamu ikutan volly juga ya? Nanti sepulang sekolah sampe seterusnya mau gak latihan bareng aku sama anak-anak yang lain? Dito juga hari ini mulai latihan basket lagi buat persiapan Lomba bulan depan nanti.” Jelasnya.

“Oke deh, tolong bimbingannya ya.” Ucapku.

Dito pun datang menjemputku ke perpustakaan sambil berlari.

“Eh lia, kamu gapapa kan? Thanks ya Yata udah mau jagain si lia. Oh iya lia, kenalin ini yata. Orang yang aku ceritain kemarin.” Ucap dito.

“Ok. Seabis pulang sekolah, Kita latihan ya. Lu ikut juga kan dit?” Tanya Yata.

“Iya, gue udah lama gak megang bola basket lagi.” Jawab dito.

Bel Pulang pun tiba, kami latihan ditengah lapangan sekolah dengan lancar sampai hari menjelang maghrib.

“Eh udah mau malem nih, gimana kalau kita udahin dulu latihannya sampe sini.” Ucap dito kepada aku dan yata.

“Oke deh. Btw mumpung besok tanggal merah, gue mau kita bertiga ketemuan besok di Cafee perempatan jalan. Gue mau ngomong serius sama kalian” Ucap Yata.

“Tumben lu ngajak ketemuan, Mau ngapain?” Tanya dito.

“Ini semua menyangkut Lia. Intinya gini, Ada seorang bajingan yang selama ini diem-diem mantau Aulia dari jauh. Sekarang pun orang itu masih mantau kita dari lantai 3 gedung sekolah.” Jelas yata.

Kami pun melirik ke lantai 3 gedung sekolah...

~Bersambung

BAB SELANJUTNYA :
SI PENGUNTIT SIALAN

KAMU IDOLAKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang