Limit

766 131 11
                                    

"Nah... Anak anak, hari ini kita bakal belajar Materi baru LIMIT"

Ibu guru pun menjelaskan dengan saksama, murid murid Sekolah Besok Mimpi Darussalam menanti sembari menyangga dagu dengan mata setengah tertutup karena sudah jam terakhir

"Nahh.... Jisung.... Sekarang kamu baca pertanyaan yang saya tulis di papan tulis"

"Limit X mendekati dua"

"Pinter.... Nah... Jaemin jelasin tentang Limit kanan"

"Limit kanan adalah....*#*#*#)(£!)#/"-_;#)*(_-";£+*+#)#/_(_+;. Begitu buk"

"Haechan.... Jelaskan tentang Limit kiri"

"Limi kiri idilih.... Jiki ix mindikiti-"

"Hehh!!! Apaan begitu!!! Baca yang bener kek!!"

"Yi siyi bicinyi gini bik"

"Hapahhhh??? Gajelas deh"

"Buk buk..."

"Napa jen??"

"Si Haechan lidahnya kecetit buk"

"Kok bisa??"

"Kibinyikin mikin micin bik... Mimi siyi jidinyi mirih, digitik lidih siyi bik, simpik bingkik sibingkik miti kitirik"

Cengoh dah. Nasib baik ada Chenle yang mampu mengartikan bahasa Limit Haechan

"Kebanyakan makan Micin bu .. mama saya jadinya marah, digetok lidah saya buk,  sampek bengkak sebengkak mata katarak"

"Gini amat dah, punya murid... Pinter kaga, bikin sedeng tiap detik iya"

 Pinter kaga, bikin sedeng tiap detik iya"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Muncul... Dengan receh kegaringan dan ke kerispian ehe:)

•Tᴏᴍᴏʀʀᴏᴡ X Dʀᴇᴀᴍ•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang