"Biarkan orang orang itu pergi. Aku tidak peduli lagi." Suara berat dan besar itu menghentikan langkah dua orang yang hendak pergi dari ambang pintu.
Terdengar suara langkah kaki yang ringan namun terkesan Arrogant. Begitu dingin dan tajam, hingga dua orang itu tak dapat bergidik atau hanya sekedar berkedip.
Seketika timbul sebuah pikiran diantara mereka yang menatap langsung kearah pemilik suara."Ada apa? sepertinya anda memiliki siasat lagi" Ucap Salah satu dari mereka dengan satu alis yang sudah terangkat, dan tak lupa dengan seringai menakutkan yang ia pelajari dari tuannya.
"Seperti yang kau katakan" Pria itu berhenti tanpa ekspresi apa apa. Dua orang itu menatapnya dengan penuh tanya. Kapan tuannya akan mengubah ekspresi sulit itu.
Pria dengan nama ALFRED EDGAR SMITH, yang merupakan seorang Chief Executive Officer (CEO) di perusahan JPMORGAN CHESE & CO, Memandang ke arah luar dengan datar. Entah pikiran seperti apa yang ada dibenak Alfred saat ini. Tatapannya menyiratkan sebuah dendam kepada orang yang baru saja telah mempermainkan dirinya.
"Saya akan melanjutkan tugas saya." Lewin, yang adalah bawahan dari Alfred di perusahaannya berucap sambil sesekali menghembuskan asap rokok yang dia gunakan ke udara, hingga Alfred merasa sangat terganggu atas udara kotor yang baru saja ia hirup.
Beberapa bulan ini, Alfred selalu mencoba untuk tidak menghirup udara semacam itu, bahkan dirinya selalu menjauh dari hal-hal kotor seperti dapur saat pelayan sedang memasak, dan kamar tidur milik adiknya yang menurutnya sangat berantakan. Meskipun tidak ada gangguan yang akan datang jika dia mendekati tempat itu, namun Alfred merasa bahwa tempat seperti itu sangat tidak higenis.
"Beraninya kau, bodoh." Bentak Al dengan penuh penekanan di akhir katanya, sambil mengibaskan tangannya untuk mengindari asap itu.
Mendapat bentakan dari atasan, lewin terpaksa membuang batang rokok itu ke lantai tanpa memikirkan apa yang akan dia dapat setelah ini.
"Jangan bermain-main denganku. Pergi dari sini, Sialan" Ucap Al yang kali ini dengan suara pelan, namun jelas tersirat bahwa ada kemarahan dari sana.
Lewin menyengir dengan bodoh, dan langsung berlari ke arah garasi sesuai dengan apa yang diucapkan oleh tuannya.
Sekarang hanya ada Al dan seorang Bodyguard dari Belanda, namanya Harold.
Keheningan terjadi seketika. Alfred menginjak batang rokok yang tergeletak sesuka hatinya diatas lantai. Detik selanjutnya, tatapannya langsung terarah kepada Harold yang sejak tadi tidak berkata apa-apa."Har, bawa aku ke Cafe. Aku butuh ketenangan" Suruh Al dengan tatapannya yang sangat menusuk. Halord langsung mengangguk dan mempersiapkan Mobil untuk kendaraan mereka.
"Cafe seperti apa yang anda inginkan tuan?" Tanya Halord yang duduk di kursi kemudi. Tanpa menjawab, Al langsung mendudukkan dirinya dikursi. Karena tidak mendapatkan jawaban apapun, Harold akhirnya melajukan mobil hitam itu ke tempat yang Al inginkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Along with the Melody
Fanfiction28 februari 2020 [Teenfiction] [Action] Public setiap hari Kamis dan Minggu Deskription: "Aku telah memberinya keturunan. Aku ingin bertanggung jawab, dan ingin menikahinya" Melody terdiam sesaat tanpa berkedip atau hanya sekedar bergerak. Dirinya...