1

4.2K 201 6
                                    

Terimakasih untuk yg singgah dan membaca, terlebih untuk voment. Hehe

Happy Reading!

Aku duduk di ranjang menatap jendela menikmati senja yang terpancar dimana cahayanya melewati celah. Sudah dua hari terhitung ini aku di rawat di rumah sakit, dokter hanya memvonis aku kelelahan saja.

Tapi bukan hanya tubuhku yang lelah, faktanya hatiku juga lelah. Bukan hanya tubuhku yang sakit tapi hatiku juga turut sakit.

Ini menyedihkan! Pria yang kau cintai bahkan belum membesukku atau bahkan ia tidak tahu aku di rawat.

Bukan, hanya aku yang mencintainya tidak dengannya itu hal yang memenuhi pikiranku belakangan ini.

Suara dari luar terdengar, suara seorang lelaki yang ku rindukan seperti berdebat diluar.

Atau hanya perasaanku saja, mana mungkin dia di kota ini.

Tak lama terdengar suara debuman pintu dan grasak grusuk
"Ilyn.." panggilnya

"Maaf, nona tapi pria ini keras kepala dan menerobos saja" ucap Mark padaku, selaku pengawal pribadi yang di utus papaku. Oh aku ingin hidupku seperti orang lain, papaku hanya pengusaha bukan presiden!

Aku mengangguk tanda membiarkan dan membolehkannya masuk lalu Mark keluar dari ruangan inap VVIP itu.

"Hai, Ilyn.." pria ini yang selalu memanggil namaku dengan panggilan ini.

"Ada apa?" tanyaku langsung padanya

"Tidak ada, hanya memastikanmu benar sakit" jawabnya

Sungguh jauh-jauh dia datang dari Jakarta ke Bali dan melawan pengawal hanya untuk memastikan? Tidak dipungkiri aku senang ia datang.

"Baiklah, sekarang sudah tahukan. Boleh pulang kalau begitu" usirku

Aku mengambil tiang infusku untuk duduk di dekat jendela melihat dengan jelas ada apa di bawah sana.

Ia membantuku turun dari ranjang namun sebisa mungkin aku tidak terpengaruh, dan mendaratkan tubuhku pada kursi yang menghadap jendela itu.

Ku dengar ia berdehem singkat lalu berujar "Sebenarnya... Aku khawatir padamu"

Aku hanya diam, menunggu kelanjutan kata darinya karena dari nadanya masih ada yang ingin ia sampaikan.

"Setelah kamu meninggalkanku satu minggu ini, aku sadar bahwa aku mencintaimu"

Ungkapannya yang membuatku langsung berbalik ke arahnya seakan tak percaya.

"Aku memang naksir sama makhluk bernama Axcelio tapi bukan berarti aku bisa dipermainkan begitu"

Axcelio dengan cepat menggeleng "No, ilyn." tegasnya,

"Aku serius, mencintaimu" tambahnya

Aku terperangah mendengar itu, akhirnya makhluk dingin ini menyatakan cinta juga. Aku tahu, hatinya memang sedikit susah diluluhkan.

"Lalu?" tanyanya karena aku hanya diam, aku tidak tahu harus berkata apa lagipula dia hanya menyatakan saja tidak bertanya.

"Lalu?" ulangku

Dia berdecak "Kita nikah, ya?"

"Ha?" aku kaget dengar spontanitas

Dia tertawa lalu mendekat dan mengusap kepalaku dengan lembut lalu tersenyum, oh sungguh seyum yang melelahkan

"Oke intinya kita pacaran" putusnya, aku mengangguk antusias.

"Well. Sudah makan, nona?" tanyanya, aku menggeleng

Defisit (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang