Happy Reading!
Seperti ucapanku sebelumnya, kini aku sudah berdiri di depan rumahnya. Setelah memastikan Axcelio pergi bekerja dan Mark menungguku di mobil tentu saja.
Aku melihat gelang yang terpasang di tanganku, lalu memantapkan hati.Aku memasuki rumahnya, setelah dipersilahkan asisten rumah tangganya.
Ku lihat tante Marie membelakangi pintu, sedang duduk di taman belakang rumahnya menghadap ke arah kolam renang sambil menyesap teh dan membaca majalah.
Aku melangkahkan kaki mendekatinya, bagaimanapun aku tidak boleh kasar. Dia adalah wanita sama sepertiku dan ialah yang melahirkan orang yang kucintai, Axcelio.
Ah membicarakannya membuatku ingin berlari ke arahnya lalu memeluknya dengan erat.
"Tante" ucapku
Dia tidak menoleh masih tenang sambil membaca majalahnya dan berujar "Mau apa kamu kesini? Tidak tahu malu"
Aku menghela nafas merapalkan dalam hati bahwa niatku hanya meluruskan masalah dan akan segera pergi dari sini.
Aku tersenyum membuka gelang yang melingkari pergelangan tanganku kemudian meletakkannya di atas meja yang ada di depannya.
"Ini gelang yang Axcelio beri ke aku, Tante. Aku tidak bisa menemuinya untuk mengembalikan gelang itu, karena keinginan, tante" ku lihat ia menghentikan pergerakan membuka lembaran majalah dan menoleh padaku.
"Tidak, aku tidak menyalahkan tante. Hanya saja ini akan terasa lebih baik aku mengembalikannya pada tante. Dengan begitu, tante akan memberikan gelang itu pada orang yang memang berhak atas itu. Dan aku juga yakin Helena adalah orang yang tepat untuk Axcelio" tambahku lalu tersenyum, bahkan tante Marie tidak mengatakan satu katapun.
Karena merasa tidak ada ucapan apapun aku mulai berbalik melangkahkan kaki, hingga langkah kedua aku teringat akan sesuatu aku kembali berbalik berbicara pada tante Marie.
"Mm.. Mengenai aku anak yang manja, tante benar. Aku anak yang manja. Maaf jika sempat merepotkan anak tante, dan aku juga tidak menyesal menjadi seperti ini.
Dari kecil, aku sudah dibesarkan dengan penuh perlindungan. Hidup serba berkecukupan, apapun yang aku mau selalu dipenuhi oleh papa dan kakakku. Hingga aku tumbuh dengan rasa ini, menurut tante, apa aku salah memiliki sikap begini? Dan apakah anak manja seperti aku tidak boleh mencintai orang lain?" Tante Marie diam, masih sama tidak meresponku, kurasa beban yang kusimpan sudah ku keluarkan dengan mulus pada tante Marie. Merasa cukup aku melanjutkan ucapanku "Aku pamit, Tante" lalu melangkahkan kakiku keluar dari rumah itu.
Memasuki mobil dan menyuruh Mark melajukan mobilnya menuju bandara, setetes air mataku mengalir. Ini menyakitkan.
Mark mengangsurkan tissu padaku, yang langsung kuterima lalu ia berucap.
"Nona, mau makan es cream di kedai es di depan sana? Keberangkatan kita masih tiga jam lagi"
Aku menimbang sebentar sepertinya itu tidaklah buruk lalu membalasnya "Boleh".
Setelah duduk di tempat yang view nya nyaman sambil menyantap es krim seorang lelaki duduk menghampiriku, "Sendirian saja?" ucapnya
Aku mendongak mendapati pria lama yang menjadi sahabatku sewaktu SMA "Arion?" ucapku dengan tersenyum dan dibalas dengan senyuman juga
Arion ini begitu tampan dan ia juga pintar "Apa kabar, Fae? Lama tidak bertemu"
"Beginilah. Sakit tidak berdarah" candaku, dan menyuapkan lagi es krim ke dalam mulutku, ia mengernyit yang langsung ku alihkan pembicaraan
KAMU SEDANG MEMBACA
Defisit (END)
ContoCerita Lengkap dan sudah tamat. Trailer ada di dalam cerita Faelyn, seorang gadis manja bertemu dengan pria dingin tak berperasaan bernama Axcelio. waktu mempertemukan mereka membuat benih cinta tumbuh. Namun kisah mereka terhalang restu ibunda pria...