Typo harap maklum.
Happy Reading!
Dua hari berlalu selain Axcelio yang pergi ke luar kota untuk urusan proyek, dan sejak itu pula aku mengabaikan panggilan maupun pesan yang dikirim Axcelio.
Hari pertama aku habisakan dengan pergi ke salon lalu maraton Lakorn, drama Thailand yang berjudul O-Negative series.
Hari kedua penuh kejutan, dimana Helena datang ke rumahku mengajakku berjalan-jalan karena calon suaminya itu yang bernama Axcelio pergi. Anehnya aku merasakan hal baru berjalan dengannya.
Bagaimana tidak, dia mengajakku berkeliling dari naik kereta api, bus kota hingga becak yang mana berdesak-desakkan hingga menghirup asap dan abu. Pengalaman pertama untukku naik kendaraan umum, lalu dia juga mengajakku berbelanja di pasar tradisional membeli ikan hanya untuk digoreng dan dimakan dengan saus sambal yang ia buat kemarin malam, kalau jujur rasanya tidak buruk.
Biar bagaimanapun, ia memberikan pengalaman baru untukku dan aku berterima kasih untuk hari itu.
Dan ini sudah terhitung seminggu aku mengabaikannya Axcelio. Setelah kepulangan Axceliopun Helena tak pernah menemuiku.
Dan Axcelio berulang kali mencoba menemuiku namun aku memerintahkan mereka, Mark dan pembantu di rumah untuk tutup mulut dan tidak akan pernah membiarkan dia untuk menemuiku lagi.
Tidak dapat disangkal, ucapan ibunya cukup membuatku terpukul akan ini.
Kini aku sedang berada di taman bersama Mark di belakangku, duduk termenung sambil memerhatikan orang yang ada di taman.
Ingatanku memutar kembali pada kejadian sesaat sebelum aku sampai di taman ini, pertemuanku dengan Helena. Iya, wanita itu mengajakku untuk bertemu di sebuah cafe yang letaknya tak jauh dari taman ini.
"fae, aku tahu sebenarnya kamu pacaran sama Axcelio,kan? Tante Marie sudah bercerita, tanpa diberitahu aku juga dapat melihatnya" aku hanya diam menunggu kelanjutan ucapannya
"Putusin dia ya. Aku mohon. Aku sungguh mencintainya" ucapnya yang membuatku semakin tak karuan.
"Kau pasti tahukan? Sedari kecil kami selalu bersama. Dan aku yakin, dia juga mencintaiku hanya dia tidak menyadarinya. Berkat dirimu, mungkin itu seperti euphoria saja untuknya. Lagipula bukankah ibunya tidak setuju denganmu, lalu untuk apa lagi kau mempertahankan hubungan yang sudah pasti takkan berhasil?"
Benar, ucapannya seperti pukulan telak yang tak bisa ku balas. Dan sialnya itu sungguh menyakitkan untuk ku dengar. Tidak ada satupun kata yang kuucapkan, aku hanya mendengarkan sedara termangu.
Lalu dia membereskan barangnya bersiap untuk pergi dari hadapanku sebelum berkata "Aku akan bertemu dengannya dan cobalah lihat kami di taman dekat ini. Lalu simpulkan sendiri bagaimana perasaan kami"
Aku melihat interaksi antara Axcelio dan Helena disana, tampak jelas bahwa Axcelio memang menghindari kontak fisik dari Helena, dan juga sepertinya membantah atas apa yang dilakukan Helena. Namun tidak dipungkiri, tampak binar kepedulian disana.
Apa kini aku kalah? Sehingga aku harus merelakannya untuk perempuan lain. Mungkin ada benarnya perkataan Helena, untuk apa mempertahankan sesuatu jika aku sudah tahu pasti akan kalah.
"Mark" panggilku, aku butuh teman.
"Iya, nona"
"Duduklah" pintaku menyuruhnya duduk di sampingku dan ia langsung menurutiku. Selama ini aku salalu menyuruhnya memanggil namaku tanpa kata 'nona' namun ia terlalu konsisten. Dan satu hal, kami juga seperti teman karena aku tahu dia juga manusia yang terkadang jenuh akan pekerjaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Defisit (END)
Short StoryCerita Lengkap dan sudah tamat. Trailer ada di dalam cerita Faelyn, seorang gadis manja bertemu dengan pria dingin tak berperasaan bernama Axcelio. waktu mempertemukan mereka membuat benih cinta tumbuh. Namun kisah mereka terhalang restu ibunda pria...